Kepadamu ,
Aku menggoreskan sebongkah aksara yang tak bermakna ...
Kepadamu ,
Aku menuturkan abjad abjad yang tersusun rapi namun tak berdaya dihati ...
Kepadamu ,
Aku menitikkan tinta tinta jingga di lembaran putih bersemburat abu abu ...
Kepadamu,
Aku menenunkan serat pandan hijau dengan benang sutra yang tak ternilai harganya ...
Kepadamu juga ....
Ku tuliskan bayangan asa diatas beningnya tirta yang tak akan terlihat oleh maya ...
Semu ...
Tapi bukan karna semu yang tak mampu dirasa ...
Bukan karna semu yang tak bernada ....
Bukan pula karna semu yang tak bernyawa ..
Aku hanya takut menancapkan belati pada jantungmu sebelah kiri ...
Aku takut menodai ketulusan hatimu yang kau berikan untukku ...
Aku hanya sebuah boneka kain perca yang terbungkus dalam kotak kaca ...
Yang hanya mampu kau pandang dari kejauhan ...
Hanya mampu kau tatap dan beri senyuman ...
Jangan pernah sekali kali pecahkan kacanya ...
Itu akan membuatmu terluka ...
Itu akan membuatmu meradang dan sakit jiwa ...
Biarkan saja aku tetap dalam kaca ...
Pandangi saja aku yang ada di dalamnya ...
Aku akan memberi senyum kepadamu ... setulus yang aku mampu ....
Akan ku tunjukan kepadamu betapa mempesonanya diriku dalam pandanganmu ...
Akan ku tunjukan pula betapa bahagianya aku ketika aku menjadi pemandangan indah untukmu ...
Nikmati saja apa yang ada di matamu saat ini ...
Tapi jangan bawa hatimu merasakannya ...
Jangan kau hanyutkan raga dan asamu yang terlalu tinggi untuk memilikiku ..
Aku takut menyakitimu ...
Tapi aku juga tak mau kau mengalihkan padanganmu dariku ...
Itu menyakitkan untukku ...
Pandangi saja aku ...
Tersenyumlah kepadaku ...
Dan berdoalah ...
Semoga yang memiliku memberiku kepadamu.... dan mengijinkanmu membuka kotak kaca itu ....
Aku menggoreskan sebongkah aksara yang tak bermakna ...
Kepadamu ,
Aku menuturkan abjad abjad yang tersusun rapi namun tak berdaya dihati ...
Kepadamu ,
Aku menitikkan tinta tinta jingga di lembaran putih bersemburat abu abu ...
Kepadamu,
Aku menenunkan serat pandan hijau dengan benang sutra yang tak ternilai harganya ...
Kepadamu juga ....
Ku tuliskan bayangan asa diatas beningnya tirta yang tak akan terlihat oleh maya ...
Semu ...
Tapi bukan karna semu yang tak mampu dirasa ...
Bukan karna semu yang tak bernada ....
Bukan pula karna semu yang tak bernyawa ..
Aku hanya takut menancapkan belati pada jantungmu sebelah kiri ...
Aku takut menodai ketulusan hatimu yang kau berikan untukku ...
Aku hanya sebuah boneka kain perca yang terbungkus dalam kotak kaca ...
Yang hanya mampu kau pandang dari kejauhan ...
Hanya mampu kau tatap dan beri senyuman ...
Jangan pernah sekali kali pecahkan kacanya ...
Itu akan membuatmu terluka ...
Itu akan membuatmu meradang dan sakit jiwa ...
Biarkan saja aku tetap dalam kaca ...
Pandangi saja aku yang ada di dalamnya ...
Aku akan memberi senyum kepadamu ... setulus yang aku mampu ....
Akan ku tunjukan kepadamu betapa mempesonanya diriku dalam pandanganmu ...
Akan ku tunjukan pula betapa bahagianya aku ketika aku menjadi pemandangan indah untukmu ...
Nikmati saja apa yang ada di matamu saat ini ...
Tapi jangan bawa hatimu merasakannya ...
Jangan kau hanyutkan raga dan asamu yang terlalu tinggi untuk memilikiku ..
Aku takut menyakitimu ...
Tapi aku juga tak mau kau mengalihkan padanganmu dariku ...
Itu menyakitkan untukku ...
Pandangi saja aku ...
Tersenyumlah kepadaku ...
Dan berdoalah ...
Semoga yang memiliku memberiku kepadamu.... dan mengijinkanmu membuka kotak kaca itu ....