"Hari ini hari terakhir aku melihatmu , 21 september 2015 , dan tepat hari ini , aku mencoba untuk menghapus memori tentangmu , satu per satu. meski masi belum bisa , hahaha aku terlalu memaksakan diri.Tapi sudahlah ... ini sudah takdirku untuk meninggalkanmu, sudah takdirku untuk tidak berjodoh denganmu.Aku ingin mengutarakan isi hatiku malam ini , iya kepadamu si mata elangku, kepadamu sebongkah senyum manis yang aku idamkan. Masi seperti biasa aku masi gugup ketika memandang wajahmu, aku masi bergetar ketika melihat senyum dan tatapanmu. begitupun ketika aku mendengar suaramu. ada rasa nyeri yang menjalar di dadaku sebelah kiri, ada belati yang mencabik halus di dalam sana. perih? iya sangat perih ... perih sekali ... pedih? sangat... masi ingat bagaimana kau di tinggalkan perempuanmu dulu? masi ingat ketika kau dilarang berhubungan dengan orang yang kau cintai? sama... aku merasakan hal yang sama, bahkan aku merasakan hal yang jauh lebih sakit dari apa yang kau rasakan dulu,Aku harus memaksa diriku sendiri , membunuthnya secara sadis, tanpa aku harus bertanya kepada hatiku, siap atau tidak aku melukainya.
sudahlah ... aku mulai sadar, menyadari ... anganku bersamamu, inginku bersamamu , itu hanya semu... tak akan menjadi nyata. kau bukan milikku, Allah tidak menulis di yaumul mahfud dulu bahwa aku bersamamu, tulang rusukmu yang hilang sebelah kiri itu , juga bukan diriku .... aku menyadari ... ku sadari setiap detiknya, ku sadari setiap aku mengingatnya. sudahlah ... setidaknya aku bahagia, pernah memilikimu, pernah memeluk tubuhmu, pernah menyetuh setiap jengkal dari tubuhmu. meski hanya beberapa jam ... meski hanya persekian perdetik, tapi aku bahagia, sangat bahagia, iyaaaa akuuu bahaagia... meski sekrang aku menangis darah dan nanah dan meronta kepadamu , aku yakin kau tak akan peduli dengan hal itu . tapi setidakny aku hanya ingin berpamitan kepadamu , aku ingin pergi jauh ... jauhh sekali ... jauh darimu... bolehkah aku pergi? hahah terlalu bodoh aku bertanya kepadamu, kau juga tak akan perduli. iya aku mengerti ... sangat mengerti . bukankah aku wanitamu yang paling pengertian?? bukankah aku wanitamu yang paling mengerti apapun maumu? bukankah aku juga wanita yang kau idam idamkan?? tapi sudah berakhir ... kisah ini sudah selesai, sudah taaamaaaatt .... tak ada kelanjutan yang harus di harapkan .. tak ada ...
sakit hatiku ini rasanya sudah membuatku sedikit gila... menangis sendirian di pojok kamar, meronta lirih tengah malam, menyemprotkan parfum yang sangat aku hafal agar aku mampu tidur pulas meski tanpamu. itu menyakitkan!!!!! tapi kau tak penah peduli tentang itu ... sudahlah ... aku hanya ingin memberimu ini untukmu, mungkin jika kau membacanya,.. aku sudah pergi ... iya .. aku pergi untuk selamanya, tanpamu...
aku hanya ingin berpesan kepadamu kekasihku, aku ingin mendefinisikan cintaku yang tak penah tersampaikan kepadamu,cinta yang tak penah mampu kau definisikan kepadaku, meski hanya itu sebuah kebohongan, tapi menurutku , "cinta adalah caraku bercerita mengenai dirimu ,caraku menatap kepergianmu dan caraku tersenyum ketika menatap indah wajahmu "
ku tutup surat Aira yang telambat datang kepadaku, surat yang seharusnya di baca Pradita yang entah sampai saat ini aku tak tau dia dimana.Surat terakhir untuk laki - lakinya yang tidak penah tau seperti apa isi hati Aira selama ini.Semoga dia akan mengerti dengan seiring berjalannya waktu.