seperti kata sapardi djoko damono dalam puisinya
tapi,
aku bukan lagi belibis manis seperti sajak rendra...
kini,
aku menjadi binatang jalang cermin chairil...
masih layakkan aku menyeka air mata...?
jika dengan air mataku mampu menyeka rasa haus amarahmu....
maka minumlah darahku..
makanlah jantungku...
aku akan memberikannya untukmu...
sebagai rasa bersalahku dan agar kau merasa impas atas dosaku....
tapi...
sepertinya tidak begitu...
tidak dengan begitu kau mengimpaskan aku menjadi diriiku...
kau mengimpaskan aku dengan rasa bersalahku seumur hidupku....
aku bercermin dalam kebusukan.
betapa busuk dan berbangkai...
tak ada jalan untuk kembali
tak ada ruang lagi....
ini penjara dalam hidup
seperti ini rasa mati segan hidup pun tak mau
seperti aku dalam dirimu
menjadi durhaka dalam citra
pencitraan dalam sebuah sendra
cerita hanya berbeda...
kini kau pandawa dan akulah kurawa
kini kau rama dan akulah rahwana
hidup memang suka membalik-nalikkan cerita
hidup terlalu mudah memutar-mutar cawannya...
sesekali menuang madu lalu sesekali pula menuang racun...
ingin ketika teracuni sekali itu langsung mati...
menyusul cinta dalam kebakaan yang lama telah kukuburkan
di makam belibis manis...
di nisan rajawali...
d i atas pusara hidup kala menenancapkan pisaunya.....
0 komentar:
Posting Komentar