Aku menulis surat kepadamu lagi ., maaf jika aku berlebihan
, tapi ... setidaknya ini membuatku lega untuk mencurahkan hatiku , entah
kegalauanku sendiri atau memang otak kananku bekerja lebih keras daripada otak kiriku , masi saja
aku terbuai dengan anganku tentang sosok tentangmu. Tentang tatapan matamu ,
tentang sentuhan tanganmu, tentang ciuman keningmu , itu semua menjadi kenangan
yang terpatri dalam memoriku saat ini , melukiskan kata kata untukmu itu
seperti melukis diatas air , tak akan mampu terbaca , tak akan mampu kau rasa,
dan tak akan kau lihat ....
setidaknya aku menyadari tentang apa yang aku katakan dalam sebuah bingkai. Ketika
aku menangis , aku masi bimbang apa yang aku tangiskan , ketika aku bahagia aku
sadar jika aku bahagia karena kau menyapaku dengan kedua jemari tanganmu , kau
memanggil namaku. Aku benar benar takut jik aku mencintaimu ... aku takut masuk
dalam lubang yang sama ... sudah ku katakan aku tak akan kembali ke masa itu
... aku tak punya hati lagi untuk ku beri ... aku tak punya asa dan angan masa
depan kepadamu lagi ...
aku akan memberikan seutuhnya kepada satu satunya tiang yang aku punya , satu tiang yang tidak akan pernah lupa memberikan kasih sayangnya kepadaku , meski tubuhku sudah menjadi abu ....
aku akan memberikan seutuhnya kepada satu satunya tiang yang aku punya , satu tiang yang tidak akan pernah lupa memberikan kasih sayangnya kepadaku , meski tubuhku sudah menjadi abu ....
Cintaku ini hanya ilusi yang tak akan terpenuhi seperti
janji para merpati , jika aku satu satunya perempuan yang ada didunia , aku tau
, aku adalah satu satunya wanita tolol yang mengharapkanmu , datang untuk
mempersuntingku, kau tak akan melakukan itu padaku, aku tidak ada sejengkal
bahkan seujung kuku wanita idamanmu , harus berapa lama ,kau menyiksaku dengan
pengharapan palsu yang kau berikan kepadaku? Kurang setia manakah aku
menunggumu? Kurang cantik apa aku merubah semua penampilanku? Dan kurang ku
korbankan seperti apa hatiku yang telah ku berikan semua kepadamu ? rasanya
ingin semua kata kata ini ku suntikkan di otakmu, agar kau mampu mengerti isi
hatiku yang paling dalam ... isi nadiku yang stiap detik hanya menyebut namamu,
setiap getaran gelombang otakku yang hanya aku gunakan untuk berimaginasi hidup
bersamaku. Aku hanya kau peralat sebagai alat yang kau gunakan untuk membuatmu
bahagia? Aku tak lebih dari badut fantasi yang kau datangi ketika kau jenuh
dengan pikiranmu? Dengan rutinitasmu? Kau egois .... kau makhluk egois yang
pernah aku temui ...