RSS

Kepada Senja

Aku menulis surat kepadamu lagi ., maaf jika aku berlebihan , tapi ... setidaknya ini membuatku lega untuk mencurahkan hatiku , entah kegalauanku sendiri atau memang otak kananku bekerja  lebih keras daripada otak kiriku , masi saja aku terbuai dengan anganku tentang sosok tentangmu. Tentang tatapan matamu , tentang sentuhan tanganmu, tentang ciuman keningmu , itu semua menjadi kenangan yang terpatri dalam memoriku saat ini , melukiskan kata kata untukmu itu seperti melukis diatas air , tak akan mampu terbaca , tak akan mampu kau rasa, dan tak akan kau lihat ....
setidaknya aku menyadari tentang apa yang aku katakan dalam sebuah bingkai. Ketika aku menangis , aku masi bimbang apa yang aku tangiskan , ketika aku bahagia aku sadar jika aku bahagia karena kau menyapaku dengan kedua jemari tanganmu , kau memanggil namaku. Aku benar benar takut jik aku mencintaimu ... aku takut masuk dalam lubang yang sama ... sudah ku katakan aku tak akan kembali ke masa itu ... aku tak punya hati lagi untuk ku beri ... aku tak punya asa dan angan masa depan kepadamu lagi ...
aku akan memberikan seutuhnya kepada satu satunya tiang yang aku punya , satu tiang yang tidak akan pernah lupa memberikan kasih sayangnya kepadaku , meski tubuhku sudah menjadi abu ....
Cintaku ini hanya ilusi yang tak akan terpenuhi seperti janji para merpati , jika aku satu satunya perempuan yang ada didunia , aku tau , aku adalah satu satunya wanita tolol yang mengharapkanmu , datang untuk mempersuntingku, kau tak akan melakukan itu padaku, aku tidak ada sejengkal bahkan seujung kuku wanita idamanmu , harus berapa lama ,kau menyiksaku dengan pengharapan palsu yang kau berikan kepadaku? Kurang setia manakah aku menunggumu? Kurang cantik apa aku merubah semua penampilanku? Dan kurang ku korbankan seperti apa hatiku yang telah ku berikan semua kepadamu ? rasanya ingin semua kata kata ini ku suntikkan di otakmu, agar kau mampu mengerti isi hatiku yang paling dalam ... isi nadiku yang stiap detik hanya menyebut namamu, setiap getaran gelombang otakku yang hanya aku gunakan untuk berimaginasi hidup bersamaku. Aku hanya kau peralat sebagai alat yang kau gunakan untuk membuatmu bahagia? Aku tak lebih dari badut fantasi yang kau datangi ketika kau jenuh dengan pikiranmu? Dengan rutinitasmu? Kau egois .... kau makhluk egois yang pernah aku temui ...

0 komentar:

Posting Komentar