RSS

SERPIHAN PUZZLE DI BULAN SEPTEMBER

Dia datang dengan senja yang berwarna merah bata
Menjelma seperti hujan yang tiba tidak pada waktunya
Berhembus dalam pekat angin yang berhembus sepoi
Menerpa dari sela- sela dedauan yang malu dengan dengan doa yang tak kunjung datang
Doa tentang hujan untuk tak membasahi ujung dari ranting yang mengering
"Kau datang?"bisikku dalam hati
Menatapku dengan tatapan mata yang tak wajar seperti biasanya
Seperti halnya aku ,
ku tanya "siapa namamu?"
Pandangmu bening di permukaan telaga dengan rindu yang mendalam
Tetapi jangan saja kita bercinta
Jangan saja aku mencapaimu dan kau padaku menjelma
Bayangan air yang memantul itu sama
Seperti cermin yang memantulkan langit dengan birunya lautan
 Atau tunggu sampai angin melepaskan selembar daun
Dan jatuh di telaga: pandangmu berpendar, bukan?
Cemaskah aku kalau nanti air hening kembali?
Cemaskah aku kalau gugur daun demi daun lagi?
Hingga aku tanya kembali "Siapa namamu?"

DELAPAN SEPTEMBER DUA RIBU EMPAT BELAS

Aku menghela nafas panjang , menatap cermin yang memantulkan kembaranku yang sedang memakai jilbab berwarna hitam, berduka , iya ... hari ini aku sedang berduka , duka dalam yang telah kukubur jauh jauh hari , luka dalam yang sudah ku buang jauh jauh bertahun tahun yang lalu, tapi hari ini aku menguaknya dari bibirku sediri, ku sematkan peniti emas dalam jilbabku, ku tata jilbabku dan ku benahi agar terlihat rapi, ku usap air mata di pipiku, dan menempelkan bedak untuk menyamarkan wajah sembabku, aku tak pergi krumah duka, tak ada yang kehiilangan keluarganya , aku juga tak pergi ziarah hari ini, karena kau tau , hari ini malam senin, dan aku tak punya banyak nyali untuk pergi ke kuburan malam malam , tapi aku pergi mengeksekusi mati harga diriku yang sudah ku bangun jauh jauh hari ,aku akan merobohkan bangunan gedung yang ku bangun kokoh,dan akan ku hantap dengan sebongkah batu yang  maha dasyat hingga rata dnegan tanah, aku pergi untuk menancapkan belati di dadaku sebelah kiri, dan merobek hati orang lain yang baru saja menempatkan hatinya kepadaku.
 Ku sematkan bross berwarna putih di sebelah kiri atas dadaku, aku menghela nafas panjang , seharusnya aku bahagia hari ini , di jemput anak laki laki yang di setujui mamah, pergi berdua dengannya , tapi entahlah pikiranku sedang menyembunyikan perasaan yang berkecamuk luar biasa di dalam benakku, setanpun sudah berdesisi kegirangan di telingaku. Ku coba untuk tenang , dan mencoba membuat semua akan baik baik saja, semua akan baik baik saja jika ... aku berkata dengan sejujurnya, hal buruk yang harus aku katakan , kesaksian yang harus aku ucapakan sembelum semuanya terlambat, sebelum semuanya akan hilang menjadi kenangan yang lebur dan hilang.
Tapi setidaknya aku yakin dalam benakku yang paling dalam ,Dia tau ... Dia maha tau seperti apa kehidupanku, seberapa beratnya apa yang sudah aku alami,meski aku tau semua ada batas dan porsi tertentu untuk masalah ini, jangan bandingkan aku dengan wanita yang banyak sekali di luar sana, jangan sama kan aku dengan mereka yang kau pandang rendah di matanya, jika aku bisa, akan ku putar waktu dan aku tak memilih jalan ini untuk ku jalani , katakan kepadaku apa yang harus aku lakukan , agar aku mempu bernegoisasi dengan Nya, untuk menukar hidupku? Jawab pertanyanku sekarang. . beri jawaban bagaimana aku mampu untuk hidup kembali dan menatanya seperti yang kalian mau? Ha? Jawab aku sekarang ... aku sudah mencoba untuk menjadi wanita baik , aku sudah mencoba menjadi yang apa kalian minta ... tidakkah cukup dengan sekarang aku memaikan rasaku, menurunkan egoku? Melepaskan seluruh obsesi dan angan angan kebahagianku yang tersusun rapi tapi tak akan terealisasi? Ayolah ... aku juga manusia yang patut kau hargai pendapat dan keinginan hatinya, harus aku bersandirwara dengan tawaku? Dengan menyembunyikan kesedihanku menyembunyikan luka yang tak akan hilang bekasnya?aku mengerti jika aku salah , aku salah menambatkan hati kepada laki – laki yang tak mengerti seberapa jauh anganku , yang tak mengerti seberapa usahaku untuk menjadikannyya laki laki yang dapat di pandang mamah sebagai plihan yang tepat untukku, tapi ini sudah terlanjur., aku sudah menjalaninya, mungkin . . jika kau mundur , ada seseorang luar biasa yang akan menerimaku apa adanya , tanpa merasa itu sebuah beban yang harus di tanggung seperti meimikul batako dan berenang mengarungi samudra hindia.
Aku penah menanyakan kepada mereka , apa pentingnya hal itu untuk kehidupannya, jawaban mereka , “ aku tidak peduli seperti apa kondisinya, selama aku benar – benar mencintainya” dan aku akan selalu ingat kata – katanya itu. dan sejak saat itu , aku mulai mengahargai diriku sendiri, aku mulai memandang bahwa aku punya masi punya derajat yang sama untuk disamakan dengan wanita lainnya,
Aku percaya Tuhan maha Adil , ini pun sudah skenarionya yang menjadikan aku seperti ini , menjadikanku wanita yang rendah hati dan mencoba introspeksi diri, dan mungkin ini adalah jalan ... untuk aku bisa menemukan dan memilih laki – laki mana yang benar – benar tulus , menerima segala cacat dan kekuaranganku seutuhnya .jika kau tak bisa menerimaku , aku yakin , ada 1 laki –laki yang tak penah pernah menghiraukan itu , tak akan memperdulikan itu , dan tetap ingin bersamaku , tanpa syarat yang harus aku penuhi  J