ku lihat jam tanganku pukul 10 .00 tepat , hari ini aku ada acara untuk berziarah ke makam ,makam seorang guru lama , ya ... tak ada kata mantan untuk guru kan? tapi dia terlebih dulu untuk pergi ..., tapi suatu saat aku akan menyusulnya, pasti ... meskipun aku tak tau kapan, tapi pasti ... aku akan kesana.
ku lajukan sepeda motorku, aku beserta putra laki lakinya, tepatnya putra bungsu dari almarhum,mengantarkanku kemakam , tapi sebelumnya, ternyata aku diajaknya kerumah, masi panas katanya jika jam segini pergi ke makam , katanya makamnya juga tak jauh dari rumah,
"uda bawa bunganya dek?"
" ada mas ... "
"sekarang? " tanyaku untuk memastikan sembari mematikan mesin sepeda motor
"nunggu redup dulu, masuklah ... "
ku masuki rumah sederhana itu, pelatarannya luas , ada pohon mangga cukup besar dan rindang di depan, warna catnya hijau,serasi,perabotannya tertata rapi , memang seperti rumah seorang guru , beberapa kali ku bandingkan dengan rumah yang pernah ku kunjungi , hawanya memang berbeda.
" duduklah dulu , anggaplah rumah sendiri "
aku tersenyum " sendirian mas?"
" gak .. bapak dibelakang, mbak juga ada ..." jawabnya sambil berlalu
" owh ... " aku hanya mendeooh dan mengambil tempat duduk,
ku pandangi sekeliling ruangan ada 2 lampu kristal di atasnya, aquarium kosong ukuran sedang di pojok ruangan , yang menarik pandanganku, sebuah bingkai foto , seperti foto ktp berbackground merah, dan wajahnya familiar, 8tahun lalu , wajah itu masi melekat dalam fikiranku, wajah sabarnya ... itu yang kurindukan.wajahnya keibuan.
beberapa menit kemudian , dia datang membawa dua cangkir teh ,berwarna putih ,dengan tutupnya yang berwarna hijau. ku pandangi sekilas,sedikit wagu kalo melihatnya , seorang anak laki laki senakal dia , membawa nampan dengan dua gelas teh hangat, meskipun tau tak cocok meminum teh panas dengan cuaca seperti ini,tapi membuatkannya untukku saja itu suda luar biasa.
"ini teh perdana yang aku buat sendiri, diminum" sembari meletakkan cangkir teh itu di meja tepat di depanku, tak lama kemudian sosok laki - laki paruh baya datang, wajahnya mirip, seperti versi tua dan muda saja. kami mengobrol, mengobrol tentang dunia kerja , wilayah daerah sampai tentang kader kader yang pernah menduduki kewilayahan , tapi beberapa saat beliaupun berlalu, membersihkan kandang marmut alasannya, aku hanya mengiyakan ,
hening sesaat tapi tetap mengobrol seperti biasa,aku suda mengenalnya ketika aku duduk di bangku smp, tepatnya kelas 1 smp, ya ya .. dia kakak tingkatku dulu, tapi kami akrab juga setelah acara wisuda kemarin, itupun juga tak sengaja. dan bagaimana aku bisa terdampar dan sampai kesini, ada sesuatu yang meengusiku, entahlah , keinginanku sejak aku umur 11 thn dulu ,aku ingin berziarah , karena dulu aku tak sempat bertakziah. eh ... dan ternyata baru sekarang terealisasikan.
" diminum ... keburu dingin"
"eh iya mas ..."
"sekarang uda tau rumahnya kan?" tanyanya sembari mengambil putung rokok jarum supernya dengan korek api berwarna merah, ini alasanya kenapa aku suka laki laki bila sedang merokok, terlihat aura laki-lakinya kalo aku bilang, aku sering terpesona, hahaha tapi semoga saja kali ini tidak
" hahaha iya .."
"jaaauuh banget ya?" katanya sembari bergumam dengan bibirnya dijejali sebatang rokoknya. aku hanya tersenyum dan mengangguk,sembari melihat sekeliling halaman rumah.
" banyak juga ya orangnya disini?"
"maksudmu? didesa seterpencil ini?"
"iya ... semuanya asing "
"hahaha , itu kamu saja yang terlalu katrok tak pernah keluar dari rumah, mungkin kalo dibandingkan, ayam sama kamu, masi jauhan ayam jalan - jalannya"
aku hanya mencibir mendengar ocehannya,
"terus saja kau meledeku, memang aku sperti itu , mau apa?mungkin memang mamahku tak mau jika aku jadi hitam"
"hitam?? memang sekarang kau putih?"ledeknya dengan tertawa terbahak bahak.
"suda?? kalo suda diamlah ... aku tak suka tertawamu..."jawabku sedikit jengkel,
memang jengkel, gondok lebih tepatnya, bukan karena gak suka dibilang hitam, tapi dia selalu meledeku dengan kata- kata yang tidak enak didengar, aku tau dia tak bermaksud seperti itu, tapi aku tak suka ... mungkin karena selalu terbandingkan dengan mbak , yang tak pernah ada habisnya. akhirnya kamipun mengobrol membahas yang memang sbenarnya tak jelas untuk dibahas, aku sedikit sulit berkomunikasi dengannya,tak ada titik temunya aku rasa, ya mungkin karena yang kita bahas hanya ledek meledek saja,
ku lihat jam tangan, suda jam 11 lebih 35 menit,
"sekarang saja mas, aku harus cepet cepet pulang" kataku,
"ayok ... jalan kaki atau naek motor aja?"
" naek motor aja, jauh gak si?"
"enggak , deket kok ... " jawabnya.
kamipun pergi ke makam .. dalam perjalananpun aku hanya diam dan menikmati pemandangan asing yang baru pertama kali ku lihat ini.
"masi jauh ya?"baru saja ku katupkan bibirku, ternyata kami suda sampai, hawa asing itu menyergap dan benar benar damai ... sepi .. ketika ku masuki pelataran rumah masa depan itu,
wangi wangian kembang, dan bau kamboja berdesalan untuk masuk ke hidungku, ku ucap salam dengan wajah tegang.
"itu ... " katanya sembari menunjuk nisan yang bertuliskan nama almarhum.
"owh ini ..."
"mas gak ikut doa?"
"tak usa ... " jawabnya sambil berlalu masi sibuk dengan puntung rokoknya spertinya
"eh ? bisa baca doanya kan?"
" ya jelas lah . gak usa ngeledek deh ..." jawabku kesel
" hahaha ..."
dengan basmalah, akupun duduk di samping makamnya, duduk bersimpuh dan menengadahkan tangan, dan ku mulai membaca bacaan sebisanya, ya paling tidak ini yang di ajarkan mama dan guru TPA.
kuakhiri dengan usapan kedua tangan diwajahku, bunga duka dan berwarna merah merekah itu bertaburan diantara nisan yang menyekatnya , ada rasa afdol dan lega dalam dada , entah mengapa...
ku sudahi dan ku beranjak pergi ... aku telah memenuhi keinginan dan janjiku yang tertunda dulu... akhirnya ...akhirnya dan akhirnya .... suda berakhir ...
ku lajukan sepeda motorku, aku beserta putra laki lakinya, tepatnya putra bungsu dari almarhum,mengantarkanku kemakam , tapi sebelumnya, ternyata aku diajaknya kerumah, masi panas katanya jika jam segini pergi ke makam , katanya makamnya juga tak jauh dari rumah,
"uda bawa bunganya dek?"
" ada mas ... "
"sekarang? " tanyaku untuk memastikan sembari mematikan mesin sepeda motor
"nunggu redup dulu, masuklah ... "
ku masuki rumah sederhana itu, pelatarannya luas , ada pohon mangga cukup besar dan rindang di depan, warna catnya hijau,serasi,perabotannya tertata rapi , memang seperti rumah seorang guru , beberapa kali ku bandingkan dengan rumah yang pernah ku kunjungi , hawanya memang berbeda.
" duduklah dulu , anggaplah rumah sendiri "
aku tersenyum " sendirian mas?"
" gak .. bapak dibelakang, mbak juga ada ..." jawabnya sambil berlalu
" owh ... " aku hanya mendeooh dan mengambil tempat duduk,
ku pandangi sekeliling ruangan ada 2 lampu kristal di atasnya, aquarium kosong ukuran sedang di pojok ruangan , yang menarik pandanganku, sebuah bingkai foto , seperti foto ktp berbackground merah, dan wajahnya familiar, 8tahun lalu , wajah itu masi melekat dalam fikiranku, wajah sabarnya ... itu yang kurindukan.wajahnya keibuan.
beberapa menit kemudian , dia datang membawa dua cangkir teh ,berwarna putih ,dengan tutupnya yang berwarna hijau. ku pandangi sekilas,sedikit wagu kalo melihatnya , seorang anak laki laki senakal dia , membawa nampan dengan dua gelas teh hangat, meskipun tau tak cocok meminum teh panas dengan cuaca seperti ini,tapi membuatkannya untukku saja itu suda luar biasa.
"ini teh perdana yang aku buat sendiri, diminum" sembari meletakkan cangkir teh itu di meja tepat di depanku, tak lama kemudian sosok laki - laki paruh baya datang, wajahnya mirip, seperti versi tua dan muda saja. kami mengobrol, mengobrol tentang dunia kerja , wilayah daerah sampai tentang kader kader yang pernah menduduki kewilayahan , tapi beberapa saat beliaupun berlalu, membersihkan kandang marmut alasannya, aku hanya mengiyakan ,
hening sesaat tapi tetap mengobrol seperti biasa,aku suda mengenalnya ketika aku duduk di bangku smp, tepatnya kelas 1 smp, ya ya .. dia kakak tingkatku dulu, tapi kami akrab juga setelah acara wisuda kemarin, itupun juga tak sengaja. dan bagaimana aku bisa terdampar dan sampai kesini, ada sesuatu yang meengusiku, entahlah , keinginanku sejak aku umur 11 thn dulu ,aku ingin berziarah , karena dulu aku tak sempat bertakziah. eh ... dan ternyata baru sekarang terealisasikan.
" diminum ... keburu dingin"
"eh iya mas ..."
"sekarang uda tau rumahnya kan?" tanyanya sembari mengambil putung rokok jarum supernya dengan korek api berwarna merah, ini alasanya kenapa aku suka laki laki bila sedang merokok, terlihat aura laki-lakinya kalo aku bilang, aku sering terpesona, hahaha tapi semoga saja kali ini tidak
" hahaha iya .."
"jaaauuh banget ya?" katanya sembari bergumam dengan bibirnya dijejali sebatang rokoknya. aku hanya tersenyum dan mengangguk,sembari melihat sekeliling halaman rumah.
" banyak juga ya orangnya disini?"
"maksudmu? didesa seterpencil ini?"
"iya ... semuanya asing "
"hahaha , itu kamu saja yang terlalu katrok tak pernah keluar dari rumah, mungkin kalo dibandingkan, ayam sama kamu, masi jauhan ayam jalan - jalannya"
aku hanya mencibir mendengar ocehannya,
"terus saja kau meledeku, memang aku sperti itu , mau apa?mungkin memang mamahku tak mau jika aku jadi hitam"
"hitam?? memang sekarang kau putih?"ledeknya dengan tertawa terbahak bahak.
"suda?? kalo suda diamlah ... aku tak suka tertawamu..."jawabku sedikit jengkel,
memang jengkel, gondok lebih tepatnya, bukan karena gak suka dibilang hitam, tapi dia selalu meledeku dengan kata- kata yang tidak enak didengar, aku tau dia tak bermaksud seperti itu, tapi aku tak suka ... mungkin karena selalu terbandingkan dengan mbak , yang tak pernah ada habisnya. akhirnya kamipun mengobrol membahas yang memang sbenarnya tak jelas untuk dibahas, aku sedikit sulit berkomunikasi dengannya,tak ada titik temunya aku rasa, ya mungkin karena yang kita bahas hanya ledek meledek saja,
ku lihat jam tangan, suda jam 11 lebih 35 menit,
"sekarang saja mas, aku harus cepet cepet pulang" kataku,
"ayok ... jalan kaki atau naek motor aja?"
" naek motor aja, jauh gak si?"
"enggak , deket kok ... " jawabnya.
kamipun pergi ke makam .. dalam perjalananpun aku hanya diam dan menikmati pemandangan asing yang baru pertama kali ku lihat ini.
"masi jauh ya?"baru saja ku katupkan bibirku, ternyata kami suda sampai, hawa asing itu menyergap dan benar benar damai ... sepi .. ketika ku masuki pelataran rumah masa depan itu,
wangi wangian kembang, dan bau kamboja berdesalan untuk masuk ke hidungku, ku ucap salam dengan wajah tegang.
"itu ... " katanya sembari menunjuk nisan yang bertuliskan nama almarhum.
"owh ini ..."
"mas gak ikut doa?"
"tak usa ... " jawabnya sambil berlalu masi sibuk dengan puntung rokoknya spertinya
"eh ? bisa baca doanya kan?"
" ya jelas lah . gak usa ngeledek deh ..." jawabku kesel
" hahaha ..."
dengan basmalah, akupun duduk di samping makamnya, duduk bersimpuh dan menengadahkan tangan, dan ku mulai membaca bacaan sebisanya, ya paling tidak ini yang di ajarkan mama dan guru TPA.
kuakhiri dengan usapan kedua tangan diwajahku, bunga duka dan berwarna merah merekah itu bertaburan diantara nisan yang menyekatnya , ada rasa afdol dan lega dalam dada , entah mengapa...
ku sudahi dan ku beranjak pergi ... aku telah memenuhi keinginan dan janjiku yang tertunda dulu... akhirnya ...akhirnya dan akhirnya .... suda berakhir ...
0 komentar:
Posting Komentar