ini tentang cinta, aku menulisnya karena aku melihatmu masi berkutat di rumah siputmu, masi terbelenggu masa lalu, iya kan? aku tau ... tanpa kau berkatapun aku tau (bukan sok tau) , tapi memang sperti itu, wajahmu, tatapan matamu, cara bicaramu, dan semua yang kau lakukan denganku, itu bukan dirimu. ragamu bersamaku, tapi pikiranmu , tak bersamaku...kau terlalu muna jika tak turuti kata hatimu, keputusanmu?? menjadikan dia lebih bahagia dengan yang lainnya? berkorban untuknya? suda la ... ini bukan cerita tentang upik abu dan saudara tirinya kan? ini juga bukan telenovela paula paulina, berkorban? hah ... terlalu lucu jika kau berkata seperti itu, ini jaman kemerdekaan ,yang harus kamu lakukan hanya "berjuang" bukan yang "berkorban". tapi sepertinya memang kepala batu, aku mengoceh seperti beopun, kau tak akan mendengarnya, ini bedanya kita , kau telalu otak kiri yang tak pernah untuk mau mengerti dan meyakini semua yang akan terjadi. jika dia ragu tentangmu , kenapa tak coba meyakinkan? jika dia takut tak bahagia denganmu , janjikan kebahagian untuknya bahagia atau tidaknya itu "kita yang memilih" iya kan? karena hidup itu pilihan ....
aku tak ingin mengharapkanmu kembali dengannya, karena kau bukan tipe orang yang dipaksa, aku juga tak bisa merubah pikiranmu sedini ini, tapi jika kau tau, aku sedikit terganggu dengan apa yang kurasakan ketika denganmu , ada sedikit rasa yang benar benar tak seutuhnya denganku, sebenarnya aku tak ingin mengatakannya, tapi kali ini mulut, tangan , dan pikiranku tak sanggup untuk mengatakkan kepadamu.
mungkin kau bertanya, bagaimana bisa , aku berkata sperti ini? karena aku mengamati ... kau sperti anak kecil yang diberi permen gulali ketika kita memulai membahasnya, membahas masa lalumu bersamanya yang indah itu...aku tak menyalahkan ... tapi memang kau seperti terbius angin segar ...
aku mengerti , hatimu seperti tercacah kembali? aku juga merasakannya, aku tau apa yang rasakan saat ini . ... ingin memelukmu, dan berkata semua akan baik baik saja, rasanya tak pantas untuku , kau laki - laki, dan tak mungkin aku menegarkan seorang laki - laki yang dulu pernah menyemangatiku, untuk berdiri dan berjalan lagi. tapi aku masi heran ... kau menyuruhku mencabut pedang yang menancap dihatiku dengan secepat mungkin, tapi kenapa kau tidak??? kenapa kau tak lakukan hal yang sama seperti yang kau perintahkan kepadaku?? sepertinya lukanya terlalu dalam , atau memang kau tak mau untuk mencabutnya secepat mungkin, menikmati rasa sakit itu perlahan?? entah lah .. tentang yang satu itu, aku sulit menerka semua yang ada di pikiranmu, aku tak bisa membaca pikiranmu.. tak ada jawaban sampai saat ini.
tapi yang pasti ... tak bisa dipungkiri , jika dia tak kan terganti. haha bukan sok ingin menasehati , tapi jika memang iya ... kenapa tak turui kata hati? mungkin akan lebih baik dari saat ini.
aku tak ingin mengharapkanmu kembali dengannya, karena kau bukan tipe orang yang dipaksa, aku juga tak bisa merubah pikiranmu sedini ini, tapi jika kau tau, aku sedikit terganggu dengan apa yang kurasakan ketika denganmu , ada sedikit rasa yang benar benar tak seutuhnya denganku, sebenarnya aku tak ingin mengatakannya, tapi kali ini mulut, tangan , dan pikiranku tak sanggup untuk mengatakkan kepadamu.
mungkin kau bertanya, bagaimana bisa , aku berkata sperti ini? karena aku mengamati ... kau sperti anak kecil yang diberi permen gulali ketika kita memulai membahasnya, membahas masa lalumu bersamanya yang indah itu...aku tak menyalahkan ... tapi memang kau seperti terbius angin segar ...
aku mengerti , hatimu seperti tercacah kembali? aku juga merasakannya, aku tau apa yang rasakan saat ini . ... ingin memelukmu, dan berkata semua akan baik baik saja, rasanya tak pantas untuku , kau laki - laki, dan tak mungkin aku menegarkan seorang laki - laki yang dulu pernah menyemangatiku, untuk berdiri dan berjalan lagi. tapi aku masi heran ... kau menyuruhku mencabut pedang yang menancap dihatiku dengan secepat mungkin, tapi kenapa kau tidak??? kenapa kau tak lakukan hal yang sama seperti yang kau perintahkan kepadaku?? sepertinya lukanya terlalu dalam , atau memang kau tak mau untuk mencabutnya secepat mungkin, menikmati rasa sakit itu perlahan?? entah lah .. tentang yang satu itu, aku sulit menerka semua yang ada di pikiranmu, aku tak bisa membaca pikiranmu.. tak ada jawaban sampai saat ini.
tapi yang pasti ... tak bisa dipungkiri , jika dia tak kan terganti. haha bukan sok ingin menasehati , tapi jika memang iya ... kenapa tak turui kata hati? mungkin akan lebih baik dari saat ini.
0 komentar:
Posting Komentar