RSS

SENJA TERAKHIR (draft)

"Jemari lentik yang tak akan penah berhenti untuk menuliskan berabjad abjad aksara yang terucap untukmu, harus butuh beribu - ribu lembar kertas yang harus ku tuliskan untukmu ketika ku merindu, mendekapmu dalam pilu dalam anganku yang jauh merindumu , menghujamkan belati tajam yang kau simpan untukku beberpa bulan yang lalu,  aku belum ikhlas ... aku benar benar belum ikhlas dengan perlakuan sadismu kepadaku, aku belum rela , kau mencabik hatiku dengan kejamnya, dan kau meremukkan tulang belulangku hingga lebur, menbiru dan menjadi abu. suda cukupkan saja cintamu yang tak pernah ada untukku, suda cukupkan saja semua yang pernah ada diantara kita, lupakan saja semua janji janji yang kau ikrarkan dengan gagahnya. sudah tak mampu mataku terbendung dengan menahan airmata yang deras mengalir tanpa ku pinta untuk berhenti. aku telah lelah dengan semua pesakitan yang pernah kau berikan.aku telah muak dengan rayuan yang tak pernah ada nyatanya. ku tutup lembaran unguku yang kau goreskan indah dalam cerita cinta kita, meski bukan sperti cerita cinta yang ku harapkan seutuhnya, aku membencimu teramat sangat .... aku tak akan mampu memafkanmu dan melebur kesalahanmu itu di dalamnya hatiku, terlalu dalam dan terlalu lebar kau lukiskan luka yang mengangga.... aku membencimu.... hingga kau tak sanggup untuk menebus atas perlakuanmu kepadaku ...."  ditutupnya secarik kertas warna ungu itu ditangannaya dan dia tertunduk dengan menahan isak tangis yang tercekat di tenggorokan. aku melihat air matanya tak bernti mengalir dari pipinya , aku baru pertama kali melihatnya menangis sperti ini. laki laki yang ku lihat tegar, tak pernah menangis dan terlihat selalu bahagia, kini menangis tragis di depanku, airmatanya menderu dan membungkam dalam kebisuan di area pemakaman. aku hanya mampu menatapnya nanar , dan menepuk bahunya, aku tau seperti apa yang di rasakannya saat ini. penyesalan yang tak akan pernah ada habisnya, permohonan maaf yang tak pernah ada maafnya, akan dia rasakan seumur hidupnya, akan dia tanggung dnegan apa yang telah dia perbuatnya.
"semua salahku .... " katanya sembari mengontrol nafas dan isak tangisnya 
aku hanya mampu duduk diam dan menatapnya.
"aku mencintainya .... bukan maksudku seperti ini ...."
" biarkan Rara tenang di sana , biarkan Rara hidup bahagia dengan dunianya, tak usah kau tangisi sperti ini, ini akan lebih baik , daripada dia terus dengan alat bantu yang menyiksanya"
"aku yang mambuat dia seperti itu Re ... , aku gak bisa maafin diriku sendiri, harusnya aku tak gegabah memutuskan hubungan kita, dia tak pernah cerita jika dia .... dia sakit Re... , kenapa kamu gak memberi tahu aku tentang ini?"
"Rara melarangku untuk bercerita kepadamu, dia tak ingin kau bertahan dengannya bukan karena cinta, tapi karena kasiaan, dia tak akan mampu sperti itu, dia tak akan bisa ...itu akan membuatnya tersiksa"
"sejak kapan?"
" 6 bulan yang lalu tepat disaat kau memutuskan hubungan dengannya, dia di vonis dokter" jawabku dengan menghela nafas panjang dan menatap kosong bunga kamboja 
"kamu memang laki laki bajingan yang pernah aku temui, Rif. kamu gak penah ngehargai apa yang Rara lakuin buat kamu selama hidupnya,kau tau? dia sering dan berkali kali mengabaikan sakitnya itu , hanya untuk menyusulmu kesurakarta, dia sering mengabaikan dan merelakan semua uang tabungannya hanya untuku memberimu hadiah dan pergi ke sana . menemuimu,. Rara memang telalu bodoh mencintai laki laki bajingan spertrimu" kataku dengan nada parau setengah menahan tangis.
"aku .... aku mencintainya Re ... aku mencintai Rara .... "
" mencintai nya? mencintai Rara? masi bisa kau berbicara seperti itu, masi kurang cukup kau melukai hatinya dnegan tidur dengan wanita lain , ketika Rara menyusulmu kesana? dan kau bahkan tak peduli ketika dia pulang dengan tak tau jalan??? dan bodohnya Rara tetap memafkanmu dan kembali kepelukanmu, aku tak habis pikir denganmu apa matamu itu suda buta? tak sadar di cintai sedemikian rupa oleh Rara? jika aku tak punya Tuhan , aku akan membunuhmu saat ini, aku tak akan pernah rela kau menyakiti saudara kembarku dengan targis seperti ini, aku benar benar ikut membencimu, tapi aku terkadang kasihan melihatmu, semoga wanitamu yang sekrang tak bernasi samas dengan Rara" aku berjalan meninggalkannya suda enggan berkata dengannya , airmataku tak berhenti mengalir dari pelupuk mataku. aku benar benar sperti merasakan apa yang Rara rasakan, kami terlahir dalam 1 embrio , dan kami punya ikatan batin yang kuat. aku balikan badanku dan menatap laki laki yang begitu di cintai rara menangis sejadi - jadinya , sembari memeluk nisan tanah basah pemakaman Rara ... , tenang Ra, aku berjanji akan tetap meneruskan cita citamu yang kau tunda deminya, akan ku bangun toko Roti yang kau ingini, dan akan ku bahagiakan mamah, harta paling berharga dalam hidup kita ...

0 komentar:

Posting Komentar