Masih saja ku pandangi wajah laki
–laki yang menjadi teman hidupku berberapa tahun akhir ini dalam sebuah bingkai
foto handphoneku, Galih ... ya … namanya Galih , laki laki yang begitu aku
cintai, dan sangat mencintaiku,aku jatuh cinta ketika ku sepulang dari kerja,
dia memberi payung kepadaku ketika aku sedang menunggu dihalte bis. Aku bekerja
di salah satu tempat biro jasa penerbangan swasta di Jakarta, aku beruntung
dengan usiaku yang belum mencapai 23 tahun , aku mampu bekerja dan mencari uang
untuk kebutuhanku , tidak … ayah dan ibu cukup mampu untuk membiayaiku, tapi
aku bukan tipe anak manja yang mau merealisasikan keinginanku dengan
mengatungkan tangan kepada kedua orang tua. Aku lahir di jawa , kalo orang
Jakarta bilang jawa adalah sebutan dari daerah jawa ujung timur, Kediri, kota
istimewa yang selalu ingin ku kunjungi. 18 tahun aku hidup dikota kecil itu
dengan eyang kakung, ayah dan ibu bekerja , membanting tulangnya untuk
mencukupi kebutuhanku disini, tapi mereka janji setelah lulus aku di boyong ke
Jakarta.dan lihatlah , aku tumbuh menjadi gadis metropolitan yang dewasa. Dan
aku beruntung mendapatkan belahan jiwa yang sangat mencintaiku disini. Aku lupa
…. Namaku Diandra, aku sedang perjalanan pulang ke Kediri hari ini, sudah
sebulan aku berpuasa ramadhan , dan sebagai kegiatan rutinku, ketika lebaran aku
pulang ke kampung halaman, tapi ini berbeda, aku pulang sendirian. Jika bukan
karena eyang kakung rindu denganku, mungkin aku tak akan senekat ini pulang
sendirian, dan ini keputusanku yang membuat Galih mendiamkanku sampai sekarang.
***
“Aku harus pulang, eyang kakung menungguku, beliau sudah menunggu” kataku sembari memutar sedotan jus alpukat di hadapanku
“Aku harus pulang, eyang kakung menungguku, beliau sudah menunggu” kataku sembari memutar sedotan jus alpukat di hadapanku
“ tapi gak harus sendirian, kamu
tau, sekarang rawan sekali ,Di… dan aku gak mau kamu kenapa – kenapa” katanya
dengan mendekap tangan kiriku, aku tau dia sangat mencintaiku, sangat khawatir
denganku.
“aku bisa jaga diri kok, kamu
tenang aja ya? Aku akan segera kembali” kataku tersenyum melihat kecemasan di
balik wajahnya.
“ tapi gak bisa… lebih baik kamu tunda , tunggu sampai ayah dan ibumu bisa untuk menemanimu”
“ kamu tau kan, ayah ada kerjaan
di luar kota yang gak bisa di tinggalkan, ibu, ibu harus ngurus nenek yang
sakit ,nenek tidak bisa pisah dari ibu” aku mencoba menjelaskan keadaanku,
“ Hanya 1 minggu ,aku akan pulang, beliau kakekku,… Beliau merawatku dari kecil, tak pahamkah kau dengan perasaanku”
“ Hanya 1 minggu ,aku akan pulang, beliau kakekku,… Beliau merawatku dari kecil, tak pahamkah kau dengan perasaanku”
“ dan kau juga tak paham keadaanku?” tanyanya dengan nada sedikit meninggi
“ aku sudah besar, aku sudah bisa menjaga diriku ….”
“menjaga diri dari siapa? Rampok?penjahat??kau bisa? Kau bisa apa? Kau wanita di …..”tanya dengan wajah merah padam, aku tak penah melihatnya secemas ini, aku tak penah melihatnya dengan sekhawatir ini.
“ kau berlebihan!! Aku hanya
ingin bertemu dengan eyang kakung dan saudaraku, tidak kah kau mengerti
perasaanku dan kerinduanku?” kataku dengan nada tinggi
“aku bukan burung beo yang kau
pelihara dan harus kau kurung dalam sangkarmu,dan aku bukan seorang manusia
yang lahir dari batu, dan tak punya saudara yang harus ketemui”
Dia masi menatapku dengan tatapan
tajam yangbelum penah aku lihat
sebelumnya , sepertinya telinganya mulai memanas dan menyembunyikan rasa yang mengganjal di dalam
hati.
“egois!!!, kau tau? Kau benar -
benar egois!!” kataku dengan membalas tatapan matanya.
Seketika hening, diam …. Tak ada
kata – kata yang mampu kami ungkapkan, ini pertama kalinya kami membahas dengan
nada tinggi dan sekolot ini. Biasanya dia selalu sabar dan mau mengerti apapun
kepentinganku, tapi kali ini, entah apa yang ada di dalam fikirannya, dia
melarangku setengah mati untuk aku pulang ke kediri .
“aku mencintaimu …. Aku tak ingin
kehilangan kamu, Di …” katanya dengan raut wajah yang berbeda
“aku juga,….” Jawabku datar dan
mencoba menenangkan derap nafasku yang menderu
“ kalau memang kau mencintaiku,
bisakah kau tak pergi kesana?”
“ hahahah,kau seperti anak kecil,
lih …. Ayolah … kita bukan anak ABG yang menjalin cinta monyet kan?aku milikmu
sayang … aku mencintaimu, dan aku juga tak ingin kehilangan dirimu, percayalah
… tak ada wanita di dunia ini yang menolak kehadiran laki – laki yang begitu
mencintainya sepertimu, begitupun juga aku,.” Kataku dengan nada mesra
kepadanya dan menahan amarah di dada
“ lalu kenapa kau ingin
meninggalkanku” dia masi saja dengan ketakutan yang berlebihannya itu.
“aku tidak akan meninggalkanmu,
kau tau? Betapa aku mencintaimu? Aku sangat mencintaimu lih … sangat …. Tak kah
kau rasakan itu? Kau benar – benar tak percaya kepadaku ….”
Dia diam … sepertinya dia
berfikir sejenak dengan kata- kata yang ku lontarkan kepadanya itu. Dia laki –
laki sempurna , wajahnya , fisiknya, cara memperlakukanku,dia begitu sempurna
untukku, tapi satu hal yang membuatku masi berfikir dua kali dan terkadang
membuatku risi, dia terlalu mengaturku, aku tau itu terbaik untukku , tapi dia
seperti tak memberikan ruang untukku, aku sesak dibuatnya, aku lelah dibuatnya.
Terkadang aku ingin berkata, cintai aku sewajarnya, dan berikan aku sedikit
udara untukku bernafas.hanya itu … hanya itu yang ku mau,…selebihnya , aku akan
memberikan seluruh hidupku untuknya,seutuhnya.
“ jadi … ijinkan aku pulang ya?”
kataku sembari menggenggam erat tangannya dan memohon.
“ aku benar benar tak bisa
mengijinkanmu, maaf…”
“ aku akan pulang, dengan atau
tanpa seijinmu,” jawabku tenang dan menyeruput jus alpukat untuk mendinginkan
otakku , dan membasahi tenggorokanku yang sudah mengering. wajahnya datar, dia
tetap diam, sepertinya lelah dengan apa yang kita perdebatkan.
“kau membuatku sesak ….”
“ jadi kau tak suka dengan caraku
seperti ini? Aku mengkhawatirkanmu!! Kau tau? Betapa aku mencintaimu?
“aku tau … dan aku benar benar
tau , tapi ini hanya pulang, dan aku tak akan lama disana. Kau tak bisa
merantaiku seperti ini, kau tak bisa memaksaku tersenyum dalam pelukanmu yang
menyesakaan di dadaku, aku ingin bersamamu, benar – benar ingin selalu
bersamamu, tapi bisakah kau tak terlalu mengaturku dengan seperti itu,aku bukan
anak kecil yang masi kau atur hidupnya, aku bukan Negara yang harus patuh
terhadap undang – undang yang kau tentukan, tapi aku wakil presiden yang harus
kau ajak kerja sama dalam membuat undang undang”
Dia masi diam , memainkan bibir
cangkir , kopi yang sudah dingin.
“ aku ingin hidup bersamamu
dengan kelegaan, beri aku sedikit kebebasan , sedikit saja , agar aku nyaman
bersamamu, dan setidaknya, aku benar – benar punya pilihan dalam hidupku”
“ jadi kau tak nyaman hidup
bersamaku?”
“ hahahah aku rasa percuma
memberi penjelasan , sampai berbusa mulutku” kataku dan meninggalkan pergi,
mataku memerah, entahlah , tapi dadaku terasa sesak ketika kakiku beranjak
meninggalkannya, Aku mencintainya, demi apapun aku benar benar mencintainya,
tapi aku benar benar ingin kebebasan dalam hidupku, tak banyak hanya beberapa
yang ku inginkan, memakai baju seperti yang ku mau, berteman dengan lawan
jenisku, aku juga manusia yang butuh bersosialisasi dengan sesama, tapi
sepertinya dia tak percaya jika hanya dia satu satunya laki – laki yang
ada di mata dan hatiku. Dia terlalu takut kehilangan diriku. Ingin rasanya aku
akhiri, tapi rasanya aku tak sanggup hidup tanpanya, banyak kenangan sudah
kurajut berdua, dan aku bukan anak SMA yang hanya berfikir sekali dalam
mengakhiri, aku harus dan musti berfikir berkali kali untuk mengakhiri hubungan
inI. Aku akan mencoba bertahan, mencoba bertahan dengan kesabaran, tapi
entahlah … sampai kapan aku akan bertahan. aku hanya wanita yang ingin sperti
wanita lainnya, di cintai sewajarnya , dan di beri kelonggaran. Layang – layang
akan putus jika kita terlalu kencang menariknya, listrik akan padam jika
dinaikan stavoltnya, dan balon akan meledak jika terlalu kencang ditekan. Itu
sudah hukum alam yang tak bisa ditawar. Semoga Galih sadar dengan apa yang aku
inginkan.
***
Ku pandangi sawah yang menguning
di luar jendela kereta, aku masi menikmati perjalananku yang masi lama, ku seka
airmataku, dan mengela nafas panjang untuk meredakan sakit didada. “ggrrrrtt…”
hapeku berbunyi , satu pesan bertamu dihandphoneku, tertulis “cinta”, ya … itu
nama contact yang kuberikan kepada Galih , ku buka dan satu pesan bertuliskan
“Maafkan aku dengan segala keegoisanku, aku mencintaimu, dan aku bukan seorang
pemilik burung beo cantik yang tega mengurung beonya didalam sangkarnya, akan
ku buka sangkarnya, dan menunggu dia kembali kedalam sangkarnya “
Aku tersenyum , dan menyeka
airmataku, akhirnya dia mengerti apa maksudku.
“beomu akan segera kembali , dengan membawa sebongkah senyuman , dan
aku berjanji, beomu tak akan pergi, selagi kau masi sudi membukakan pintu
sangkarnya, dan mengijinkannya mengitari cakrawala, yang di inginkannya”
ku tekan tombol sent, dan ku
kirimkan kepadanya, aku bernafas lega, aku yakin , dia akan mengerti keadaanku,
dia akan paham , mungkin dia hanya terbawa perasaan takut kehilangan, seperti
apa yang pernah kurasakan, cinta … tidak akan rela jika ada yang mencoba
merebut singgasananya. Aku tau, aku mengerti Lih,dan aku hanya ingin kau tau …
bahwa aku benar – benar sangat mencintaimu….
0 komentar:
Posting Komentar