Aku tersenyum bahagia hari ini, sangat amat bahagia, karena aku menemukan jawabannya, sekian lama, aku mencari jawabannya, tapi memang sepertinya aku tak sebahagia hari ini, ku ucapkan selamat kepadamu atas bersandingnya kau dengan wanita barumu. hahaha, kau memang tak menyukaiku karena aku bukan tipe wanitamu, tapi kau hanya mencoba dan mencari kenyamanan denganku, begitukan? ternyata kau tidak mendapatkannya dariku. tidak apa, aku suda biasa menjadi halte bis, yang hanya di gunakan untuk sekedar melepas penat, tak apa .... aku tak apa ... sungguh ... aku yakin kau lebih bahagia, aku yakin dia yang mampu membuatmu bahagia.
Sekarang kau sadar? dan kau mengerti? kau percaya? bahwa aku memiliki hati yang jauh lebih peka dari wanita lainnya? iya ... aku punya kelebihan di perasaan. dan perasaanku mengatakan memang itu wanitamu dari dulu, dia wanita yang kau inginkan dariku. karena memang dia memang lebih dariku, tidak .... dia punya pesona istimewa untuk memikat hatimu.
aku menyerah ... aku mengalah .... ku cabut belati yang ku tancapkan sendiri, dengan menyebut namamu, beberapa bulan yang lalu. ku kira, kau tak sperti itu, tetapi memang spertinya aku terlalu gegabah untuk menyimpulkan sesuatu yang ada di hatiku. iya ... aku mengerti , dan aku akan selalu mengerti. aku benar benar memahami. aku tersenyum disini, memandangmu, dan melihat kau dengan wanitamu yang sangat kau cintai. iri? iya ... aku iri dengan wanita yang duduk di sisi sebelah kiri, dengan merekatkan lengannya di lenganmu, dan menyandarkan kepalanya di bahumu, aku menginginkan bahu itu, terbasahi oleh airmataku. aku ingin berada diposisi itu, benar benar seperti wanita itu.
sudahlah ... aku terlalu bermimpi untuk menggapaimu, aku memang wanita yang belum saatnya bahagia, iya ... ku ulangi sekali lagi, aku wanita yang belum bahagia,tapi suatu saat nanti , kau akan mengerti bagaimana bisa aku sampai sperti ini, kau akan mengerti bagaimana luka yang aku rasakan saat ini, tapi belum sekarang. kau belum memahami, kau belum melihat dari kedua sisi.
aku bukan wanita cengeng yang selalu menangisi laki - laki, aku masi mampu berdiri, aku masi bisa ... tenanglah ... aku masi bisa, tak perlu kau menatapku dengan tatapan iba seperti ini, aku baik baik saja. aku benar benar baik baik saja, aku masi bisa tersenyum bahagia. dan aku benar benar bahagia.
aku masi berfikir dua kali untuk menyerahkan hatiku lagi. dengan semua yang telah ku lalui, aku masi enggan untuk bangkit lagi. iya ... aku berubah pikiran lagi. aku masi enggan untuk menegakkan kepalaku, menarik sudut simpul bibirku, mengangkat tanganku, dan mencari kayu untuk membangkitkan ragaku. ini surat terakhir untukmu, ini goresan terakhir yang ku buat untukmu, terkahir, kau dengar itu? terakhir.... dan tak akan aku buat lagi untukmu... tidak akan... karena aku sekarang tau iya ... aku tau .. aku sangat amat tau ,... bahwa kau bukan milikku.
1 komentar:
:(
hanya menangis yang kubisa .. mengenangnya...
Posting Komentar