RSS

MINGGU PAGI INI

" kau masi secantik dulu" katanya dengan memandang wajahku lekat lekat.
aku menatapnya dingin dan tak bergeming." kau juga tidak berubah, mulutmu masi saja selihai dulu ketika kau merayuku" kataku tanpa menatapnya dan mempermainan air yang mengembun di dinding gelas minumanku.
" hahaha, kau tau? aku sangat menyukaimu ketika kau sedang menggerutu, wajahmu itu yang membuatku rindu" katanya dengan memamerkan jajaran gigi yang tidak rata di hadapanku.
aku masi menatapnya dingin dan tak bergeming.rasanya aku geli melihatnya berkata seperti itu di telingaku, tidak nyaman, muak, dan sangat tidak nyaman.
"entah kapan kau akan berhenti dengan kata - kata menjijikanmu itu." kataku dengan menyeruput ice tea yang ada dihadapanku.
" hahaha, kau tak penah mau melegakan hatiku ketika aku memujimu...." katanya dengan mempermainkan batang rokok yang masi ada di jemari jenjangnya itu
" bagaimana kabar wanitamu?" tanyaku mengalihkan pembicaraan.
" siapa?"
" salah ... seharusnya kau tak bertanya siapa? tapi seharusnya kau berkata yang mana?"
" hahaha, kau masi cemburu denganku?"
" aku lebih memilih memikirkan bagaimana neil amstrong bisa sampai kebulan, daripada aku mencemburuimu."
" baik , dia selalu baik ... dan dia bahagia bersamaku" katanya dengan menyeruput kopi dingin yang ada di hadapannya
" syukurlah ... aku berharap juga sperti itu" kataku sambil menghela nafas panjang
" kenapa? kau iri dengannya? karena kau tak bersamaku sekarang, dan kau tidak bahagia?"
aku menatap matanya tajam , ingin rasanya ku tumpahkan ice tea yang ku minum ini dan ku ludahkan kemukannya saat itu juga. tapi ku urungkan , aku masi menjadi wanita elegan yang mempunyai etika ketika berada di depan umum.
" aku? iri? tidak .... aku tidak pernah bahagia denganmu,..."
"Jingga... Jingga ... kau tidak penah berubah, kau selalu menyembunyikan rasamu itu, gengsimu terlalu tinggi"
"Gengsi itu harga mati untuk mempertahankan harga diri, dan sebenarnya aku tidak sedang bergengsi , lebih ke pengakuan ... bahwa Tuhan memilih sesuatu yang tepat untukku , untuk tidak bersamamu"
raut wajahnya berubah seketika, ada rasa jengkel yang terpendam didalam benaknya, ya ... aku membaca raut wajahnya.
" jadi kau tidak bahagia denganku?"
"tidak ....aku tak penah berkata seperti itu jika aku bersamamu, aku merasa terbebani ketika aku bersamamu, harus meluangkan waktuku ... menyisihkan uangku... hanya untuk bertemu beberapa detik denganmu... sepertinya aku memang seperti keledai dungu ..."
" tidak ... kau pasti berbohong .... " tanyanya dengan menggenggam tanganku sebelah kiri
" tidak ... aku tidak pernah berbohong kepadamu ..." kataku dengan melepaskan genggaman tangannya dari tanganku.
" kau masi mencintaiku?"
" untuk apa kau tanyaka itu sekarang?"
" aku ingin tau ... apa kau masi mencintaiku? atau kau lebih memilih mencintai laki - lakimu?"
" jelaslah aku mencintai laki - laki saat ini daripada kau.... aku tidak memungkiri jika aku mencintaimu dulu lebih dari yang kau tau, tapi sekrang, cinta itu suda lebur menjadi abu yang tak berdebu"
"aku tak bisa merelakanmu untuk laki - laki itu"
" menurutmu? aku rela kau dengan wanitamu itu?"
" aku bisa gila membayangkan tubuhmu di sentuh laki laki lain"
" dan menurutmu aku tidak gila membayangkanmu bersama wanitamu , ketika ia bermalam bersamamu"
kataku dengan menatap matanya yang sayu ...
" egois!!!" kataku dengan menatap matanya dalam dalam . dia masi tetap diam dengan menundukan kepalanya.
" maafkan aku..." lirihnya dengan menatap memohon kepadaku
" terlambat .... aku suda pergi ...."
" tak bisakah kita kembali?aku ingin bersamamu lagi"
aku menggelengkan kepala " aku bukan wanita yang mau menjadi budak hati laki - laki sepertimu, aku bukan mainan yang kau butuhkan jika kau ingin bermain denganku, dan akan kau buang jika kau merasa bosan"
" aku akan meninggalkannya demi kau .... aku mencintaimu...."
aku membelalakan mataku, dan tertawa dengan lepasnya " tak habis pikir aku dengan pikiranmu, hahaha semoga dia beruntung mendapatkan laki - laki sepertimu...." kataku dengan menyeruput ice tea sampai habis tak tersisa. " lupakan aku, dan buang harapanmu, aku tidak akan kembali kepadamu" kataku sembari berdiri dari tempat duduku.
" aku mencintaimu .... aku lebih mencintaimu daripada dia" katanya dengan mencoba menggenggam tanganku.
" jangan menyentuhku...." kataku menatapnya tajam, dan dia mulai melepaskan tangannya pelan pelan
" oiya... katakan kepada wanitamu,... aku bahagia melihat kau bersamanya"aku meninggalkannya dengan kepedihan yang mendalam di hati,  menahan rasa perih yang menghujam.menyeka air mata yang tak penah kering dibuatnya.aku suda tak ingin melihatnya.aku suda tak mau mendengar namanya, aku suda cukup.... aku lelah ... aku lelah  tersakiti untuk kesekian kali.

0 komentar:

Posting Komentar