Hampir dan akan satu tahun aku masi membawa luka ,
Yang terpatri dalam sebingkai kaca
Hampir 1 tahun lamanya aku meradang dan menjahit lukaku
Sendiri .....
Bukan karenaku pendendam , bukan karenaku tak mengikhlaskan
Tapi semakin lama aku menyadari bahwa memilih itu bukan persoalan menimbang antara kiri dan kanan
Bukan tentang memilih warna hitam atau putih
Ini tentang masa depan , yang akan ku genggam sendirian
Aku lupa jika aku tak mampu hidup sendiri,
Iya maksudku masa depanku bersamamu , wahai adam yang ku tidak tau
Terkadang memang tak ada salahnya meratapi masa lalu
Tak ada salahnya ketika aku mengingatmu
Sejeleknya dirimu, ataupun sebaiknya dirimu
Kau dulu adalah pilihanku
Tapi tetap saja banyak yang berkata aku selalu salah
Aku selalu selalu tidak benar dalam memilih atau menentukan pilihan
Sebenarnya aku tidak mau gagal
Demi Tuhan aku tidak ingin gagal
Tapi bukankah Tuhan punya rencana lain untuk kita jalani?
bukankah Tuhan memilihkan kita untuk menjalani jalan yang tak pernah kita ingini?
Aku sebenarnya menyadari betapa baiknya kita tak bersama
Tapi tidakkah kau mengingatku?
Tidakkah kau mengenangku ?
Ketika aku membawa bekal untukmu?
Ketika aku selalu membuatkan secangkir kopi untukmu?
Ketika aku memasakkan semangkuk mie untukmu?
Aku masi mengingatnya , benar benar mengingatnya
Sangat mengingatnya
Paling tidak
Kau telah menggoreskan tinta warna bahagia dalam hidupku
Mengajariku semua hal tentang pilihan
Tentang mengatur rasa ketika mencinta seseorang
Tentang bagaimana bersikap dewasa
Tentang bagaimana menghargai perasaan
Maaf ...aku masi mengenangnya
Tapi memang ini ....
Ini adalah pilihan Tuhan yang terbaik untuk kita
Kau dengan jalanmu
Aku dengan duniaku , karena aku suda lelah berjalan
Ini berarti Tuhan telah menentukan kita dalam satu pilihan
0 komentar:
Posting Komentar