RSS

SEPENGGAL KISAH AIRA

Aku masi melipat kedua tanganku di atas dadaku , menatap jendela yang basah oleh rintik air yang tak henti turun, awan mendung kehitaman masi enggan memberi kesempatan matahari untuk mengintip dari sela sela ketiaknya,melihat dari hiruk pikuk manusia sibuk dengan jas hujan , dan payungnya.malah ada yang lari kecil untuk meneduhkan di pinggiran toko, ada pula yang tak peduli dan membiarkan tubuhnya terbasahi oleh air duniawi.aku memakai kebayaku berwarna merah jambu, iya hari ini aku memperingati hari kartini , tapi aku bukan untuk merayakannya, aku ingin menemui seorang wanita, iya , seorang yang akan ku gores hatinya, akan ku remukkan angannya, akan ku hancurkan bayangannya. aku menunggunya, dengan hati yang berantakan , dengan hati yang berdegup kencang.selang beberapa menit ku duduk di kedai ice cream, wanita paruh baya itu datang , dengan motor meticnya, dan helm berwarna merah bata,aku berdiri menyambutnya, dan memandangnya menghampiriku sembari membenarkan jilbab bagian depannnya yang sedikit berantakan. dia tersenyum kepadaku, sama seperti senyuman ibu di dunia , yang lembut , dan bersahaja, aku memang selalu jatuh cinta dengan wajahnya ini.
" Sudah lama mbak?" tanyannya sembari menerima sambutan tanganku dan ciuman di punggung tangannya.
" Lumayan buk ..."jawabku sembari bergegas ke tempat duduk
"ibuk mau pesen apa?"
" ndak ndak mbak , ibuk masi kenyang,mbak aira mau minum?" tanya kembali kepadaku,
" ndak buk... saya juga masi kenyang"
hening sesaat , jantungku mulai berdegung tak beraturan , hatiku mulai kacau dengan apa harus aku katakan ,  mataku mulai sembab, mataku mulai berkaca - kaca., pikiranku sudah tak fokus dengan apa yang ingin aku katakan. aku menghela nafas panjang , agar mengurangi efek suaraku yang sedikit gemetar.
" ada apa?" tanya beliau dengan nada tenang
" emmm ... begini buk , Aira mau bilang sama ibuk ......" aku diam sejenak aku menghela nafas panjang , dan menahan airmataku yang sudah mengintip di sela sela kelopak mataku
"aira sudah ndak bisa mendampingi mas Danu buk ..." air mataku pecah ,dan mengalir deras di pipiku , bibirku bergetar, hatiku berdegup kencang.aku memandang beliau , kontan ku lihat beliau megang tanganku .. dan menangis mendekapnya.
aku semakin tak mampu memendung rasa haru yang menyelimuti hatiku , air mataku tak hentinya ku tumpahkan untuk rasa penyesalan yang paling dalam yang pernah aku lakukan .
" Aira minta maaf , Aira  uda ndak bisa sama mas Danu lagi, maafkan Aira buk .... " jawabku lirih menahan suaraku yang tercekat di tenggoroka. entah apa yang membuat beliau sampai terisak dalam tangisnya, entah apa yang tersirat dalam benaknya, tapi rasa tidak rela dan kekecewan itu tersirat dari tangisannya, Tuhaan .. dosa apa yang beru saja ku perbuat, langkah apa yang salah dengan keputusan ini, aku hanya ingin mengabdi dan memenuhi keinginan mamah itu.
"Aira minta maaf bu... Aira minta maaf ,... " tak berhentinya aku meminta maaf kepada wanita mungil nan cantik ini dihadapanku.ingin rasanya ku sujud dan memohon ampun dengan apa yang telah aku lakukan , tapi aku tak mampu untuk meneruskan langkah dan perjuangan, perjuangan? hidup ini terlalu singkat jika ku lalui dengan perjuangan. aku tak banyak waktu untuk berjuan dan mempersiapkan kandidat tepat yang belum tentu di ACC oleh mamah suatu saat nanti. mungkin ini memang jalan yang seharusnya, ini memang sudah jalannya. beliau mengangkat kepalanya,dan menunjukan wajah sembabnya dan tetesan airmata yang begitu banyak dikedua pipinya, wajahnya memerah,hidungnya berair, baru kali ini aku menyaksikan wanita dewasa, seperti beliau menangis karena kata kataku, mungkin terlalu menyakitkan atau mengecewakan. aku tak mampu membendung tangisku juga. aku terus saja meminta maaf kepadanya.beliau mengusap airmata dipipinya, menghela nafas dalam dalam , berusaha menghentikan tangisannya.
"ibu mengerti mbak ... ibu mengerti ... " katanya liirih dengan mengusap ngusap kedua punggung tanganku dan menggenggamnya, seakan ingin menenangkanku.
"semoga Danu bisa mengambil sikap dan menemukan jalan yang dia inginkan"
aku semakin menjadi dalam isak tangisku, aku semakin menderu menangisnya " maafkan Aira bu ... maaf "
" tidak .... mbak aira Tidak salah ...mungkin jika ibu menjadi ibu mbak aira akan melakukan hal yang sama " jawabnya tegar dengan mengeluarkan senyum hambar dari wajahnya
" jujur aira sudah menganggap ibu dan bapak itu orang tua aira bu ...,Aira sudah tresno kepada bapak dan ibu, tapi .... tapi .... " isak tangisku mulai keluardan memenuhi ruangan kedai yang sedang sepi pengunjung ini,
" ssssstttt ... iya ibu ngerti ... ibu faham ...." kata beliau dengan mengusap tangan, pipiku dan menghapus airmataku, Demi Raabb hatiku menjerit saat ini , Demi Illahirabbi ingin aku berteriak dengan ketersiksaan hatiku saat itu ... betapa tak taudirinya aku melakukan semua ini ... tapi ini yang terbaik .. ini yang harus aku lakukan untuk menjalani hidupku, meringankan beban danu agar tak berharap denganku. setelahnya aku mencoba menenangkan hatiku dan menghentikan tangisku, aku mengobrol panjang dan lebar,dan menjelaskan apa yang aku inginkan. beliau memakluminya, aku lega .. benar benar lega ... kami sudahi percakapan dan aku harus kembali kerumah.
"Aturaken salam kagem bapak inggih bu, maaf atas segala kesalahan Aira" kataku sembari mencium tangannya, kembali suraku bergetar, , matanyapun berkaca kaca, memelukku dan berkata " semoga kau menjadi anakku besok ya mbak ..."
tangisku meledak dengan kata - kata itu ... masi seperti ini beliau menyayangiku? "amiin" jawabku lirih dengan mengangguk dalam isak tangis yang menderu ... maaf buu ... bapak ... maaf aku tak mampu menjadi seperti yang kalian mau ..

0 komentar:

Posting Komentar