RSS

SANDAL JEPIT KARTINI

aku memandangnya dengan seksama , dari atas sampai bawah , memang dia wanita sempurna sebagai wanita indonesia. rambutnya sebahu,hitam dan tebal , matanya hitam dan lebar , kulitnya sawo matang. apa lagi hari ini dia memakai baju kebaya putih dengan jarit yang cocok dan pas dibadannya.anggun seperti namanya... Kartini. sebenarnya aku lebih menyukai wanita yang berkulit putih dan berambut lebih panjang , tapi entah mengapa aku juga sedikit terpesona dengannya. wanita ini memang tak tinggi besar seperti yang lainnya, dia kecil ,tapi tak terlalu kurus, jika dibandingkan wanitaku dulu, sebenarnya dia berbeda. tapi entahlah ... dia punya daya tarik sendiri untuk aku tetap bersamanya.
" maaf mas ... menunggu lama"
aku benar benar melihat senyumnya, dengan gigi yang tak rata di ujung sebelah kanannya. hanya kata manis yang mampu mewakilinya.
" ha? gak juga kok , ayok naik"
sedikit sulit untuk berjalan , ku lihat kakinya sebelah kiri sedang menyeret sandalnya.
" kenapa?kakinya sakit?" tanyaku sambil memandangi kakinya
"ha? tidak ... tapi terpeleset , dan membuat tali sandalnya putus" jawabnya dengan senyum yang lebar. masi saja ku terpesona dengan wanita ini .
"lalu? kau akan memakai sandal itu?"
"tak ada pilihan lain" jawabnya sambil menyengirkan hidungnya yang tak terlalu mancung
" suda ... naik"
naiklah dia dengan posisinya menyamping , dan melingkarkan tangan kanannya di perutku, jantungku berdegup dengan kencang , entah apa yang aku rasakan, tapi memang sepertinya ada sesuatu yang membuatku gugup.
"kenapa mas?ada yang lupa?"
" ah ... tidak .. suda siap?"
"hu'um..." jawabnya sembari menganggukkan kepalanya
ku gas motor maticku dengan perlahan kecepatan 40km / jam , bukan karena di depan ada truck yang musti menjaga jarak , tapi aku ingin lebih lama bersamanya, aku ingin menikmati perjalananku kali ini, belum tentu kejadian seperti ini terulang lagi untuk seminggu sekali ataupun sebulan sekali. dia wanita modern yang terbelenggu dalam keluarga yang masi menganut peraturan jaman dahulu. membatasi pergaulan dengan lawan jenisnya untuk menjaga nama baik keluarga. baik sebenarnya , menurutku juga begitu tapi terkadang membuatku tak rela untuk sulit bertemu dengannya.
"aku tak ingin pulang.."
"ha?" spotan ku kurangi kecepatanku, dan ku pinggirkan sepeda motorku dan memalingkan wajahku kepadanya
"kenapa?"
"pokoknya aku tak mau pulang , aku ingin jalan jalan ... antarkan aku"
aku berfikir senjenak. aku bingung, rencana semula aku hanya menjemputnya dan menghantarnya pulang, tapi kenapa ini berubah pikiran?
"lalu? kita mau kemana?uda malem lhoh ini"
"entahlah .. tapi bawa aku kemanapun, aku tak mau pulang"
"kalau ibumu tau?"
"dia tak akan tau, aku bilang aku kan pulang larut , karena acaranya selesai jam 10 malam" jawabnya sedikit berkaca kaca. semakin membuatku bingung, ada apa dengannya.tapi aku tak bisa menolaknya. tersirat rasa bahagia untuk dapat lebih lama dengannya. tatapnya penuh harapan untuk aku berkata iya.
" ya suda ..." kutengok jam sekarang pukul 5 sore
ku berpaling dan siap mengegas motorku lagi , otaku berfikir harus kemana aku sekarang. aku mencoba untuk berfikir ,dan memikirkan tempat tempat yang pas untuk kami mengobrol.
" kita sholat magrib dulu di masjid agung kota ya?"
aku mengangguk  dan melaksanakan tugasku (menyupir) dengan tujuan masjid agung kota. sesampainya disana ,kami sholat bersama , dan stelah sholatpun ternyata hujan turun, spertinya memang tak mengijinkan aku menculiknya sejenak.tapi entah mengapa aku berniat membelikannya sandal, sepertinya memang sulit untuk berjalan, pasti akan sakit dan capai. ku lihat dia masi sholat dalam deretan ruangan makmum wanita. ternyata hanya ada warung yang ada disekitarnya, karena jika aku harus pergi memakai sepeda motor dia akan bingung mencariku. akhirnya ku berniat membelikan sendal jepit itu, aku tak tau ukuran kakinya , tapi spertinya tak jauh berbeda denganku, dari sekian banyak sendalnya , hanya 1 yang  berukuran 9,5 berwarna merah pula . aku mengira akan pas dikakinya. setelah ku bayar, aku segera kembali kemasjid, hujannya semakin deras. aku melihatnya sedang memandangi hujan dan duduk termenung di depan altar masjid. aku berlari kecil mendekatinya. dia berdiri.
" pakailah " ku letakan sepasang sendal jepit itu di depan kakinya,
"ha?" dia masi bingung melihatku
" kakimu akan sakit dengan sandalmu itu." aku tak peduli dengan pandangan orang dalam masjid itu,apa mereka melihatku bertingkah seperti ini. kupasangkan sandal jepit itu dan membungkus sandalnya yang rusak itu kedalam tasku.
" kita pergi sekarang ya?" katanya
" masi hujan?"
" Aku ingin hujan hujan " jawabnya dengan senyum yang berbeda dari biasanya
aku mengangguk dan berjalan di parkiran , mengambil sepeda motorku. menikmati indahnya lampu kota malam hari dan mengobrol di tribin.aku menikmatinya, berdua dengan senda gurau bersama. sampai akhirnya aku harus menghantarnya pulang , sesampai di depan gang , dia turun.
" makasi buat hari ini" katanya sambil melempar senyum senangnya
"sama - sama" jawabku membalas senyumnya " buruan jalan..."
" hu um ..." dia berjalan, tapi tiba tiba membalikan badan
"oiya .... makasih juga sandal jepitnya"
" hahaha .... " aku hanya mengangguk mengiyakan , ku lajukan motorku menuju rumah. sepertinya aku telah membuatnya bahagia. wanita yang membuatku terpesona. mungkin akan ku bungkus dengan cerita sandal jepit kartini untuk hari ini.



TENTANG SAPI

Ketika sapi jantan suda lelah menunggu ...
Ketika sapi betina telah di eksekusi mati oleh sang peternak ...
Ini karena cinta yang tak akan pernah abadi ...
Meski kematian yang memisakannya ...
cinta ... benar benar cinta ku rasa ..
Ketidak relaan untuk ditinggalkan begitu saja ...
Ketidak inginan untuk dipisahkan oleh belahan jiwanya ...
Ini raumannya ...
Ini keprotesannya ...
Dan ini pemberontakanya ...
Ketidak inginan itu yang mendorong kita untuk bertahan ..
Untuk membuatnya menjadi realiti ...
Bukankah begitu ?
Bukankah memang seharusnya seperti itu?
Memintanya untuk tetep ada diposisinya ..
Untuk tinggal bersamanya ..
tapi kenapa tak bisa?
Tuhaan ... kembalikan dia sebagaimana mestinya ..
turunkan lagi jika dia kau ambil ..
aku hanya ingin menghabiskan waktu bersamanya ..
jika memang kau ingin mengambilnya .. ambilah kami bersamaan ...
aku tak ingin sendirian ...

AKU MENUNGGU

aku sedang bahagia...
kau tau suda berapa lama aku menunggunya?
sepertinya sangat lama ...
lama sekali ...
tapi kenapa baru sekarang?
kenapa tak sejak dari awal?
kenapa tak dari semula?
kau menguji kesabaranku?
Aku benar benar menunggu ...
gelisah ...
penat ...
penuh dengan tanda tanya yang ada dikepalaku ...
dinginkan sikapmu sbenarnya?
aku rasa kau bukan tipe seperti itu ...
kenapa kau tak jatuh cinta?
jatuh cinta kepadaku?
aku mohon ...
jatuh cintalah kepadaku ...
aku benar benar menunggumu ...
sejak 2 kali kita bertemu ...

NYERI

kau lihat aku sekarang baik baik saja?
tidak ... aku belum baik ...
aku belum bisa berdiri sejak beberapa hari lalu....
sudah aku bilang ...
aku tak bisa berdiri tanpa tiang ....
tapi kenapa benar benar tak bisa?
kenapa benar benar sulit???
diamlah ... jangan pernah berkata apapun ...
aku peka ...
aku perasa...
perasaanku terlalu lembut untuk kau perlakukan seperti ini ...
tak bisakah kau melihat jika aku benar benar tak bisa
untuk mencoba tegar dan tak peduli dengan semuanya....
ya ...
jika kau berfikir aku terlalu perasa...
tapi memang begini adanya ...
aku tak bisa ...
untuk tidak kau sapa ...
kau tau? rasanya nyeri ...
nyeri sekali ....
aku selalu mengeluh nyeri kan?
iya ....
aku selalu nyeri di dada sebelah kiri

KARTINI 2013

"hahaha , aku tak habis pikir, masi saja ada wanita sepertimu" katanya sambil tertawa setelah mendengar ceritaku , mata sipitnya semakin sipit ketika dia tertawa.
" sudalah ... hentikan tawamu itu .. sangat tidak enak di dengar" jawabku kesal melihat tingkahnya sampai terkekeh- kekeh itu. " ini artinya mamah terlalu sayang sama aku" jawabku sedikit memanyunkan bibirku.
ia tetap memandangku, dan berusaha menghentikan tawanya.
"ya ya ya ... berarti tidak salah jika ku menyebut kau seperti itu, bayangkan saja , kau sama ayam saja mungkin lebih jauh ayam berjalan dan mencari makan"
"haassh ... ternyata kau itu sangat suka sekali mengejek orang"
"hahahaha..."tawanya spertinya telah puas mengerjai anak kecil umur dua taunan,tapi tiba tiba ketika memandangnya caranya tertawa itu seperti mengingatkanku dengan seseorang yang pernah ada , tapi aku enggan untuk mengakuinya, dan aku enggan untuk menginggatnya.
obrolan ejekan itu menjadi cemilan kami sembari menunggu hujannya reda , iya .. kami sedang berteduh di emperan toko kain. aku rasa akan semakin deras sepertinya.
" jadi ini ceritanya , kita berteduh bersama dan mengobrol? di emper toko pula ..? "
"hahaha ku rasa seperti itu" jawabku dengan mengeluskan lenganku dengan kedua tanganku
"tapi kenapa aku tak penah mengingat wajahmu?"
" mungkin memang tampaknya hanya satu wanita yang ada dimatamu" jawabku setengah menyindir
" hahaha .. " tawanya lagi
"entahlah .. banyak yang tak menyadari ketika aku sma , yang pertama , mungkin wajahku berbeda , atau mungkin aku hanya seekor kutu buku yang tak pernah di anggap ada di lingkungan sekolah seelit sma dulu"
" tidak juga , aku juga mengenal beberapa wanita yang menurutku biasa saja"
" iya berarti aku termasuk wanita di bawahnya biasa, makanya tak ada tampaknya"
" em ... mungkin lebih tepatnya kau yang suka menarik diri dari lingkungan, menurutku"
" bukan menarik , sebenarnya aku ingin , tapi mungkin memang tak penah "bisa" "
" tidak bisa atau tidak berani?"
" keduanya, aku tak pernah pulang terlambat , selalu tepat waktu , istirahatpun aku juga di kelas jika membawa bekal , aku makan bersama di dalam kelas , keluarpun mungkin hanya di teras, tak seperti kau"
"Aku?? aku kenapa? "
"aku dulu sering menyebutmu , hantu bangku panjang"
"kenapa bisa?"
"bagaimana tidak bisa? jika dunia sudah milik berdua , semua bangku yang ada di sekolahan , juga milik berdua kan?"
" hahahaha"
" terkadang aku iri melihatmu dulu,dan teman teman lainnya, sepertinya aku tak akan sepertimu dan mereka, bagaimana bisa seekor itik buruk rupa untuk bisa berenang berdua? dimana mana hanya angsa yang bisa berendang berdua"
dia masi diam dan memandangku.
" aku ingin ... tapi lebih baik tidak,menerima sms dengan laki laki saja aku tak boleh, apa lagi jika harus bertelfon , apalagi menjalin hubungan , karena memang tak mungkn, lebih baik aku urungkan , daripada kecewa"
" seketat itu?"
" ya ... mungkin lebih dari itu, benar benar mengorbankan masa remajaku , hanya untuk belajar, murid teladan kan? hahaha "
ia hanya tersenyum dan berfikir, " berarti tak pernah keluar ataupun jalan - jalan dengan teman?"
aku hanya menggelengkan kepala, "lalu .. jika keluar seperti ini?"
" hahaha berbohong" dia mengernyitkan kening
" mamah tak akan mengijinkan jika aku hanya beralasan bermain atau skedar kerumah teman, katanya membuang buang waktu , tenaga , dan uang. mungkin mamah lupa jika aku juga masi remaja. "
" aku rasa seperti itu"
" tak ada yang mau menerimaku dengan keadaan sperti ini , sulit, lelah kataya, dan see? semuanya pergi cepat atau lambat"
" kita tak pernah tau apa yang terjadi besok" katanya singkat , sembari melipat kedua tangannya di depan dadanya
"aaahh ... sudalah ... " hela nafas panjangku
" jadi? tak ada salahnya kan ? jika aku menyebutmu Kartini 2013"
"hahaha ...,aku hanya berontak untuk mendapatkan kemerdekaan , aku menentang untuk kebahagian , menurutku, tapi mungkin lebih baik kau menyebutku KARTINI 2013 , Bukan SITI NURBAYA 2013"
" kenapa? "
" aku bukan tipewanita yang mau, menerima ,dan rela di jodohkan orang tua"
" lalu ? "
" hanya memperjuangkan kebahagiaan remaja wanita seusianya"


SENJA KELABU

harus ku bilang berapa kali kepadamu?
mundurlah ...
aku tak suka dengan caramu ...
aku tak suka dengan jalanmu mencintaiku ...
aku tak suka ...
tak ada cinta yang bisa untuk dipaksa...
tak ada bunga yang tumbuh tanpa menanamnya ...
jika dalam munajatnya dalam hati tak sedemikian rupa ...
jangan penah merubahnya menjadi yang suda ada ..
aku tak suka ...
suda berapa kali aku bilang ..
aku benar benar tak suka ,...
luka yang meradang dan menganga ...
masi saja ku cecap darahnya ...
masi saja ku elukan dan ku rasakan setiap milinya ...
karena aku belum bisa ...
aku belum bisa menyembuhkannya ...
kaupun sama ...
kau juga tak akan bisa ...
jangan genggam tanganku tapi kau memalingkan muka dariku ...
jangan tersenyum kepadaku , padahal kau mengumpatku ...
aku tak bisa berfikir positif jika kau masi membuatku meragu ...
bagaimana bisa , jika sajak tak berima itu akan menjadi sebuah pantun?
bagaimana bisa , nada tanpa lirik akan menjadi sebuah lagu ?
senja itu akan tetap menjadi kelabu ...

BILA

Atas nama bila ...
Bila dawainya suda tak lagi bersuara...
Bila warna merahnya suda tak lagi merona ...
Ini yang membuat kita ...
Lupaa ....
Jika senja akan datang tiba tiba
Jika tawa akan hilang seketika
Tapi aku ingin bersamamu ...
Membalut senduku menjadi rindu...
Mengubah abu abuku menjadi tak lagi kelabu...
Tapi aku ingin bersamamu ...
Bejalan saja , berjalan beriringan ...
Mendengarnya seperti ada ketidak mungkinan ...
Membayangkannya saja aku enggan ...
Lebih baik diam kan?
Diamnya yang tak akan perna beruang ...
Bukan karena ku kesepian...
Tapi layaknya layang - layang putus ...
Tersangkut di pohon pinus ...
Terkoyak dan jatuh dipohon kaktus ...
Menyakitkan? tap setidaknya .. layang - layangnya mampu terbang tinggi...
Meskipun sebentar , dan goyang ....
Tapi jika suda merasakan jatuhnya ...
Mungkin akan enggan untuk memakai benang yang rentan ...

TERULANG KEMBALI

kejadiannya , sama seperti 13thn lalu , ketikaku buka mataku , disambutlah aku dengan suara bantingan pintu , kata- kata kasar , dan raungan dibarengi dengan isak tangis yang tercekad ditenggorokan.masi ku bertahan di posisi tidurku, di pembaringan ketika aku menjelajah mimpi dan mengistirahatkan pikiranku sejenak. tak perlu ku tanya dan melihat siapa yang sedang beradu mulut disana,sedang mempertahankan pendapat dan prinsipnya. lagi lagi itu dan itu , lagi lagi masalah itu dan itu ... sama ... seperti kejadian 13thn yang lalu.
tiba tiba dada sebelah kiriku sesak berdegup kencang, bukan karena ku takut , tapi memori sejarah terpahit dalam hidupku terulang kembali hari ini. sudah ku bilang, bisakah kita duduk dan membicarakannya dengan tenang. bisakah kita duduk dan membicarakannya tanpa meninggikan nada? aku lelah mendengarnya. suda cukup lelah telingaku mendengar suara seperti itu, sudah lelah jantungku untuk berdegup kencang dengan ketakutan yang terulang kembali, dan sudah lelah pula mataku melihat kejadian kejadian yang sama terulang ulang.
aku diam bukan karena aku mendengarkan. aku diam bukan karenaku tak peduli. ini yang di namakan dewasa? aku enggan untuk beranjak dewasa jika orang dewasa tak bisa menyelesaikan masalah seperti orang dewasa melakukannya. bagaimana bisa kalian meributkan hal yang sama setiap waktunya?bagaimana bisa kalian tidak dapat menahan amarah kalian di hadapan malaikat malaikat kecil kalian? aku miris melihatnya. lihatlah mamah...wanita perkasa yang menjadikan kita sedemikan rupa , sedemikan besarnya dan sedemikan hebatnya? lihatlah ibuk yang mengorbankan seluruh usianya , seluruh senja usianya hanya untuk menjadikan kita seperti ini? aku memang tak pantas untuk berkata seperti ,ini, aku belum pantas dan bisa menjadi yng lebih  baik darimu. tapi sedikit saja pengertian untukku? jangan membuatku de javu dengan kejadian yang dulu pernah menimpa kita, biarkan itu menjadi kenangan untuk kita, aku tak mau jika ini yang kedua kalinya,... aku tak ingin mereka mengulang dan merasakan hal yang sama.aku mohon ... aku mohon jangan ulangi kejadian yang pernah kita alami, sakitnya memorinya itu sulit menghilang dan terpatri dalam satu memori yang aku menyebutnya Depresi Dini.  

JIKA MAYA

Tatapnya dalam seperti delta di hilir gunung ...
Senyumnya menyejukan seperti tabung oksigen yang menyadarkanku dari koma ...
Tapi dia berbeda ...
Seperti malaikat datang tanpa sayapnya
Seperti ibu peri yang datang tanpa tongkatnya ....
Nyata ...
Seperti tidak peduli ...
Tapi kau melindungi ...
Selalu seperti itu ...
Entah apa yang kau simpan ...
Entah apa yang membuatmu enggan katakan ...
Setidaknya ...kau membuatku nyaman ...
Membuatku aman ...
Memberikannya tanpa ku minta ...
Menghilangkannya tanpa ku cela ...
Tapi jika itu suka ...
Aku rasa tidak sepertinya ....
Kau bilang juga bukan ...
Benar benar bukan maya aku rasa ..
Meskipun iya ...
Aku tak akan menghapus memorinya ....
Karena aku merasa aku tak bisa melakukannya ...