Ku membuka mataku, yang masi sayu, setelah menangis semalam, ku pandangi wajah laki - laki yang ada di depan mataku saat ini, laki - laki yang begitu aku cintai, dengan posisi berbaringan berhadapan seperti ini memang sesuatu yang benar benar ku inginkan, jika bisa ku hentikan waktu , akan ku hentikan sekarang juga, wajahnya , matanya, hidungnya ,bibirnya, rasanya itu semua miliku, tak rela sedikitpun jika ada satu perempuan datang yang merebutnya dariku, aku mencintainya,ku belai pipinya, ku pandangi lekat lekat wajahnya, terbesit dalam hatiku, "bagaimana jika aku tak melihat wajahnya lagi? bagaimana matanya tak memandangku lagi? bibirnya tak tersenyum padaku lagi, dan hidungnya tak penyentuh pipiku lagi?" ah ... raasanya sulit di gambarkan , mataku kembali sembab jika membayangkan , rasa - rasanya aku tak sanggup bila itu terjadi. aku pasti akan merindukannya, hembusan nafasnya, aroma tubuhnya, kecupan ringannya, hangat pelukannya, semuanya sangat ku rindukan. ya Tuhan .... ijinkan aku untuk tetap memandang wajahnya, merasakan hangat peluknya, hembusan nafasnya, aroma tubuhnya, dan kecupan ringan yang selalu aku butuhkan, airmataku menangis tak terbendung dengan memandang wajahnya.
" aku tak akan pergi, tak perlu kau tangisi" katanya dengan tetap memejamkan matanya
" tapi kau akan pergi kan?"aku masi tetap memandang wajahnya yang masi memejamkan matanya, membelai rambutnya dan menempelkan telapak tanganku di pipinya,
"tidak ... aku tidak akan kemana - mana , percayalah ..." katanya sembari membuka mata dan menarik tubuhku dalam dekapannya.
"tapi aku yakin kau akan pergi .... "
" kau tak percaya padaku?"
"entahlah .... firasatku mengatakan bahwa kau tak selamannya untuku"
" aku mencintaimu, dan aku milikmu, tak cukupkah itu untukmu?" jawabnya dengan mengecup keningku.
airmataku berhamburan , berlomba keluar seperti air bah yang sudah tak tertampung dalam pelupuk mata.
" bisa hentikan tangismu? kau terlalu cengeng.... aku tak suka wanita cengeng" katanya sambil menatap mataku memerah dan berair.
" kau selalu membuatku menangis, kau selalu membuatku seperti ini"
" aku tidak membuatmu bahagia?"
" lebih dari bahagia , jika kau ada dan seperti ini,"kataku membelai wajahnya
" aku akan sering sering bersamamu"dengan mendekap erat tubuhku yang masi membeku dengan udara pagi yang menusuk tulang.
" kapan kau menjadi milikku seutuhnya?"
dia diam ,..tak ada jawaban , masi memejamkan matanya dan memelukku erat.
"apa yang membuatmu tertarik kepadaku?"
" kau cantik ...." jawabnya cepat
" lalu?"
"kau menarik...." jawabnnya lagi
" lalu?"
" em ....kau pintar ...." jawabnya masi memejamkan matanya,
" sudah? itu saja?" tanyaku masi belum puas dengan jawabannya dan melepaskan tubuhku dari dekapannya
dia membuka mata melihat tingkahku, lalu tersenyum " aku mencintaimu" dan mencoba memeluk tubuhku lagi
" lalu, seberapa besar kau mencintaiku?"
"melebihi jagad raya dan luasnya samudra" jawabnya sok romantis yang tak penah dia tunjukkan selama ini
"jika kau ku tanya, lebih mana kau mencintaiku atau mencintainya?" tanyaku dengan nada datar yang membuatnya tersentak
" aku tak bisa menjawabnya "
" kenapa? karena kau lebih mencintainya dari pada aku?"
dia masi diam , " tidak tentu aku sangat mencintaimu?"
" lalu kenapa masi bersamannya? jadilah milikku seutuhnya, bisa?"
"tidak .... aku tidak bisa" jawabnya lemah,
"dan kau selamannya akan membagi cintamu untukku dan untuknya?"
dia masi diam ....dan menatapku dengan heran
" mengapa kau tiba tiba seperti ini? bukankah sampai saat ini hubungan kita baik baik saja"
" iya ... memang baik, tapi aku tak sebaik yang kau kira,entahlah ,... lama lama hatiku semakin tak menentu , aku sudah lelah, aku seperti daun yang tertiup angin dan tak tau mau di bawa kemana, aku hanya ingin kepastian darimu"
dia masi diam dan tak bergeming, masi menatapku dengan tatapan heran kepada diriku,
"pilih aku atau dia, aku tak bisa kau jadikan yang kedua, aku tak bisa kau beri harapan tanpa tujuan yang membuatku tersiksa, aku punya hati yang benar benar ingin kau cintai, dan memilikkmu, tak cukupkah hanya ayahku yang memaksaku untuk membagi cintanya dengan anak lain? dan aku tak ingin membagi cintamu dengan wanita lain, aku lelah ... cukup ...."
aku mulai menangis lagi, entah apa yang aku tangisi, betapa bodohnya aku yang masi bertahan pada posisiku, di beri harapan yang tak penah ada tujuan, di beri kata kata cinta yang hanya sebatas kata kata, bukan dari hati,dan terima eadaan ketika dia menduakan hatinya. kesabaranku sudah berada di ujung ambang batas yang sudah tak mampu ku ungkapkan, aku sudah lelah sakit dan tersakiti lagi, aku sudah lelah, jatuh dan terjatuh lagi. benar benar lelah. dia masi diam ... tak ada jawaban , dan itu suda cukup menjadi jawaban untuku bahwa dia tak bisa memilih, dan menjadi milikku,
" sudahlah ... aku tak bisa memaksamu untuk memilihku, dan aku juga tak akan menghancurkan hubunganmu dan merebutmu dari wanitamu, aku bukan wanita yang tega melukai wanita lainnya, karena aku tau bagaimana rasanya, dan aku meminta kepadamu, pergilah dari kehidupanku, aku tak bisa bersamamu"
" maafkan aku"
" tak perlu .... aku yang terlalu bodoh mengharap dan mencintaimu" ku pakai bajuku dan pergi dari ruangan yang membuatku pilu, menjadi saksi yang selalu terpatri di otak kiri, aku pergi ... dan aku tak akan kembali.
0 komentar:
Posting Komentar