RSS

....................

Kali ini aku merasakan satu pesatu saraf rambutku tertarik begitu dalam , tangan putih nan halusnya mencengkeram kuat sebongkah rambutku yang tergerai. " kau itu memang anak yang tak tau diri!! sudah berapa tahun aku mempertahankanmu?"
aku masi menatapnya dengan mata berair , merah dan mengatur nafasku yang menderu, "kenapa? kau benci kepadaku?" tanya membentakku dengan jarak 10 cm
" jika kau masi dengan ayahmu, kau tau apa yang akan terjadi?? hah? kau akan berakhir didunia malam! jadi pelacur! paling tidak , mungkin kau akan menjadi gelandangan , atau dijual????" katanya masi dengan bringas menatapku
"harusnya kau itu bersyukur!!!!" dengan membuang kepalaku ketanah membuatku sedikit tersungkur
"kau itu beda dengan kakakmu!! kamu itu goblok!!! Egois!!" aku semakin tak mampu mengatur nafasku , telingaku gatal dibuatnya.
" kamu itu gak pecus apa apa , kamu itu gak penah ngerti masalah orang tua, harusnya kamu itu ngerti !!!liyat apa kerjaanmu seharian? cuma tiduran gak jelas dikamar , ngapain? ngarep wangsit?? "
katanya masi menghardikku seperti aku telah mencuri berlian 500gram.
" otakmu itu lo ...!! dipake!! " katanya sambil menunjuk kepalaku dengan emosi yang luar biasa. aku masi diam dan mencoba mengatur birama nafas dan menyetabilkan emosiku.
" kamu itu memang sama seperti ayahmu!! bodoh!! egois!! gak penah ngerti kerepotan orang tua!!"
" kerjaan gak mau ,tapi kalo uang saja , matamu itu langsung ijo !! iya?? donyo iki gak gratis ( dunia ini gak gratis ) makane mikir o sing luweh realistis ( makanya mikirlah yang lebih realistis ), ora mung nongas nangis ae , nek keluruhan sitik ( gak cuma nangis aja kalo dinasehati ) , hah sudahlah ... terkadang aku gak penah bisa mengerti dengan jalan pikiranmu itu"
aku masi tersungkur dan menikmati cacian itu ketika aku seusai sholat isya' malam ini, telingaku benar benar panas ,
" sudah? cukup?" kataku masi dengan menundukkan kepalaku.dia tak menjawab 
" masi kurang bersyukur kau punya anak sepertiku? hah????sudah cukup kau menjadikan aku pelampiasanmu seperti ini? aku bukan boneka yang kau bisa caci dan maki sesukamu!! lihatlah anak yang jauh diluar sana ... mereka, mereka belum sepertiku , aku mampu mencukupi kebutuhanku, dan aku berusaha tak meminta sepeserpun darimu , tapi masi kurang cukup semua yang kulakukan demi kau ini? hah? "
dia menatapku dengan garang, masi menahan emosi dengan mendengar pembelaanku , seperti tersangka dalam ruang persidangan.
" aku punya hati dan perasaan mah !!  aku punya telinga!!!! aku anakmu juga? aku anakmu yang kau kandung 9 bulan dalam rahimmu, dan aku juga bayi yang kau lahirkan dengan cucuran airmata 20tahun lalu....masi ingat?"
"aku tidak setolol yang kau katakan ,aku tak sebodoh yang kau pikirkan , aku memang anak ayah? kau tau , betapa bangganya aku memiliki aliran darah yang sama dengannya , kau tak pernah mengerti mah , kau tak akan pernah mengerti!!! kau tau apa yang kau mengerti? bagaimana caranya agar kau mencaciku dan menjadikanku pelampiasan amarahmu???"
"plaaak !!! " tamparan itu mendarat seketika di pipi kananku, suasana itu masi hening , tak bersuara. aku masi menatapnya nanar, mataku masi berkaca kaca, hidung , bibirku masi memerah, ditambah lagi pipiku yang memerah,
"sudah??? sudah puas??? terimakasih mah!!!" aku pergi dengan membawa tamparan keras yang ada di pipi kananku, pikiran kacau,aku menata semua bajuku , aku mengemasinya
"kau mau kemana?" tanya eyang putri kepadaku

"pergi " jawabku kepada eyang putri sembari mengusap air mata
"kemana? uda malem" tanya eyang putri
"apa pedulinya? masi penting kah aku dirumah yang? mamah lebih bahagia aku takdirumah ini , eyang tau? aku beban yang , aku beban terbesar mamah yang hanya bisa merepotkannya , tidakkah eyang mengerti? aku sampah yang!!! aku sampah! " kataku sembari bercucuran air mataku tak tekendali.eyang menatapku pilu, memelukku dan mengusap rambutku
" aku capek yang ... aku lelah untuk berfikir, aku berusaha bagaimana membuat mamah bahagia , aku berusaha menjadi anak yang dia damba, maafkan aku yang , maaf jika aku tak mampu apa - apa"
" cukup ... eyang bangga denganmu , eyang bangga memiliki cucu sepertimu , mamahmu hanya lelah , jangan di dengar ya?" katanya sembari mengusap kepalaku,
aku masi terisak dalam tangisku, aku berusaha untuk menghilangkan sifat cengengku ini, tapi hari ini, hatiku benar benar terluka, hatiku benar benar tergores dengan kata - katanya yang meluncur dari bibir mamah. aku tak mengerti bagaimana caranya agar dia memahami bahwa aku mencintainya, sangat mencintainya, atau mungkin aku yang tak pernah mengerti keadaanya?haruskah dia tak memandangku dengan sebelah mata?
aku darah dagingnya , aku putrinya ... tapi memang aku tak sebaik yang dia harapkan. terbesit dalam benakku , maafkan aku mah ... maaf ...
"tidurlah ... besok kau harus kerja"
aku masi menangis menatapnya, wanita paruh baya yang benar benar belahan jiwa dalm hidupku, yang selalu membelaku , yang selalu perhatian kepadaku, yang selalu ada untukku, bukan ibu yang menggandungku, tapi memang eyang yang selalu menangis ketika ku sakit, bukan wanita yang melahirkanku, mungkin benar ,dia tidak mencintaiku, dia tidak menyayangiku , dia juga tak mengginginkanku?
salahkah aku? atau memang aku yang tak pantas menjadi anaknya?aku masi tetap berusaha menjadi yang kau ingini , aku masi berusaha untuk menjadi apa yang kau dambakan , yang telah pupus dan kandas karena keegoisan. sekali lagi maafkan aku ... aku mencintaimu

3 komentar:

juru gk mengatakan...

bbagus banget ceritanya........ luapan emosi dan pembaca bisa terbawa emosi... top:).

terus menulis ya

juru gk mengatakan...

bisa terbawa ke simpati dan empati

Rahajeng Enggar mengatakan...

kayaknya terlalu emosi ya pakde ya? hahaha
terlalu fitif ...... :)

Posting Komentar