Masi seperti biasa aku duduk dteras depan rumah sembari menanti senja, dan memandang aruna tenggelam di telan malam. bau tanah basah setelah di guyur hujan seharian. menambah syahdu sore itu. aku masi duduk merapatkan kakiku dan meniupi secangkir coffe vanilla latte , favoritku entah mengapa aku sangat menyukai kopi, aku merasa punya rasa semangat ketika meminumnya, merasa hangat ketika mencium aromanya. sedikit terbalik, tapi itu memang yang ku rasa. suara titik titik air masi terdengar jatuh dari paralon penampungan air jatuh mengenai permukaan air ember disampingku. di barengi dengan suara katak yang bernyanyi bahagia. " menunggu siapa?" tanya eyang putri kepadaku dan duduk diatas kursi jerami tua yang berwarna coklat kehitaman.
aku tersenyum dan memandangnya " tidak ... aku hanya mencari udara segar yang, aku senang bau tanah basah" jawabku sembari menyeruput kopiku.
aku tersenyum dan memandangnya " tidak ... aku hanya mencari udara segar yang, aku senang bau tanah basah" jawabku sembari menyeruput kopiku.
"owh ...eyang pikir masi terngiang dengan laki - laki berkacamata kemarin lusa"
aku tersentak dibuatnya " siapa?Dimas?"
" oh .. namanya dimas? eyang belum sempat berkenalan"kata eyang sembari melirik ke arahku
" hahaha tidak eyang ... dia hanya sebatas teman"
eyang tersenyum menggoda, mungkin kah dari wajahku terlihat jika aku jatuh cinta? aku rasa aku tidak menunjukan tanda tanda bahwa aku menyukainya.
"wajahnya memang laki - laki baik ,.... "
"hmmm ... aku rasa begitu" jawabku sembari mengangguk- anggukkan kepalaku sembari menyeruput kopiku lagi.
"bener cuma temen?" tanya eyang ingin tau
"memangnya kenapa eyang?emang boleh Ajeng pacaran?" tanyaku memastikan surat ijinku yang belum keluar sampai sekarang. usiaku sudah 21 tahun.entah mengapa orang rumah belum welcome dengan teman laki - lakiku, memang aku belum pernah membawanya, tapi setidaknya mereka belum juga memberikan lampu hijau kepadaku.katanya nunggu aku merampungkan S1baru diseleksi
"ya tergantung... "
"ah tergantung apanya yang? "
"agamanya, kerjanya, dan keluarganya...."
" emang penting ya yang?"tanyaku masi ingin tau apa yang eyang inginkan untuk menjadi cucu mantunya
" ya harus ..." katanya sembari membenarkan tanaman anggrek miliknya.
" berarti harus agamanya kuat?"
"hu um ... "
" nanti kalo aku di kasi cadar, terus pake baju hitam hitam? terus bagaimana?"
" bagus donk ... "
" nanti gak boleh pake jins, gak boleh pake baju ketat, diluar rumah harus pake jilbab.... aaa.... neraka kan yang"
"hust ... kamu itu ... dibilangi mesti ngeyel"
" tapi yang .... tak ada yang sempurna eyang , tak ada yang seperti yang eyang inginkan, yang baik agamanya, yang baik keturunananya, dan baik kerjaanya"
" iya eyang tau ... tapi setidaknya penuhi salah satu diantaranya"
"iya semoga saja masi disisain satu buat ajeng ya yang ... "
" husst ... ya bilang amin to ... "
"hahah iya amin...."
" emangnya bener tak ada? " tanya eyang dengan masi menyemprotkan cairan suplemen tanaman kepada anggrek - anggrek kesayangnya.
" apanya? " tanyaku pura - pura tak tau
" iya kan umur kamu sudah 21 tahun, ... ya bukannya eyang melarang pacaran , tapi setidaknya ... sambil ngelirik kan juga gak papa .... "
" berarti boleh nih? " tanyaku dengan senyum menggoda kepada eyang
" hahaha iya yang peting itu tadi .... "
" bibit,... bebet ... dan bobot ... " jawabku menyela perkataan eyang.
" tapi yang ... kalo bibit bebet dan bobot pas, ajeng gak cinta? harus dipaksa juga?"
"cinta? nanti juga cinta.... lama - lama .... asalkan selalu sama - sama"
" witing tresno jalaran soko kulino? aah ... ini uda 2013 eyang ... sekarang atas nama cinta dimana - mana "
" ya itu ... anak jaman sekarang bilang cinta , gembar gembornya cinta, padahal cinta gak bisa buat kamu kenyang nduk ... " katanya sembari duduk kembali di kursi jerami
" tak perlu cinta ... karena akan tumbuh dengan sendirinya"
" kau pikir jika dengan cinta ... akan bahagia?"
" tidaaak .... dalam sebuah pernikahan ... cinta hanya nomor sekian , sedangkan materi, dan kebutuhan tercukupi , itu yang nomor satu. bahagia ... bukan karena cinta, karena bahagia akan muncul dengan sendirinya."
"tapi , masi ada orang kaya raya tapi tak bahagia karena tak cinta.... " tanyaku seperti berdebat argumentasi
" tapi tak ada juga orang yang miskin ,... tapi sangat bahagia.... itu hanya ada di dongeng semata ..., jadi .... jangan anggap dengan modal cinta pernikahan akan bahagia, cinta itu tak bisa di nalar dengan logika... jadi kau harus menggunakan logikamu, untuk mengontrolnya "
aku hanya diam , memikirkan sesuatu yang belum aku mengerti . ada dua sisi yang benar benar aku masi memilah milah , ada dua sisi yang harus aku pilih , ada dua kubu yang benar benar menjadi bagian dari hidupku. memilih salah satu diantaranya atau tak memilih keduanya. tak ku pungkiri jika cinta juga faktor utama untuk kita hidup bahagia.. tapi bahagia tanpa materi itu tak ada ... dan bahagia tanpa cinta itu .... masi sangat maya
aku tersentak dibuatnya " siapa?Dimas?"
" oh .. namanya dimas? eyang belum sempat berkenalan"kata eyang sembari melirik ke arahku
" hahaha tidak eyang ... dia hanya sebatas teman"
eyang tersenyum menggoda, mungkin kah dari wajahku terlihat jika aku jatuh cinta? aku rasa aku tidak menunjukan tanda tanda bahwa aku menyukainya.
"wajahnya memang laki - laki baik ,.... "
"hmmm ... aku rasa begitu" jawabku sembari mengangguk- anggukkan kepalaku sembari menyeruput kopiku lagi.
"bener cuma temen?" tanya eyang ingin tau
"memangnya kenapa eyang?emang boleh Ajeng pacaran?" tanyaku memastikan surat ijinku yang belum keluar sampai sekarang. usiaku sudah 21 tahun.entah mengapa orang rumah belum welcome dengan teman laki - lakiku, memang aku belum pernah membawanya, tapi setidaknya mereka belum juga memberikan lampu hijau kepadaku.katanya nunggu aku merampungkan S1baru diseleksi
"ya tergantung... "
"ah tergantung apanya yang? "
"agamanya, kerjanya, dan keluarganya...."
" emang penting ya yang?"tanyaku masi ingin tau apa yang eyang inginkan untuk menjadi cucu mantunya
" ya harus ..." katanya sembari membenarkan tanaman anggrek miliknya.
" berarti harus agamanya kuat?"
"hu um ... "
" nanti kalo aku di kasi cadar, terus pake baju hitam hitam? terus bagaimana?"
" bagus donk ... "
" nanti gak boleh pake jins, gak boleh pake baju ketat, diluar rumah harus pake jilbab.... aaa.... neraka kan yang"
"hust ... kamu itu ... dibilangi mesti ngeyel"
" tapi yang .... tak ada yang sempurna eyang , tak ada yang seperti yang eyang inginkan, yang baik agamanya, yang baik keturunananya, dan baik kerjaanya"
" iya eyang tau ... tapi setidaknya penuhi salah satu diantaranya"
"iya semoga saja masi disisain satu buat ajeng ya yang ... "
" husst ... ya bilang amin to ... "
"hahah iya amin...."
" emangnya bener tak ada? " tanya eyang dengan masi menyemprotkan cairan suplemen tanaman kepada anggrek - anggrek kesayangnya.
" apanya? " tanyaku pura - pura tak tau
" iya kan umur kamu sudah 21 tahun, ... ya bukannya eyang melarang pacaran , tapi setidaknya ... sambil ngelirik kan juga gak papa .... "
" berarti boleh nih? " tanyaku dengan senyum menggoda kepada eyang
" hahaha iya yang peting itu tadi .... "
" bibit,... bebet ... dan bobot ... " jawabku menyela perkataan eyang.
" tapi yang ... kalo bibit bebet dan bobot pas, ajeng gak cinta? harus dipaksa juga?"
"cinta? nanti juga cinta.... lama - lama .... asalkan selalu sama - sama"
" witing tresno jalaran soko kulino? aah ... ini uda 2013 eyang ... sekarang atas nama cinta dimana - mana "
" ya itu ... anak jaman sekarang bilang cinta , gembar gembornya cinta, padahal cinta gak bisa buat kamu kenyang nduk ... " katanya sembari duduk kembali di kursi jerami
" tak perlu cinta ... karena akan tumbuh dengan sendirinya"
" kau pikir jika dengan cinta ... akan bahagia?"
" tidaaak .... dalam sebuah pernikahan ... cinta hanya nomor sekian , sedangkan materi, dan kebutuhan tercukupi , itu yang nomor satu. bahagia ... bukan karena cinta, karena bahagia akan muncul dengan sendirinya."
"tapi , masi ada orang kaya raya tapi tak bahagia karena tak cinta.... " tanyaku seperti berdebat argumentasi
" tapi tak ada juga orang yang miskin ,... tapi sangat bahagia.... itu hanya ada di dongeng semata ..., jadi .... jangan anggap dengan modal cinta pernikahan akan bahagia, cinta itu tak bisa di nalar dengan logika... jadi kau harus menggunakan logikamu, untuk mengontrolnya "
aku hanya diam , memikirkan sesuatu yang belum aku mengerti . ada dua sisi yang benar benar aku masi memilah milah , ada dua sisi yang harus aku pilih , ada dua kubu yang benar benar menjadi bagian dari hidupku. memilih salah satu diantaranya atau tak memilih keduanya. tak ku pungkiri jika cinta juga faktor utama untuk kita hidup bahagia.. tapi bahagia tanpa materi itu tak ada ... dan bahagia tanpa cinta itu .... masi sangat maya
0 komentar:
Posting Komentar