Bagaimana aku akan memulainya ? entahlah tetapi cerita ini
tidak berawal dengan mudah ,sebaliknya cerita ini merupakan cerita yang
tak berujung bahkan berakhir dengan pilu, sebeneranya aku tidak berhak merasakan hal seperti ini, ada seorang adam yang mendampingiku saat ini, tapi melihatmu , bersama wanita yang dulu menjadi teman sejatiku, dan menjadi teman berbagiku cerita tentangmu, membuatku sedikit arogan beberapa hari ini.hati ku berontak, hatiku terluka. merasa tak adil. karena kau yang ku cintai, kau yang begitu aku puja segenap jiwa, kini terlah besanding disisinya. sepertinya memang iya ... tapi tak ku pungkiri jika tak ada cinta yang salah dalam memilih, tak ada hukum yang mengekangmu dalam mencintai dan memilih seorang hawa, apa lagi aku bukan siapa siapa. tapi kenapa harus dia? bukan kah kau tau betapa aku mencintainya? betapa aku ingin bersanding dan menggandeng lengan dan berjalan berjajar disampingnya? ayolah ... mengerti hatiku, hargai hatiku ...
egois? iya .. aku layak jika kau sebut tersangka. aku layak untuk kau sebut pemeran antagonis dalam cerita ini. tapi rasaku ini, seperti dibenci dan dikhianati. Tak perlu melibatkan orang lain dalam
kisahku. Tapi kau sudah terlanjur terlibat dalam kisahku. Lalu mau apa lagi ?
apa yang harus ku lakukan ? Kau.. dan hanya kau yang kusesali.Hanya dengan kau
mengenal seseorang yang baru kau kenal kini kau berubah bahkan berubah 180 derajat.
Seolah kau sekarang membenciku, menyalahkan ku layak seperti seorang tersangka.
Lontaran kata demi kata kau ucapkan pada ku. Begitu bencinya kah kau pada ku ? pertanyaan
itu pun muncul “apa salahku ? apa aku salah jika memiliki rasa ini? " bukankah semua orang boleh memilikinya? kau tau? Butiran air mata selalu terlinang ketika aku mengumpulkan
kata demi kata untuk mengungkapkan isi hatiku. Perih hati ini. Kacau perasaan
ini. Rasanya seperti tercabik cabik dan terobek benda tajam. Seperti tingkah lakumu
yang tak kau sadari. Tapi Apakah kau tau ? apa kah kau memahaminya ? tidak..
bahkan kau tak tahu dan tak pernah mengerti. Mungkin ini gila bahkan bisa
dikatakan aku merupakan orang yang tidak normal. Sakit ku terasa sampai di
ujung terdalam rempela hatiku Dan inilah kisah hidupku kisahku dan kisah dirinya. Disini aku tak
menyalahkan siapa pun. Aku memang tersangka dan patut kau BENCI. kau pikir aku membencimu? tidak ... aku bukan orang laknat seperti itu. Tapi aku juga manusia yang tak mudah
untuk menghilangkan kisah ini dalam diri ini. menghapusnya seperti kapur yang tergores di papan tulis, bukan seperti debu yang menempel di jendela kamar, yang akan hilang ketika tertiup angin. tidak ... aku punya hati ... lagi lagi kau lupa jika aku punya nyawa, aku pun manusia yang selayaknya kau patut menghargai dan mengerti .Tak pernah aku segila ini. aku tak pernah senaas ini, seumur hidupku, aku tak pernah menangis dan menderu, tapi ketika ku melihatmu, ketika aku menyadari kau memilihnya dari pada aku, tubuhku seperti terpelanting dari lantai tujuh , dan hancur menjadi debu. dan apa kau pernah menyadari bahwa
tak pernah aku se bahagia ketika kau selalu memanggil namaku. Walau nama itu
terlihat buruk dan hanya nama kita yang ku kira orang lain tak tahu asal
mulanya. Tapi itu dulu.. sekarang sudah beda cerita lagi. Nama itu sudah lenyap
hilang.. tak ada ucapan itu lagi. Tak ada canda tawa lagi. Dan itu semua tak
berguna untuk dilanjutkan. Hanya sesal saja yang ku rasakan. harapanku kandas tertiup desir ombak diatas pasir pantai , tersapu angin seperti dedaunan kering , redam seperti abu yang hilang tertelan awan, seperti kayu yang tiada terbakar oleh api yang membara. dan cukup untuk mengakhiri semua
kisah ini adalah menyimpan memori ini untuk diriku sendiri.ku simpan kenangan kita, ku kubur rapat rapat cerita cinta yang pernah ada, ku sematkan dalam sebuah bingkai kaca kecil dalam hatiku yang membiru. tak ada kata yang termulia dari pada doa, ku tuturkan semoga engkau bahagia besamanya, dan doakan aku agar aku juga bahagia dengan pilihanku, dengan jalanku yang telah Tuhan tentukan dan takdirkan. aku menyadari , dan mengerti , tentang semua perjalanan yang kita lalu, tak semua ujung yang mempunyai jalan, tak semua sungai yang mempunyai muara, tak ada kata dalam sebuah cinta, Karena setiap CINTA
ada CERITA.
0 komentar:
Posting Komentar