RSS

KEBENCIAN ITU



Aku duduk di sebuah ruangan yang cukup lebar menurutku , tapi aku merasakan hawa sempit dan sesak disini , entahlah , suasana tak nyaman dan begitu menyesakan. Aku bukan sedang dengan seorang manusia , ataupun robot , tapi makhluk egois,aneh , dan penuh dengan rasa paling baik dari segalanya.
aku bukan orang yang mau untuk mengatakan bahwa aku lebih baik dari mereka , tapi mereka tak segan segan untuk berkata bahwa mereka lah yang terbaik dari semua, kenapa bisa ada orang seperti itu , menganggap dirinya baik , padahal dia benar benar buruk , menyatakan dirinya benar benar tak bersalah , tapi sebenarnya dia yang bersalah , berkedok malaikat,berpendirian sok suci yang tak pernah ku ketahui bagaimana mereka punya pikiran seperti itu ,
Benar benar tak ada bedannya dengan serigala berbulu domba , atau semacam harimau berkulit rusa. Aku muak dengan apa yang mereka lakukan , kenapa tak ada niat untuk menjadi diri sendiri saja? Mencoba untuk menjadi baik padahal dia buruk. Bukan untuk mengumpat aku berbicara seperti ini , tapi paling tidak aku tak sepertimu yang mencoba baik di depan orang, ternyata juga berbau busuk.
sudah ku sabarkan hatiku ketika aku melihatmu , aku mencoba untuk tidak memandangmu , dan mencoba untuk tidak sepertimu , ingin rasanya ku tertawa melihatmu , melihat tingkahmu yang sangat kelihatan iri dengan yang lain, pandangan benci , pandangan iri yang kau simpan dengan rapi. tapi terkadang aku merasa kasihan terhadap hidupmu , yang tak pernah menikmati indahnya hidup ketika kita mampu melakukan sesuatu yang sangat berbeda dengan biasanya , menikmati hidup dimana kita berani untuk mengambil diluar jalur relnya, menikmati bagaimana tak taat hukum ,dan pengikat pengikat lainnya. Tidak kah kau bosan? aku benar benar bosan melihat kamu yang tak pernah berinovasi dengan hidupmu. Hidupmu memang tak pernah berwarna., penuh dengan kepalsuan, dengan melakukan semua bukan dari dalam hatimu.
Sandiwaramu itu , tutur katamu itu yang membuat telingaku gatal ketika mendengarnya, bagaimana bisa kau mengorbankan yang lain, atau menjelekkan yang lain , bahkan mengkorek semuanya yang ada pada diri mereka , agar kamu mendapatkan pandangan yang baik? Egois yang luar biasa,memecundangkan oranglain demi memberi bedak kepada diri sendiri, Aku tak habis pikir, kenapa tak korek saja kekuranganmu sendiri? dan belajar introspeksi? daripada musti mencela dan menghina yang lain.?
Aku tak suka dengan caramu itu , aku tak suka dengan lagatmu itu, aku benci dengan semua yang ada pada dirimu. entahlah , tapi kau memang sosok yang begitu aku benci ... jika mampu ku ungkapkan , aku membencimu lebih dari orang orang tau

NAMAKU RA Part I


Kali ini ku buka mataku dan menyadari bahwa aku tertidur di jalan yang sepi nan gelap, dengan tubuh ringan yang ku bawa, aku menyadari sudah terlalu malam untuk berjalan sendirian di jalan ,tak biasanya aku berpergian ba’da isya seperti ini,tak biasanya juga aku berjalan kaki, tapi memang hari ini aku berjalan, sembari jalan kaki ku ingat , aku dari mana , atau mau kemana, namun aku sulit untuk mengingatnya. Ku niatkan untuk pulang ke rumah.
kumelewati gang mushola, rumah urutan kedua dari ujung , bercat warna coklat muda dan sedikit agak memudar, 2 pohon mangga sedang yang merindangkan, tenda berwarna hitam terpasang di pelataran rumah  ku masuk dengan ragu,  suara sayup – sayup semakin keras , kurang paham yang diucapkan namun mereka benar benar serempak dan di lagukan dengan suara qiroat yang melantun merdu di telingaku, hingga membuat hatiku terasa nyaman dan tenang mendengarnya. Aku heran ada acara apa dirumah?biasanya jika ada acara mamah , selalu memberitahuku .
aku memasuki teras berubin warna merah , ku lihat tamu tamu dengan berbaju koko dan sarung lengkap dengan kopyah dikepala, yasinan kalo orang bilang , aku tersentak , siapa yang meninggal? Tak biasanya mamah mengadakan yasinan sedadakan ini, bukankah eyang sudah lama sekali meninggal , lalu siapa yang diyasinkan? aku berjalan dan sekiranya ingin ku salami mereka , tapi aku enggan , mereka benar benar khusyuk membaca yasin, sampai sampai seperti tak sadar kehadiranku.
aku masuk ke dalam rumah bermaksud mencari mamah , ku lihat mbak tidur di depan tv meringkuk dengan baju berwarna hitam , mas dikamar menemani keponakanku tercinta tidur, aku merasa seharian tak menggendongnya, aku rindu dengannya. Tapi ku urungkan , aku belum mandi , nanti saja stelah ku temui mamah. Aku mencari sosok seorang wanita paruh baya yang begitu aku cintai , ku cari di dapur tak ada ,hanya orang orang yang ikut membantu acara yasinan , ku cari di ruang makan juga tak ada, aku cari di kamar mamah , mungkin mamah sedang tiduran  namun juga tak ada, lalu ku dengar suara isak tangis tertahan di dalam kamarku , aku bergegas menuju kamarku , ku masuki ruang yang berwarna ungu itu , dan kulihat wanita yang ku cari sedang duduk pinggir ranjang kamarku dengan mendekap sesuatu ,
“ maah ….” Aku panggil lirih , namun mamah tak menjawab, mata mamah sembab, airmatanya tak pernah berhenti keluar dari pelupuk matanya,memandang sayu foto yang ada di tangannya,foto siapa sampai mamah kacau seperti ini? Papah? Sebegitu cintakah mamah dengan papah sampai belum ikhlas merelakan dia pergi? ku hampiri dengan ragu,
“maah …” aku panggil sekali lagi , mamah tak menjawab, spertinya memang tak dengar.
ku duduk di sebelahnya , aku masi penasaran foto siapa yang ada di dekap dadanya, isak tangisnya semakin tertahan , airmatanya mengucur deras dengan penuh kepedihan yang tertahan.
“maah… mamah kenapa?” tanyaku sampai aku tak tahan ikut menangis melihat keadaannya.
lagi lagi tak ada jawaban, mamah terus dan terus menangis.ku putuskan untuk diam dan menunggu mamah mau bercerita denganku. Mungkin mamah ingin tenang , sejenak ku pandangi kamarku , nuansa ungu yang membuatnya sendu, korden, sprai, perabotan serba ungu. Rindu … ada perasaan rindu dengan suasana ini , tapi ku coba ingat lagi , kemana aku seharian ini, tak ada jadwal kuliah , apa aku pergi dengan kekasihku hari ini? Ah tidak .. akhir akhir ini dia sedang sibuk , dan kalau tidak salah ingat , aku bertengkar hebat dengannya.tak mungkin aku pergi ke jogja untuk menemuinya.
mamah sudah mulai tenang, perlahan mamah membuka figura foto itu,tatapannya sayu.. dibelainya sperti membelai seorang bayi dengan penuh kasih sayang, ku mencoba melihatnya julurkan kepalaku, dan ...
"MasyaAllah ..." ternyata fotoku ... ada apa? kenapa mamah mendekap fotoku?
"mah ... aku ra mah ... aku disini .. lihat aku mah .. aku ada ... "
mamah semakin menangis .. seperti mendengarku tapi tak menatapku , ku coba menyentuhnya tapi tak bisa, aku ingin mendekapnya tapi aku tak bisa , ada apa denganku? apa yang terjadi denganku
"maah .. aku ra .. mah .. anakmu disini mahh . . " ku putar badanku mengikuti arah pandangan mamah, agar mamah melihatku,
demi apapun aku tak mengerti dengan kondisiku saat ini, aku keluar kamar.ku hampiri mbak tidur meringkuk di depan tv , mbak sedang menangis dengan memeluk boneka doki kesayanganku , "mbak ... aku ra mbak , aku disini, sapa yang meninggal mbak?sapa ? " aku semakin parau ... aku semakin tak bisa mengkontrol diriku, aku berusaha memeluk mbak , mencubitnya dan bagaimanapun caranya agar mbak melihatku , tapi tak bisa , tanganku tak menyentuhnya. aku semakin tak mengerti ada apa denganku, ada apa dengan tubuhku, kenapa aku ditangisi? kenapa aku tak ada yang mau peduli...

SEPERTI INI

Senada dan terpadu kontras dengan bajunya
Lengkuk tubuhnya  selayaknya putri cinderella
Tutur katanya Lembut bagaikan sutra
Indah nan mempesona
Tapi wajahnya ,...
Wajahnya pilu..
Menahan duka ...
Menyimpan luka ...
Memendam Perih ...
Seperti Merintih ...
Aku mematung terpaku dalam berdiriku
Menatap lekat ...
Bayangan maya dalam benda bening ...
Cicak tertawa dalam rayapannya, ..
Semut terbahak dalam barisannya ...
Menyaksikan raga itu berdiri tanpa nyawa...
Mayat hidup yang bersolek layaknya manusia ...
Memoles dengan darah dan nanah dari urat nadinya ...
Tragis ...
Seperti pembantaian tubuh tubuh pribumi  dalam peristiwa G 30 S PKI...


DIAMNYA

Desir ombaknya riuh....
Dawainya mengalun dalam nada nada seriosa ...
Anggun dan tak bernyawa...
Hanya raga tak berupa....
Hanya rima tak bersuara ...
Bahagia ??
Kurasa iya ....Tapi sepi ...
Dimana duri duri itu meracuni...
Dimana tiang tiang itu telah lelah untuk berdiri,...
Dimana tembok tembok kokoh itu berlumut ...
Jendela kayu jati tua telah lapuk ...
Termakan oleh gigi rayap yang tak pernah bernegoisasi ...
Memamah serat serat coklat yang merekat ...
Kini berubah menjadi pucat ...
Bunga mawar yang merah merekah itu...
Sekarang layu ...
Pesonanya pudar dengan perlahan ...
Ranum harumnya tak sepadan dengan melati ...
Kharismanya tak akan mampu secantik dewi sri ...
Jingga ... jingga dalam jiwa ...
Yang enggan untuk bangkit dan terungkit ...
 Lenyap dalam nestapa ..
dan lebur menjadi satu satu nitron yang berabu ..... dan .... membeku