RSS

LUKA ITU

pelangi terbias cahaya putih oleh matahari
terpantul oleh cermin cembung yang membumbung
menembus bening dan meruncing
memecahkan menjadi serpihan serpihan yang mengeping
beribu tanya dalam benak nada
menjadikan bait bait yang tak bernohta ....
diamnya terbendam dalam dalam ...
mengukir sebuah upeti yang tak terjanji ...
mengoyak maya yang tak pernah ada nyata ...
menjadikan mata mata tak penah melihatnya
menjadikan telinga telinga tak penah mendengarkan ...
lemparkan saja ...
atau buang saja ...
memang tiada artinya ...
apa lagi jiika merajutnya dengan benang songket yang murah harganya
tak kau tahtakan emas dan berlian diatasnya ...
tak kau kerjakan dengan cinta ...
buaang saja ....
lempar saja ...
sejauh jauhnya ....
biar tiada yang punya ...
biar tiada yang mampu memilikinya ...,
teriak ....teriaklah ...
dengan jeritan jerintan isak tangis dan tawa ,...
agar kau melihatnya ...
betapa menyakitkannya ...
betapa aku meradangnya ...
pergilah ....
pergi jauh ...
agar kau mendengarnya
betapa mirisnya ...
betapa aku memekiknya ...
pergi ...
menjauh dariku ...
atau akan ku tusukkan belati tajamku ...
sebagai bukti bahwa aku terlalu mencintaimu ...

DIA

aku ingin mencintaimu dengan segenap nafasku ....
aku ingin mencintaimu dengan sepersekian detik denyut nadiku ...
aku ingin mencintaimu dengan seluruh jiwa dan ragaku ....
aku ingin mencintaimu dengan semua darah yang mengalir dalam tubuhku ....
segala yang indah yang kau punya
segala yangkebahagaiaan yang kau terima
biarkan menjadi satu - satunya yang pernah ada ...
merenda dan merona dalam sudut senyum maya ...
terbinar dalam bibir yang merekah dan indah ...
namun kini layu dan terkatup membisu ...
kau yang ada untukku ...
kini menghilang tanpa bayang ...
kini menjauh tanpa eluh ....
lagi lagi biarkan dia menari dalam prasasti yang abadi ...
biar dia dekap dingin yang menusuk kerelung hati ...
mencekram tajam dan menghujam ....
tak ada bedanya dengan memaksaku menelan empedu ...
tak ada bedanya dengan memasungku dan membungkam mulutku ...
tersiksa batinku karenamu ...
tersiksa hidupku tanpa kau disisiku ...
arjuna datang perlahan dengan nama cinta ...
tapi dia tetap membawa permasurinya ...
bukan mempersuntingku untuk satu satunya ...
spertinya akan memaduku dengan selir selirnya
biarkan rama yang datanga atas nama cinta ...
biarkan hanya rahwana yang mempunyai seribu cinta ...
tapi bukan kau ...
jangan membuatku pilu ...
jangan memberikan pengharapan yang besar kepadaku ...
jangan biarkan tubuhku terpelanting dan remuk menjadi abu ....
Tuhan ....
katakan padanya bahwa aku mencintainya ...
katakan padanya bahwa aku rapuh tanpanya ...
katakan padanya jangan membuatku kecewa untuk yang kesekian kalinya ...
jadikan dia satu satunya ... jadikan dia yang semata hanya untukku saja ...
kali ini aku  memaksa,...
tuliskan cerita indah untuk kami berdua ,...
goreskan cerita agar kami bersama ....
menjadikan satu raga dan jiwa ...
karena aku hanya mencintai seseorang seperti dia

TAHTA RAJA

cukupkan saja semua yang suda kau gores indah dalam kehidupanku
tinggalkan saja semua yang pernah aku warnakan dalam kehidupamu
lepaskan pelukanmu dari pinggangku
suda masa purna kau menjabat manjadi raja disinggasana hatiku
suda seharusnya kau lengser dari kursi megah nan indah  yang memuja
kini hanya permaisuri yang menentukan raja untuk bertahta
suda tak ada waktu lagi untuk menangis dan meminta
suda tak ada waktu lagi untuk mengiba
pergi saja kau dengan semua dusta
pergi dan buang semua bejana bejana neraka  yang kau punya
aku suda tidak membutuhkannnya
aku suda tidak mau melihatnya
berikan itu kepada wanitamu yang baru menjabatnya
berikan semua itu kepada wanitamu yang membuatku murka
sekarang aku lebih bahagia
aku benar benar suda bahagia dengan kehidupan nyata
aku tak bisa merajut asa yang kau janjikan di kehidupan masa datang
aku tak bisa mengantungkan apa yang seharusnya ada
aku selalu ingin mempunyai sesuatu yang benar - benar ada di depan mata
tak perlu kau tangisi dan sesali
aku tidak akan kembali ....
menengokmu, bahkan melirikmu ....
aku suda tidak sudi ...
biarkan aku mencari hawa kebebasan dengan sayap yangku jait dengan airmata
biarkan aku berjalan dan berdiri dengan kaki yang kusambung sendiri
biarkan aku ....berlalu ...
meninggalkanmu ....
dan masalalu ku ....
bersamamu ....

SENJA TERAKHIR (draft)

"Jemari lentik yang tak akan penah berhenti untuk menuliskan berabjad abjad aksara yang terucap untukmu, harus butuh beribu - ribu lembar kertas yang harus ku tuliskan untukmu ketika ku merindu, mendekapmu dalam pilu dalam anganku yang jauh merindumu , menghujamkan belati tajam yang kau simpan untukku beberpa bulan yang lalu,  aku belum ikhlas ... aku benar benar belum ikhlas dengan perlakuan sadismu kepadaku, aku belum rela , kau mencabik hatiku dengan kejamnya, dan kau meremukkan tulang belulangku hingga lebur, menbiru dan menjadi abu. suda cukupkan saja cintamu yang tak pernah ada untukku, suda cukupkan saja semua yang pernah ada diantara kita, lupakan saja semua janji janji yang kau ikrarkan dengan gagahnya. sudah tak mampu mataku terbendung dengan menahan airmata yang deras mengalir tanpa ku pinta untuk berhenti. aku telah lelah dengan semua pesakitan yang pernah kau berikan.aku telah muak dengan rayuan yang tak pernah ada nyatanya. ku tutup lembaran unguku yang kau goreskan indah dalam cerita cinta kita, meski bukan sperti cerita cinta yang ku harapkan seutuhnya, aku membencimu teramat sangat .... aku tak akan mampu memafkanmu dan melebur kesalahanmu itu di dalamnya hatiku, terlalu dalam dan terlalu lebar kau lukiskan luka yang mengangga.... aku membencimu.... hingga kau tak sanggup untuk menebus atas perlakuanmu kepadaku ...."  ditutupnya secarik kertas warna ungu itu ditangannaya dan dia tertunduk dengan menahan isak tangis yang tercekat di tenggorokan. aku melihat air matanya tak bernti mengalir dari pipinya , aku baru pertama kali melihatnya menangis sperti ini. laki laki yang ku lihat tegar, tak pernah menangis dan terlihat selalu bahagia, kini menangis tragis di depanku, airmatanya menderu dan membungkam dalam kebisuan di area pemakaman. aku hanya mampu menatapnya nanar , dan menepuk bahunya, aku tau seperti apa yang di rasakannya saat ini. penyesalan yang tak akan pernah ada habisnya, permohonan maaf yang tak pernah ada maafnya, akan dia rasakan seumur hidupnya, akan dia tanggung dnegan apa yang telah dia perbuatnya.
"semua salahku .... " katanya sembari mengontrol nafas dan isak tangisnya 
aku hanya mampu duduk diam dan menatapnya.
"aku mencintainya .... bukan maksudku seperti ini ...."
" biarkan Rara tenang di sana , biarkan Rara hidup bahagia dengan dunianya, tak usah kau tangisi sperti ini, ini akan lebih baik , daripada dia terus dengan alat bantu yang menyiksanya"
"aku yang mambuat dia seperti itu Re ... , aku gak bisa maafin diriku sendiri, harusnya aku tak gegabah memutuskan hubungan kita, dia tak pernah cerita jika dia .... dia sakit Re... , kenapa kamu gak memberi tahu aku tentang ini?"
"Rara melarangku untuk bercerita kepadamu, dia tak ingin kau bertahan dengannya bukan karena cinta, tapi karena kasiaan, dia tak akan mampu sperti itu, dia tak akan bisa ...itu akan membuatnya tersiksa"
"sejak kapan?"
" 6 bulan yang lalu tepat disaat kau memutuskan hubungan dengannya, dia di vonis dokter" jawabku dengan menghela nafas panjang dan menatap kosong bunga kamboja 
"kamu memang laki laki bajingan yang pernah aku temui, Rif. kamu gak penah ngehargai apa yang Rara lakuin buat kamu selama hidupnya,kau tau? dia sering dan berkali kali mengabaikan sakitnya itu , hanya untuk menyusulmu kesurakarta, dia sering mengabaikan dan merelakan semua uang tabungannya hanya untuku memberimu hadiah dan pergi ke sana . menemuimu,. Rara memang telalu bodoh mencintai laki laki bajingan spertrimu" kataku dengan nada parau setengah menahan tangis.
"aku .... aku mencintainya Re ... aku mencintai Rara .... "
" mencintai nya? mencintai Rara? masi bisa kau berbicara seperti itu, masi kurang cukup kau melukai hatinya dnegan tidur dengan wanita lain , ketika Rara menyusulmu kesana? dan kau bahkan tak peduli ketika dia pulang dengan tak tau jalan??? dan bodohnya Rara tetap memafkanmu dan kembali kepelukanmu, aku tak habis pikir denganmu apa matamu itu suda buta? tak sadar di cintai sedemikian rupa oleh Rara? jika aku tak punya Tuhan , aku akan membunuhmu saat ini, aku tak akan pernah rela kau menyakiti saudara kembarku dengan targis seperti ini, aku benar benar ikut membencimu, tapi aku terkadang kasihan melihatmu, semoga wanitamu yang sekrang tak bernasi samas dengan Rara" aku berjalan meninggalkannya suda enggan berkata dengannya , airmataku tak berhenti mengalir dari pelupuk mataku. aku benar benar sperti merasakan apa yang Rara rasakan, kami terlahir dalam 1 embrio , dan kami punya ikatan batin yang kuat. aku balikan badanku dan menatap laki laki yang begitu di cintai rara menangis sejadi - jadinya , sembari memeluk nisan tanah basah pemakaman Rara ... , tenang Ra, aku berjanji akan tetap meneruskan cita citamu yang kau tunda deminya, akan ku bangun toko Roti yang kau ingini, dan akan ku bahagiakan mamah, harta paling berharga dalam hidup kita ...

KETIKA HAWA MENEMUI ADAMNYA

aku kembali ke kota surakarta , meski aku tak mau pergi kesana untuk kesekian kalinya, namun aku harus datang lagi sekarang , dengan keharusan dan kedukaan keluargaku yang kehilangan anggotanya, aku kembali ke tempat yang sama , rumah yang ku kunjungi beberapa bulan yang lalu, dengan perasaan yang sama , dengan duka yang sama dengan anggota yang sama , bedanya mbak juga ikut dalam perjalanan ini, rasa perih suda tak ada ketika aku melewati jalannya, aku juga suda tak berangan dengan masa lalu yang karam, suda ku tutup rapat rapat dan ku pendam dalam dalam. menatap jalan Gang Rajawali daerah sukoharjo. ramai dengan orang orang yang berlalu lalang dengan memakai baju berwarna hitam, tapi disatu sisi sepi tak ada suara, hanya bisikan bisikan yang tertahan di telinga, aku memasuki rumah duka dengan mengekor di belakang mamah, aku menatap tamu dan menyalaminya satu persatu , aku di beri sapu tangan berwarna ungu dan satu permen yang mungkin bisa memantu menghilangkan jemu. aku menyalami pakde, om, tante, mbak dan mas ... hanya bersalaman , dan berlalu masuk kedalam,tangis mamah suda pecah dan menderu di dalam, aku tak kuasa  melangkahkan kaki kedalam ruangan, yang pernah ku lakukan beberapa bulan yang lalu ketika suami beliau tidak ada juga dan sekarang beliau, eyang putri menyusulnya, mataku  menatap jasad yang kukunjungi beberapa hari lalu kini terbujur kaku , tanpa infus ditanganya, tanpa jarit yang membalut tubuhnya, dan tak ada alat bantu pernafasan yang tercekat di tenggorokannya. aku merasa lega, rasanya sesak nafasku hilang ketika aku melihat beliau sudah tidak dengan alat - alat yang menyiksanya. harum tubuhnya masi kurasakan ketika aku mencium kedua tangannya saat itu, aku berkata " Ajeng minta maaf, atas kesalahan ajeng eyang"dan meski ia tak sadar akan kedatanganku , aku melihat airmata bening menetes di pelupuk matanya, aku tak sanggup membendung air bah yang mengalir di mataku ketika aku membayangkan sosok yang ku pandang sekarang suda terbang dengan malaikat izroil dan meninggalkan dunia yang tak ada benarnya. ku pandangi wajahnya , aku semakin tak berdaya, melihat wajah pucat , lelah dan pasrah namun bahagia, entahlah ... tapi memang seperti itu adanya, bahagia bertemu dengan belahan jiwanya. aku diam berlutut samping peti dan menahan isak tangis yang tertahan, aku baca doa sebisanya aku meminta agar Allah mengampuni segala dosa dan diterima disisiNya, aku mundur dan rubah posisiku duduku, aku menatap kaku kursi roda yang ada di sampingku, aku masi ingat  beberapa bulan lalu beliau masi memakainya untuk menunggu dan mengantar belahan jiwanya kesurga, tapi kini ... eyang putri suda bertemu dengan pangerannya, belahan jiwa yang suda menantinya di surga, saat ini, eyang putri sudah bersama presidennya , meninggalkan negaranya dan menjalani hidup selamanya, tetesan air mata yang tak pernah berhenti semenjak kepergiannya, rindu yang tak pernah terobati , dan igauan yang menyesakan hati , kini suda tiada lagi, mereka hidup abadi... bersama .. dan tak ada lagi yang mampu memisahkan mereka. ku hapus airmataku dan mencoba untuk menenangkan hatiku. tak ada yang perlu di tangisi, ini adalah kebahagiaan eyang putri yang terpendam dalam hati. lebih baik aku merelakannya untuk belahan jiwanya, daripada tersiksa didunia dengan alat alat yang terpasang di tubuhnya. ini kah yang di namakan cintasejati? cinta yang habis termakan usia , cinta yang hanya maut memishkannya? cinta yang hanya ada satu satunya di dunia? aku masi saja berharap sperti mereka. aku ingin sperti mereka yang benar benar setia hingga akhir hayatnya. menhabiskan waktu bersama , hingga menghadap sang Penciptapun sekarang bersdua, memang benar jika mencinta dengan tulus akan bebuah bahagia. nahkoda dan asistennya sekarang telah gugur dalam perang yang melawan badai yang menggempur , dan mengikis habis kapalnya. tapi  awak kapalnya suda terselamatkan dengan sekoci yang mereka buat sendiri ,  memperjuangkannya dan memilih pelabuhan yang mereka inginni. betapa indahnya jika semua pasangan di dunia ini... mampu menjaga pernikahannya, menjaga kesucian cintanya sampai mati. ... 
aku menghela nafas panjang lalu menata roncean bunga melati, mawar dan pandan di keranda ...selamat jalan eyang putri, salamkan salamku untuk eyang kakung yang sekarang suda disisi, doakan cucumu ini, agar dapat menuruni dan mewarisi, cerita cinta kalian yang abadi.

TIADA

tak ada raga yang mampu berdiri tanpa jiwa
tak ada nila yang mampu merusak segalanya
tak ada suara yang mampu memekakan telinga
tak ada gada yang mampu meremukan tulang belulangnya
semuanya sama ...
menyiksa jiwa jiwa yang tak ada habisnya
semuannya sama ...
mencabut inti inti syaraf dari akar akarnya
semuanya sama...
mencibir karya yang  tak ada maknanya
semuanya sama ...
membara dalam gelas kaca...
berpendar dalam kilatan cahaya ...
lelahnya menguras tenaga,
bertanya kepada tiang yang tak ada jawabnya
sedikit menyiksa... namun tak apa ...
meski tak enak ...
meski ta nyaman...
harus untuk di rasakan ...
harus untuk dicecap ...
meski tersedak sedak meminumnya...
tapi harus ditegak dengan sekuat tenaga ...
menjadikan sesuatu yang ada menjadi tiada 

UNTUK IBUMU

katakan kepada ibumu
bahwa aku adalah wanita terindah dalam hidupmu ....
katakan kepada ibumu
bahwa aku adalah wanita yang mampu mengandung keturunanmu ....
katakan kepada ibumu
bahwa aku adalah wanita terkuat yang mau mengabdikan seluruh hidupku hanya untukmu...
katakan kepada ibumu
bahwa aku adalah wanita terhebat yang mampu mengurusmu dan anak anakmu ...
katakan kepada ibumu
bahwa aku adalah wanita yang paling tepat untukmu ....
katakan kepada ibumu
bahwa aku adalah wanita yang paling setia mendampingimu ....
katakan kepada ibumu
bahwa aku adalah wanita yang akan menjadi pengganti dirinya yang kau mau ...
katakan kepada ibumu
bahwa aku adalah wanita yang paling mencintaimu ...
katakan kepada ibumu
bahwa aku adalah wanita yang telah mampu, patut , dan menjadi pilihanmu ....
katakan kepada ibumu
untuk merelakanmu untukku,...
dan katakan kepada ibumu
bahwa aku akan berusaha menjadi seperti ibumu, wanita terhebat dan nomor satu dalam hidupmu ....


UNTUKMU

Dawainya terpetik indah ditelingaku ....
Jemari jenjangnya menari diatas stang gitar berwarna abu abu ...
Alunan nada octa terlantun merdu
Lirik lirik berhembus atas nama cinta tercipta untukmu
Olehmu, yang belum pernah ku tau ....
Empati yang berubah menjadi simpati ...
Akan tetap menjalani dalam kehidupan dengan sepenuh hati ...
Ranum harumnya menyeruak dalam tubuhnya ...
Indah etika dan tutur katanya ...
Entah mengapa kau tak sama ...
Firansatnyapun sepertinya berbeda dengan yang lainnya ...
Pernah? menemukan hal yang sama denganku? seperti aku bertemu denganmu?
Ratu mana yang tak mau duduk disinggasananya?
Atau bebek rupa nan hina berubah menjadi angsa?tak ada ...
Dara jingga juga akan iri dengannya
Ingin mempesona dan mendapatkan adamnya?
Bila terbalut dalam jika 
Tengoklah diriku ...
Yang menunggumu .... terduduk memakai gaun ungu ...
Anggun dan bernyanyi bersamamu  ...

DIA

aku menggengamnya ..
aku meremasnya ....
aku mencoba merobeknya ....
tapi tak bisa ...
ku coba menyayatnya ...tapi ... sia sia ...
ku coba lagi memutus urat nadinya ...
tapi tetap saja ... masi ada detaknya ...
ku pertajam pisauku agar aku mampu menembusnya ...
tapi aku tak punya pengasahnya ...
aku ingin membuat tajam pisaunya agar mampu mencabiknya ....
ku ulangi untuk kedua kalinya ..
ku tancapkan tepat di jantungnya ...
ku tarik pisaunya ,... kuputus urat nadinya ...
dan mengambilnya dari dalam tubunya ...
lalu menggengamnya ,..
dan meremasnya ...
darahnya mengalir dari sela sela jariku ...
aku puas melihatnya mati dimataku ...
aku lega melihat kesakitannya dan jeritannya ...
aku senang melihatnya terluka
aku bangga aku mampu membunuhnya ....
dan aku yakin ... dia takan lagi ...
kembali ...
dan menyentuhku lagi ....

DIRA DAN RAJENDRA

Tak ada yang perlu kau ceritakan lagi atas semua pencarian yang telah kau perbuat. semuanya hanya berakhir pilu dalam dasar hatiku. Cukupkan saja semua egomu dalam beban berat yang karam bersama jangkar pusara cinta kita. Atau mungkin aku tak layak menyebutnya cinta kita, karena hanya aku yang punya cinta itu,engkau tidak mempunyai apa-apa sebagai alasanmu pergi dariku. Berpaling pada nista yang kini kau peluk untuk selamanya. kurang lebih kata kata itu sekilas ku baca di tulis Dira dalam keyboardnya. sahabatku dari TK hingga sekarang kami beranjak dewasa kami masi setia bersama.
 "lagi nulis apa ra?" tanyaku kepada sahabatku yang sedang terduduk diam di depan leptop samsung berwarna ungu. 
"ha? endak mbak  ... nulis nulis iseng." jawabnya sembari menyeka airmatanya.
"pasti nulis lagi tentang Jendra?" tanyaku duduk disampingnya
" hahaha enggak ,... uda 4 minggu kita loss contact, semenjak kemarin ketika aku cerita tentang dia " katanya sembari mengambil tissu di dalam tas kerjanya
" lha? katanya kamu mau bicara empat mata dengannya" 
Dira menggelengkan kepala "dia ndak mau mbak" sambil tersenyum dibalik wajah sembabnya. 
Dira denganku memang berteman dari TK tp umur kita terpaut 2 tahun , aku lebih tua dari Dira. aku suda melarangnya untuk memanggil namaku sebutan mbak, tapi katanya dia lebih nyaman memanggilku seperti itu.
"kamu sayang sama Jendra?" tanyaku memastikan apa yang terjadi dengannya. Dira menatapku dengan wajah bertanya.
"kalo kamu gak sayang sama Jendra, tak perlu kamu sampai seperti ini kan ketika dia pergi"
Dira menundukan kepala dan melipat tissunya.
"aku tak tau ini namanya apa mbak, tapi kalo aku bilang ini cinta .... tak mungkin... aku secepat ini melupakan Mahesa " katanya sembari menatapku dengan mata berkaca - kaca . aku hanya diam, menatapnya dan menghela nafas. 
"Aku butuh dia mbak ... aku merasa kehilangan dia ... aku bahagia bersamanya. meski kami tak punya hubungan apa - apa "
" Butuh? maksudmu? butuh dia jadi supir kamu? jadi pendengar ceritamu? atau butuh dia untuk menemanimu?" tanyaku masi penasaran dengan apa yang dimaksud Dira. aku suda penat menasehatinya, dia melebihi seekor keledai jika suda sperti ini . lebih baik menasehati seorang keledai yang dapat mengerti maksudku jika di cambuk. tapi jika itu ku lakukan kepada Dira , aku ragu dia akan mengerti. 
" semuanya mbak .... aku butuh dia seutuhnya"
aku menatapnya lekat lekat , masi ku redam amarahku , melihat keegoisannya.
"kamu gak bisa kayak gitu ra.... Jendra juga manusia, Jendra juga punya hati ..."
" aku tau mbak, dia masi mengharap kekasihnya yang dulu, aku hanya ingin kita saling menemani, jika lau dia suda punya yang lain , dan meninggalkanku , aku ikhlas" jawabnya dengan nada parau
" nah? suda kan? ikhlas? dengan keadaan seperti ini kau ikhlas?, jika ikhlas kenapa masi kau tangisi?"
"aku tak mengerti dengan hati dan pikiranku mbak, setiap bersamanya aku merasa tenang, setiap aku memandangnya aku merasa nyaman, setiap aku bercanda dengannya aku bahagia.... dan setiap dia tiada aku merasa hampa"
" hahaha kamu umur berapa? kamu bukan anak SMP yang baru mengenal cinta kan? kamu suda dewasa... itu yang namanya Cinta Ra , kamu cinta Jendra ..."
Dira masi terisak dalam tangisnya , aku menyodorkan tissue kepadanya, aku tak suka melihatnya menangis, suda berapa kali dia putus cinta dengan alasan yang sama , ditinggalkan pasangannya dengan seenaknya, dia tidak kekanak-kanakan menurutku, dia cukup dewasa, mungkin memang sedikit manja, tapi tak berlebihan, kodrati sebagai manusia jika dia punya sifat manja apalagi dia seorang wanita.
"katakan kepadanya... kalo kamu mencintainya" kataku dengan membelai kepalanya.
dia menggeleng cepat ... seperti anak tk yang takut di tinggal pergi ibunya. "kenapa?"
" dia tak mencintaiku mbak.... dia tak suka denganku.... dia masi terbelenggu oleh masa lalu... "
"suda tanya?"
dia menggeleng lagi ," lalu tau dari mana?"
dia berfikir sejenak .... dan berkata " dari bahasa tubuhnya, cara menatapnya, dan cara bicaranya kepadaku berbeda"
"pernah dia berkata kasar kepadamu? " dia menggeleng kepala
"dia penah duduk berjauhan denganmu?" dia menggeleng kepala
"dia penah berbicara tanpa menatapmu?" dia menggeleng kepalanya
" lalu? kamu tau dari mana?" 
"caranya dia menciumku mbak"
aku tersenyum .... dan masi menatapnya, ternyata memang kau benar - benar suda dewasa.
"jika dia memang tulus dari dalam hati, mungkin aku tak merasakan ada sesuatu yang mengganjal didalam sini saat itu" katanya sambil menepuk dadanya.
" kau tidak akan penah tau jika kau tak mencari tau, sayang. jangan memvonis dirimu seperti ini"
" aku hanya takut mbak, bagaimana bisa aku hidup tanpanya, bagaimana bisa aku melalui hariku tanpanya?aku menyandarkan tubuhku kepadanya mbak. aku suda nyaman dengannnya"
" mbak tau, ra... mbak tau ... tapi coba jika kita balik jadi Jendra? bukankah dia juga berhak mendapatkan seperti yang kamu inginkan? kamu tidak bisa memaksa Jendra di sampingmu tanpa ada sesuatu yang pasti"
" aku takut memulai lagi mbak... ccukup dengan luka Mahesa yang tergores indah , dan membekas dalam hati mbak... belum sembuh lukannya"
" lalu? apa yang dilakukan jendra ini tidak menyakiti hatimu? sama kan? tak ada bedanya dengan Mahesa lakukan, cuma bedanya kamu tau alasan Mahesa dan Jendra merasa tak perlu beralasan karena tak perlu di jelaskan" tanya dengan menatapnya dalam dalam . ia masi menundukan kepala dan mencerna kata kataku yang tek berhenti terlontar dari mulutku.
" akui kalau kamu mencintai Jendra , ra..." kataku dengan sedikit merendahkn nadaku
" iya mbak ... aku mencintainya, meski dia mencintaiku pun tapi latar belakang kami tak akan penah bisa senada"
aku tersambar petir mendengarnya, lagi lagi karena latar belakang yang berbeda, pola pikir yang berbeda ... tak pantas kah jika cinta tak memandang latar belakang , tak bisakah cinta menyatukan pola pikir berbeda , bukankah sebuah puzzle diharuskan berbeda agar menjadi bagian seutuhnya? cinta memang tak penah ada yang mampu menebaknya, "cinta tak akan pernah datang jika tak bertemu dengan perpisahan"  mungkin ini hanya sekenario cerita cinta Dira yang kita tak akan penah tau bagaimana ujungnya. aku hanya berharap , Dira mendapatkan Jendra yang luar biasa untuk masa depannya, suda banyak airmata yang dia keluarkan untuk para adam - adamnya, harus berapa lama dia jatuh bangun untuk memperbaiki sayap patahnya. suda cukup kenangan masa kecilnya yang banyak memendam rasa kecewa yang luar biasa, perjuangan yang tiada hentinya, sampai suatu saat akan mampu ditebus dan di bayar dengan kebahagian yang tiada tara.Untuk Jendra, jika kau membaca... kau akan tau dengan apa yang Dira rasa, Kau akan mengerti dengan dibalik ketegarannya, dan seberapa besar harapannya , untuk bersamamu, menemani harimu, dan yang pasti menjadi satu satunya di hatimu. aku melihat senyumnya kembali mengembang setela bertemu denganmu. ku tulis untukmu RAJENDRA PRIANKA KUSUMA.

SAJAK CINTA

bukan drama rama dan shinta,
bukan pula tentang drama korea ...
ini tentang kita ...
tentang dua pemuda yang di derai oleh cinta ...
tentang sepasang insan yang tak mengerti dengan apa yang mereka rasa ....
hanya suka ...
bukan cinta ...
memang tak secantik sajak WS Rendra
tapi setidaknya akan menjadi sajak sajak cinta
yang aku persembahkan hanya untuknya...
untuk sesorang yang tak belum ku ketahui namanya,...
yang belum aku ketahui dari mana asal usulnya
biarkan aku berharap engkau datang
dengan membawa kereta kuda
mempersuntingku dengan sepatu kaca ...
tak se elok cinderella ...
tak secantik bidadari yang ada di nirwana
tapi bisakah jika aku merasa bahagia?
mencoba merangkai kata ....
agar kau mau menengokku sebentar saja ...
hanya sebentar ....
tak perlu lama ...
itu kan benar benar membuatku berarti adanya ...
untukmu ... calon baginda raja yang bertahta ...