RSS

TIDAK AKAN PASTI

bagaimana jika kau bilang tentang jika?
atau jika aku bilang tentang mengapa?
dan ketika mengapa aku menjadi kapan?
saat kapan untuk mencari dimana??
sudah aku bilang bukan!!
bukan!!
sudahi sekarang atau harus ku ulangi beberapa kali?
kumbang kecil yang kehilangan sayapnya
akan mati sia sia
karena tak bisa menghisap madunya
setangah perjalanan kita yang seperti ini
tak ada artinya ,
jika dalam masanya
aku tak mampu memberikan sesuatu?
menjadikannya kelabu
atau bahkan ungu ...
kata kata ini yang selalu ku ulang ..
aku bukan ratu yang mau dan rela suaminya memiliki beberapa selir
bukan ...
akan ku pendam ... ya ...
akan kusudahi ...
meski tak tau kapan akan sudah dan berakhir ...
aku tak bisa ...
mungkin memang jalannya salah ...
mungkin alurnya tidak benar ...
ada kesalahan yang membuat timpang ..
kesadaran yang ada dan tidaknya itu tergantung ...
tergantung dan menggantung
tidak pasti ...

BENUA EROPA

Dalamnya datang tak beruang
Ujungnya dangkal tak berujung
Mengalir dalam ketidak pastian
Menggantung dan tak bertiang
Masi saja lemas dengan jerujinya
Masi saja berkutat dalam elegi
Yang tak pernah untuk tidak menang sendiri
Yang kau rasakan itu tak ada apa-apanya
Hanya luka tak bernana
Hanya goresan tanpa cela
Hanya tusukan tanpa dara yang menganga
Hanya cabikan tanpa dosa
Aku terdiam tanpa nada
Tercekad dan membeku sedemikian rupa
Memindainya dan menutupnya
Lalu aku menjahitnya
Perlahan ...
Dan satu persatu ...
Kini suda tak membekas lagi
Suda tak ada lagi ...
Suda hilang dan melayang
Hanya saja di almari  masi ada
Tapi akan ku buangnya,
Akan ku buangnya ...
Akan kebenua EROPA

Jingga dan jiwa

jingga dalam jiwa yang meradang
mengangga seperti gunung merapi
menjilati titik - titik api
dan mencumbui panas yang melucuti kulit ari
memerah dan merekah darah
membiru dan menjadi debu
awalnya terkena air dingin
hingga menjadi cair seluruh bara yang ada
namun ternyata airnya tak lagi dingin
suda tak mengalir seperti air
 mengalir dari hulu ke hilir,
ternyata salah ...
 pohon jati yang datang itu akan kokoh
dan mau untuk membantu mengangkat tubuhku
tapi ternyata ...
menjinjingnya sebentar , namun meletakkan dan meninggalkannya ,
bukan ...
mungkin hanya angan pungguk yang merindukan bulan
menjadikannya nyata tak beruang
menjadikannya maya tak berujung
lebih baik mundur ...
mundur secara teratur

BUNGA DUKA

ku lihat jam tanganku pukul 10 .00 tepat , hari ini aku ada acara untuk berziarah ke makam ,makam seorang guru lama , ya ... tak ada kata mantan untuk guru kan? tapi dia terlebih dulu untuk pergi ..., tapi suatu saat aku akan menyusulnya, pasti ... meskipun aku tak tau kapan, tapi pasti ... aku akan kesana.
ku lajukan sepeda motorku, aku beserta putra laki lakinya, tepatnya putra bungsu dari almarhum,mengantarkanku kemakam , tapi sebelumnya, ternyata aku diajaknya kerumah, masi panas katanya jika jam segini pergi ke makam , katanya makamnya juga tak jauh dari rumah, 
"uda bawa bunganya dek?"
" ada mas ... "
"sekarang? " tanyaku untuk memastikan sembari mematikan mesin sepeda motor
"nunggu redup dulu, masuklah ... "
ku masuki rumah sederhana itu, pelatarannya luas , ada pohon mangga cukup besar dan rindang di depan, warna catnya hijau,serasi,perabotannya tertata rapi , memang seperti rumah seorang guru , beberapa kali ku bandingkan dengan rumah yang pernah ku kunjungi , hawanya memang berbeda.
" duduklah dulu , anggaplah rumah sendiri "
aku tersenyum " sendirian mas?"
" gak .. bapak dibelakang, mbak juga ada ..." jawabnya sambil berlalu
" owh ... " aku hanya mendeooh dan mengambil tempat duduk,
ku pandangi sekeliling ruangan ada 2 lampu kristal di atasnya, aquarium kosong ukuran sedang  di pojok ruangan , yang menarik pandanganku, sebuah bingkai foto , seperti foto ktp berbackground merah, dan wajahnya familiar, 8tahun lalu , wajah itu masi melekat dalam fikiranku, wajah sabarnya ... itu yang kurindukan.wajahnya keibuan.
beberapa menit kemudian , dia datang membawa dua cangkir teh ,berwarna putih ,dengan tutupnya yang berwarna hijau. ku pandangi sekilas,sedikit wagu kalo melihatnya , seorang anak laki laki senakal dia , membawa nampan dengan dua gelas teh hangat, meskipun tau tak cocok meminum teh panas dengan cuaca seperti ini,tapi membuatkannya untukku saja itu suda luar biasa.
"ini teh perdana yang aku buat sendiri, diminum" sembari meletakkan cangkir teh itu di meja tepat di depanku, tak lama kemudian sosok laki - laki paruh baya datang, wajahnya mirip, seperti versi tua dan muda saja. kami mengobrol, mengobrol tentang dunia kerja , wilayah daerah sampai tentang kader kader yang pernah menduduki kewilayahan , tapi beberapa saat beliaupun berlalu, membersihkan kandang marmut alasannya, aku hanya mengiyakan ,
hening sesaat tapi tetap mengobrol seperti biasa,aku suda mengenalnya ketika aku duduk di bangku smp, tepatnya kelas 1 smp, ya ya .. dia kakak tingkatku dulu, tapi kami akrab juga setelah acara wisuda kemarin, itupun juga tak sengaja. dan bagaimana aku bisa terdampar dan sampai kesini, ada sesuatu yang meengusiku, entahlah , keinginanku sejak aku umur 11 thn dulu ,aku ingin berziarah , karena dulu aku tak sempat bertakziah. eh ... dan ternyata baru sekarang terealisasikan.
" diminum ... keburu dingin"
"eh iya mas ..."
"sekarang uda tau rumahnya kan?" tanyanya sembari mengambil putung rokok jarum supernya dengan korek api berwarna merah, ini alasanya kenapa aku suka laki laki bila sedang merokok, terlihat aura laki-lakinya kalo aku bilang, aku sering terpesona, hahaha tapi semoga saja kali ini tidak
" hahaha iya .."
"jaaauuh banget ya?" katanya sembari bergumam dengan bibirnya dijejali sebatang rokoknya. aku hanya tersenyum dan mengangguk,sembari melihat sekeliling halaman rumah.
" banyak juga ya orangnya disini?"
"maksudmu? didesa seterpencil ini?"
"iya ... semuanya asing "
"hahaha , itu kamu saja yang terlalu katrok tak pernah keluar dari rumah, mungkin kalo dibandingkan, ayam sama kamu, masi jauhan ayam jalan - jalannya"
aku hanya mencibir mendengar ocehannya,
"terus saja kau meledeku, memang aku sperti itu , mau apa?mungkin memang mamahku tak mau jika aku jadi hitam"
"hitam?? memang sekarang kau putih?"ledeknya dengan tertawa terbahak bahak.
"suda?? kalo suda diamlah ... aku tak suka tertawamu..."jawabku sedikit jengkel,
memang jengkel, gondok lebih tepatnya, bukan karena gak suka dibilang hitam, tapi dia selalu meledeku dengan kata- kata yang tidak enak didengar, aku tau dia tak bermaksud seperti itu, tapi aku tak suka ... mungkin karena selalu terbandingkan dengan mbak , yang tak pernah ada habisnya. akhirnya kamipun mengobrol membahas yang memang sbenarnya tak jelas untuk dibahas, aku sedikit sulit berkomunikasi dengannya,tak ada titik temunya aku rasa, ya mungkin karena yang kita bahas hanya ledek meledek saja,
ku lihat jam tangan, suda jam 11 lebih 35 menit,
"sekarang saja mas, aku harus cepet cepet pulang" kataku,
"ayok ... jalan kaki atau naek motor aja?"
" naek motor aja, jauh gak si?"
"enggak , deket kok ... " jawabnya.
kamipun pergi ke makam .. dalam perjalananpun aku hanya diam dan menikmati pemandangan asing yang baru pertama kali ku lihat ini.
"masi jauh ya?"baru saja ku katupkan bibirku, ternyata kami suda sampai, hawa asing itu menyergap dan benar benar damai ... sepi .. ketika ku masuki pelataran rumah masa depan itu,
wangi wangian kembang, dan bau kamboja berdesalan untuk masuk ke hidungku, ku ucap salam dengan wajah tegang.
"itu ... " katanya sembari menunjuk nisan yang bertuliskan nama almarhum.
"owh ini ..."
"mas gak ikut doa?"
"tak usa ... " jawabnya sambil berlalu masi sibuk dengan puntung rokoknya spertinya
"eh ? bisa baca doanya kan?"
" ya jelas lah . gak usa ngeledek deh ..." jawabku kesel
" hahaha ..."
dengan basmalah, akupun duduk di samping makamnya, duduk bersimpuh dan menengadahkan tangan, dan ku mulai membaca bacaan sebisanya, ya paling tidak ini yang di ajarkan mama dan guru TPA.
kuakhiri dengan usapan kedua tangan diwajahku, bunga duka dan berwarna merah merekah itu bertaburan diantara nisan yang menyekatnya , ada rasa afdol dan lega dalam dada , entah mengapa...
ku sudahi dan ku beranjak pergi ... aku telah memenuhi keinginan dan janjiku yang tertunda dulu... akhirnya ...akhirnya dan akhirnya .... suda berakhir ...

BEO JENDELA TUA

Burung parkit sedang hinggap dijendela tua
sudah tak jaman burung kakak tua yang ada disana
burung parkitnya suda tiada ...
bolehkah burung beo yang ada ...
meski tak secantik burung parkitnya,
meski tak seindah sebelumnya
jika kau mau ...
kau buka saja jendelanya ...
tapi jangan kau letakkan sebuah sangkar di sana ...
tidak ...
beonya tak mau masuk dalam sangkar
beonya suda lelah jika masuk dalam sangkar ,
biarkan beonya terbang ...
tapi tetaplah buka jendela ...
agar sewaktu waktu beonya bisa tinggal disana ,
dia tak akan terbang jauh ...
jauh pun dia kan kembali ...
dia kan kembali dalam jendela tua
yang telah membuatnya bahagia ...



SAJAK PINCANG

kau bukan tipe yang harus menuruti dan menanti ...
kau bukan tipe yang mampu untuk memahami...
karena kau setipe denganku ...
kita sama ...
meskipun mencoba dan walaupun kita tak akan pernah berbeda ...
burung beo yang kau katakan itu,
bukan burung beo yang pintar untuk membuka pintu sangkar
dan mampu terbang bersamamu ...
dia hanya mampu berkoar dan mengoceh didalamnya ...
menghiburmu dalam sangkarnya
dan kaupun hanya mampu menikmati warna dan  suaranya ...
tapi jika kau tau ...
dia binatang yang setia ...
sudalah ... dia tak akan ke mana mana ...
kau buka pintunyapun , jika kau tak mengajaknya
dia tak akan pergi ...
percumah... dia tak tau arah ...
suda aku bilang ...
aku istimewa ....
aku tak seperti biasa ...
seperti yang aku katakan ...
kita hanya menghitung mulai dari sekarang,
sampai kapan engkau akan bertahan ..
menjadi tiang yang menopang seluruhnya...
menjadi genteng peneduhnya...
percuma ...
rumahnya akan roboh dengan sendirinya...

SECARIK UNTUKMU

ini tentang cinta, aku menulisnya karena aku melihatmu masi berkutat di rumah siputmu, masi terbelenggu masa lalu, iya kan? aku tau ... tanpa kau berkatapun aku tau (bukan sok tau) , tapi memang sperti itu, wajahmu, tatapan matamu, cara bicaramu, dan semua yang kau lakukan denganku, itu bukan dirimu. ragamu bersamaku, tapi pikiranmu , tak bersamaku...kau terlalu muna jika tak turuti kata hatimu, keputusanmu?? menjadikan dia lebih bahagia dengan yang lainnya? berkorban untuknya? suda la ... ini bukan cerita tentang upik abu dan saudara tirinya kan? ini juga bukan telenovela paula paulina, berkorban? hah ... terlalu lucu jika kau berkata seperti itu, ini jaman kemerdekaan ,yang harus kamu lakukan hanya "berjuang" bukan yang "berkorban". tapi sepertinya memang kepala batu, aku mengoceh seperti beopun, kau tak akan mendengarnya, ini bedanya kita , kau telalu otak kiri yang tak pernah untuk mau mengerti dan meyakini semua yang akan terjadi. jika dia ragu tentangmu , kenapa tak coba meyakinkan? jika dia takut tak bahagia denganmu , janjikan kebahagian untuknya  bahagia atau tidaknya itu "kita yang memilih" iya kan? karena hidup itu pilihan ....
aku tak ingin mengharapkanmu kembali dengannya, karena kau bukan tipe orang yang dipaksa, aku juga tak bisa merubah pikiranmu sedini ini, tapi jika kau tau, aku sedikit terganggu dengan apa yang kurasakan ketika denganmu , ada sedikit rasa yang benar benar tak seutuhnya denganku, sebenarnya aku tak ingin mengatakannya, tapi kali ini mulut, tangan , dan pikiranku tak sanggup untuk mengatakkan kepadamu.
mungkin kau bertanya, bagaimana bisa , aku berkata sperti ini? karena aku mengamati ... kau sperti anak kecil yang diberi permen gulali ketika kita memulai membahasnya, membahas masa lalumu bersamanya yang indah itu...aku tak menyalahkan ... tapi memang kau seperti terbius angin segar ...
aku mengerti , hatimu seperti tercacah kembali? aku juga merasakannya, aku tau apa yang rasakan saat ini . ... ingin memelukmu, dan berkata semua akan baik baik saja, rasanya tak pantas untuku , kau laki - laki, dan tak mungkin aku menegarkan seorang laki - laki yang dulu pernah menyemangatiku, untuk berdiri dan berjalan lagi. tapi aku masi heran ... kau menyuruhku mencabut pedang yang menancap dihatiku dengan secepat mungkin, tapi kenapa kau tidak??? kenapa kau tak lakukan hal yang sama seperti yang kau perintahkan kepadaku?? sepertinya lukanya terlalu dalam , atau memang kau tak mau untuk mencabutnya secepat mungkin, menikmati rasa sakit itu perlahan?? entah lah .. tentang yang satu itu, aku sulit menerka semua yang ada di pikiranmu, aku tak bisa membaca pikiranmu.. tak ada jawaban sampai saat ini.
tapi yang pasti ... tak bisa dipungkiri , jika dia tak kan terganti. haha bukan sok ingin menasehati , tapi jika memang iya ... kenapa tak turui kata hati? mungkin akan lebih baik dari saat ini.

UNTUKMU

kau tak suka?
sama aku juga ...
kau menginginkanny?
sama aku juga ....
tapi bisakah kau mengerti??
jalannya terjal ...
sungainya juga sedang meluap?
jembatannyapun rusak ....
bisakah kita untuk berhenti sebentar ?
sebentar saja ...
menghelakan nafas kita...
mengatur rencana yang suda ada..
dan mengistirahatkan kaki kita...
aku tak akan memaksamu berlari ...
aku tau ... kau tak bisa berlari...
aku tak akan memaksamu untuk memakan nasi
jika kau tak inginkan nasi ...
tapi aku tak bisa berjalan ,...
aku juga mau kamu memakan nasinya ...
tapi sudalah ...
aku tak memaksa ...
kau bole berhenti .. ataupun mundur secara teratur ...
tapi .. aku tak pernah menginginkanmu untuk mundur sedikitpun ...

MATI SIA SIA

komando distrik memerintahkan untuk angkat senjata
berbaris berjajar seperti angkatan perang
mempersiapkan perang melawan tentara
tentara?
jajaran pemuda nan gagahnya....
berparas muda layaknya perwira ...
jika gentar ...
mundur saja ...
mundurlah dari barisanmu ....
letakkan senjatamu ...
nyali yang ada pada diri itu lebih dari harta ...
yang musti untuk di pertaruhkan ...
tak hanya bisa bertaruh di mirasa ...
dan menghabiskan dengan para wanita ...
tapi ini perang sampai titik darah penghabisan ...
menguras keringat, tenaga dan upaya...
sanggup??
ikhlas??
aku ragu jika iya ....
bila tidak ... mundur saja ...
tak akan ada yang tertawa...
tak ada juga yang menghina ...
lebih baik mundur sekarang daripada mati sia sia

LAGI

tak setinggi gunung semeru ...
dan tak segagah gunung merbabu ...
tak seindah gunung bromo...
tak juga seelok gunung arjuno ...
tapi ini tinggi ...
bukan untuk meyakini ...
tapi memang ... seperti ini ...
mendaki ujung ke ujung tiada tepi ..
melemaskan kaki?
bukan, bukan untuk melemaskan kaki,
atau menguji adrenalin diri
cakrawala yang terbentang tak ada ujungnya ini ...
sedang bercumbu dengan awan pagi
mengodai sang mentari ...
tapi dia akan pergi ...
pergi dari pandangan kami...
hilang ditelan bumi ..
dan tak akan ada LAGI


PEMBANGKIT RAGAKU

dari raut wajahnya ...
aku menerka ...
ada kecewa ...
tapi dia masi tetap tertawa ...
masi tetap menyapa...
tapi aku merasakannya ...
senyumnya ,...
tidak selegal biasanya...
ingin ku tanya ... tapi enggan...
lantas ku urungkan...
aku mengerti ...
sepertinya memang tak seperti yang kau ingini,...
maaf ...
jika membuatmu kecewa untuk kesekian kali...
membuatnya menjadi tak berarti ...
sia sia ya?
membuang waktumu?
mungkin memang seperti itu ...
maaf ...
hanya maaf yang mampu ku ucapkan untukmu ...
pembangkit ragaku ...

SEBENARNYA

" kalo ngetik jangan kayak ngetik teks proklamasi dek" kata mbak sembari melipat baju
"emang kelihatan seperti itu ya mbak?" tanyaku dengan membalikkan badan
" iya, mungkin kalo pas kemerdekaan kamu uda lahir, pose kamu saat ini itu, kamu kayak sayuti melik versi perempuan"
"hahaha , ngaco kamu mbak" jawabku sembari membalikkan badan lagi seperti semula
" memangnya sedang mengetik apa?"
" hahah .... entahlah mbak .... "
" ngeblog lagi?"
" begitulah ... "
jemariku masi tak berhenti untuk mengetik jajaran abjad di papan hitam ini. menuliskan apa yang ada di pikiranku, menuliskan apapun yang ada di hatiku. sebenarnya aku tak punya bakat menulis, aku lebih berbakat untuk berbicara, tapi sepertinya aku tak punya waktu banyak untuk berbicara dengan banyak orang, jadi lebih baik ku tuangkan semuanya disini.
"haaah .... " aku menghela nafas seperti sedang melonggarkan dada ketika asma.
"kenapa? kok gitu nafasnya?"
" gak dapet feelnya , sampe ditengah tengah pasti macet"
" hahaha kalo uda macet, jangan dipaksa, tinggalin aja, kalo uda mood, baru dilanjut"
"aku harus menyelesaikannya, aku ingin tulisanku selesai"
" tulisan itu gak bisa dipaksa dek, kalo emang susah jangan dipaksa"
" bukan memaksa mbak, tapi memang aku ingin ini jadi"
" hmmm ... iya  uda terserah kamu" katanya sambil berlalu ,
aku mulai mengetikkan kembali kata perkata, kalimat perkalimat yang terangkai dalam pikiranku, pikiranku melayang ke 2 minggu yang lalu, ketika aku terduduk berdua di dapur bersama eyang putri , seperti biasa aku memang selalu  terbangun pagi daripada mbak. biasanya setelah sholat subuh , jika aku tak bisa tidur aku akan mengobrol dengan eyang putri sembari minum kopi. mengobrol tak banyak terkadang mengobrol masalah kerjaan , atau tentang masa depan , namun kali ini bukan masalah keduanya.
" memangnya belom ada yang nyantol?" tanya eyang putri sembari mengupas bawang merah.
"nyantol apanya yang?" tanyaku berhenti sejenak menyeruput kopi di cangkir bergambar kapal warna merah ini
" iya kamu kan umurnya uda 20thn , mbok ya o sama ngelirik ngelirik mas masnya"
" hahaha , ngelirik? uda di pelototin sebenernya yang "
" lalu? ada yang cocok?"
aku hanya menggeleng kepala,
" ya ada si yang , cocoknya menurut versiku, kalo cocok sama mamah, sama sekali belom ada"
"kata kata mamahmu aja kok mbog gatek , dari dulu mamahmu itu kan punya "selera"nya sendiri"
aku tersenyum, sembari memainkan bibir cangkir didepanku dengan telunjuku,
" lha sampai kapan kamu akan mencoba "dewasa" jika tak mencoba untuk "memulainya" "
aku berfikir sejenak, menghela nafas ,mengangkat bahuku dan tertawa lepas.
" aku masi umur 20thn yang, aku masi muda ... aku masi belum ingin segera menikah"
"eyang dulu menikah umur 19thn , mamahmu menikah umur 19thn, mbakmu itu juga menikah di usia 19thn, seumuran kamu uda punya anak satu, memang kamu itu belum bisa dewasa"
"aku tak ingin yang, aku tak ingin seperti  mamah, aku tak ingin seperti mbak juga,aku tak ingin seperti mereka"
" kenapa? takut gagal seperti mamahmu? atau takut tersengal sengal seperti mbakmu itu?"
aku tersenyum " entahlah yang, pokoknya aku masi ragu, toh juga kalaupun menikah ,  menikah dengan siapa? pacar saja tak punya, mamah kan gak boleh aku pacaran , eyang juga seperti itu"
"bukannya tak boleh, mamahmu cuma terlalu sayang sama kamu nduk"
"bukan sayang eyang, mungkin lebih ketakutan yang berlebihan"
"  bukan... bukan seperti itu, mamahmu cuma pengen yang terbaik buat kamu, dan yang jelas , mamah tak ingin kamu tersakiti dan dijadikan permainan laki laki nduk"
"tapi gak semua laki laki akan mempermainkan yang, buktinya eyang kakung? om,pakde,mas  dan masi banyak laki laki disana yang sangat mencintai pasangannya?" kataku mengangkat cangkir dan meniupinya
"mamah terlalu di bayangi masalalu yang.... tak semua laki laki seperti papah" kataku sembari menyeruput kopi itu lagi
"mamahmu itu suda tau yang terbaik buat kamu..."
"tau dari mana yang? terkadang aku malu seperti perawan tua saja yang tak punya pasangan di usia 20thn,apakah eyang dulu juga melarang mamah seperti itu?"kataku sambil meletakan cangkir diatas piring kecil.
" Tidak .... eyang tidak melarang"
"lantas? apa latar belakang mamah melarangku berpacaran?tak adil jika mamah memperlakukanku sperti ini sedangkan mamah dulu diberi kebebasan"tanyaku sedikit dengan nada tinggi
"beda nduk ..."
"apa bedanya??"
"karena mamahmu suda tak punya tiang penyangga lagi, jika terjadi sesuatu kepadamu, mamahku akan menangis kepada siapa?eyang? eyang suda tua...., dulu masi ada eyang kakungmu , lha sekarang?"
aku diam ... mengatur nafas , dan menatap nanar kepada eyang, sudah jawaban yang amat cukup jika jawabnya tak ada papah disini, aku menyadari, aku mengerti... aku mengerti keadaannya sekarang.
" lagi pula ... kamu berbeda dengan kakakmu nduk, mamah berfikir kamu lebih lugu darinya, mamah tak ingin kamu tersakit ... karena mamahmu juga pernah mengalaminya"
eyang hanya tersenyum "kamu tau?berapa orang laki laki yang mencintai mamahmu dulu? banyak sekali, ada yang bernama Jatmiko, sudah ganteng , kuliah didokteran UGM , sayangnya sama mamahmu itu , sampai setengah mati, jarak antara jogjakarta ngawi itu kayak sini pasar paron saja, setiap ada kesempatan mampir kerumah, hampir seminggu sekali  mampir."
"lha memang rumahnya om jatmiko itu dimana yang?"
"Surabaya,... kalo gak salah... eyang juga suda lupa nduk"
"lalu? kenapa mamah gak jadi sama om jatmiko? karena kalo diengar cerita eyang , om jatmiko suda sangat masuk kriteria mamah, iya kan yang?"
eyang tersenyum, " beda agama... " ucapnya sembari memotong bawang merah
"oowwhh ...pantess" jawabku dan menyudahi rasa penasaranku,
kalo memang jawabnya seperti itu , dalam keluarga kami punya 2 prinsip yang suda tidak bisa di tolelir lagi, yang pertama hati yang mendua , dan beda agama. kalo hati yang mendua , jelas ... suda tak termaafkan lagi.
tp jika berbeda agama , itu suda tidak bisa ditawar, bagaimana bisa , kita menjalani hidup semati dengan seorang yang mempunyai pandangan yang berbeda dengan kita?bagaimana bisa kita menjalani hidup dengan orang orang yang berpola fikir berbeda?apa lagi dengan pedoman yang berbeda? cara berdoa berbeda, dan mempunyai Tuhan yang berbeda? batu besar yang tak mampu untuk di gempur meskipun di tetesi ber liter liter air hujan. tak bisa, benar benar tak bisa ...
" akhirnya?"
" ya... akhirnya mamahmu menikah dengan papahmu, yang bikin eyang nangis itu, ketika om jatmiko datang memenuhi janjinya dateng kerumah, entah dengan niat bagaimana , pas saat mamahmu menikah, padahal om jatmiko gak tau, kalo hari itu mamahmu menikah."
aku hanya memringiskan hidungku, membayangkan saja aku tak berani , apa lagi untuk mencoba merasakan apa yang om jatmiko dulu rasakan,sakitnya akan luar biasa.
" jangan jangan om jatmiko ingin pindah agama dan melamar mama, yang?"
" entahlah ... eyang juga tak tau sampai sekarang,mungkin memang itu tadi ..... "tidak jodoh""
aku hanya tersenyum ....
"lalu , papah yang?bukankah papah dulu juga memeluk agama nasrani?"
"bagaimana kamu bisa tau?"
" seingatku dulu eyang ti ( eyang dari papah) punya pohon natal besar sekali diruang tamu,lagi pula bukankah nama belakang papah , chrismanto?dari kata Chrismast kan?"
" hahaha kamu memang tumbuh sebegitu besarnya.Sayang, papahmu tidak menyaksikan anak perempuannya suda menjadi dewasa, iya memang, tapi papahmu suda tergila gila dengan mamahmu, mau melakukan apapun demi mamahmu, termasuk pindah agama itu, satu keluarga dulu yang masuk islam cuma papah kamu saja nduk, sampe eyang ti mu dulu juga marah sama papahmu dulu, tapi akhirnya batu juga kan lapuk jika tertetesi air terus menerus,"
"tapi yang, apa mamah juga cinta om jatmiko?"
" mamahmu itu orangnya keras,mamah itu bukan tipe orang yang mau mencintai sepenuh hati nduk, mamahmu tak akan menangisi laki - laki jika ditinggal pergi yang ada mamahmu yang meninggalkan laki - laki, bukan karena mamahmu tak cinta,tapi secinta apapun dia , dia bukan wanita yang mencintai tanpa logika nduk"
" aku tau ... yang" sembari menghela nafas panjang
" suda ... airnya uda panas, buruan mandi ,uda jam 6 ..."
aku tersenyum dan beranjak ke kamar mandi, sampai ke kamar mandipun , pikiraku mas membayangkannya , bagaimana om jatmiko menjalaninya sesudah kejadian itu, betapa sakitnya yang beliau rasa dulu, tak ada apa apaya di bandingkan denganku..

TIDAK ADA JUDUL

teruntukmu ...
kata kata ini ku tulis...
bukan dengan bercucuran airmata ...
bukan juga dengan dendam yang membara ...
namun ada sedikit yang mengusik hatiku...
suda beberapa kali aku diam ...
tapi rasanya ku tak sanggup untuk diam lagi ...
kau berkata  kau tak nyaman denganku?
kau menjadi tak baik jika bersamaku?
tidak.. bukan aku yang membuatmu seperti itu ...
itu maumu ....
aku tidak pernah melarangmu...
aku juga tak penah memintamu untuk berubah menjadi yang aku mau ...
bukan!!! bukan karena ku tak peduli,
tapi bisakah kau mengerti??
aku menginginkanmu untuk merubah sendiri ...
aku tidak egois bukan?
tidak ... aku tidak penah egois..
aku memberi kebebasan untukmu ...
karena aku ingin kau berhenti untuku, ..
bukan karena perkataanku,
bukan karena perintahku,
tapi karena hatimu ... dan dirimu yang seutuhnya untuku,
khonyol kesannya jika kau berbohong demi menutupi adanya  dirimu ..
aku tak menjalin hubungan dengan jasadmu, tapi aku ingin seutuhnya,
semua ... tanpa tertutupi ...
tanpa musti sulit untuk berbohong kepadaku
mencurinya dariku
mencari alasan untuk tidak terlihat olehku,
tidak ... aku tidak menginginkanya,
karena kau adalah bajinganku sejak dulu...
meskipun sekarang aku membencimu ...

ADA

seperti daun berjatuhan
meranggas termakan kemarau yang berkepanjangan
aku tak mencegahnya,
aku juga tak melarangnya,
tapi bisakah kau diam?
tetap di posisimu?
dan tak menggesernya kederajat manapun?
aku menginginkanmu ...
hatiku telah jatuh cinta kepadamu...
tapi aku enggan mengakuinya,
aku enggan untuk meneruskannya,
takut sakit dibelakang katanya,
takut terhantam dan merobeknya ...
padahal dengan susah payah aku merajutnya,
merendanya kembali,
hingga semuanya tertutupi ,
menjadi utuh kembali ,
degupnya ada ketika bersama,
tatapan itu juga ada ...
bahagia itu juga ada ...
tapi ...
aku tak yakin untuk menjadikannya "ADA"

JINGGA

jika hijau dan kuning menjadi biru
jika hitam tercampur putih menjadi abu abu
jika merah dengan biru agar menjadi ungu
jika biru dan kuning agar menjadi hijau
aku memintanya ...
kali ini aku meminta kepadamu ...
untuk mencampurkan warna itu untuku ..
aku suda jenggah dengan hidupku yang tak berwarna
adapun warna kelabu tak merona ...
tak cerah ...
apalagi merah ...
tapi bole aku meminta warna kepadamu?
agar hidupku lebih baik dari sebelumnya?
agar aku mampu menceritakan semuanya dengan nada gembira?
aku ingin kau mencampur merah dengan kuning agar menjadi
JINGGA ....

CERITA

Ini adalah titah baginda ...
Melalui lati dari seorang perdana menteri
Memandati sebuah kata sebuah tahta,
Menjadikan selaksa yang penah ada
Menjadikan sebuah cerita...
Cerita?
Ya cerita tentang luka lama ,
Cerita tentang dimana kau dan aku berada ...
Lukanya suda tak ada ...
Suda kau tutup dengan kain yang merenda...
Membahagiakan ...
Seperti peri yang mengepakan sayap semunya ...
Jika kau menginginkan aku Pulang ...
Aku akan Pulang ...
Jika kau menginginkan aku Mundur ...
Aku akan mundur ...
Tenanglah ...
Aku akan menurutimu ...
Jika ada yang berkata hanya sampah mau untuk turut air yang mengalir ,
Iya aku memang sampah!!!
Sudah puas kau mengatakanku seperti itu???
Iya aku tau!!!
Aku tau!!
Aku tau bagaimana menempatkan diriku di hadapanmu

ANTARA SETIA DAN MENDUA

Setia? Loyality, sebuah simbul yang paling utama dalam sebuah hubungan, hubungan?? iya , hubungan , kalo kalian gak tau hubungan ya relationship lah , entah sahabat, temen atau pacar. Nah , ngemeng ngemeng masalah setia, sebenernya tau gak si arti setia itu kayak apa?dan bagaimanakah seseorang itu di bilang setia?
hahaha bukan untuk menjadi sok peri cinta ya , tapi lebih ke sharing aja lah ... diskusi apa arti setia sebenarnya? katanya "setia itu perasaan dimana hanya mau dan menerima satu orang untuk menemani hidupnya, tidak menduakan hati, ataupun membagi hati" dan jika dalam kamus besar bahasa indonesia setia mempunyai arti sebagai berikut : berpegang teguh (pd janji, pendirian, dsb); patuh; taat: 2. tetap dan teguh hati (dl persahabatan dsb)  3 berpegang teguh (dl pendirian, janji, dsb),
Nah, berarti uda jelas kan kalo setia itu, bentuk dan bukti menjadi pasangan terbaik (katanya) tapi bukankah seorang manusia itu cenderung mendua , sifat manusawi, yang tak bisa terelakan lagi, mencintai beberapa hati untuk dimiliki. tapi yang tak aku habis pikir, bagaimana bisa jika seseorang manusia , bisa mencintai 2 hati dengan kondisi yang sama ? luar biasa atau luar binasa?mungkin itu yang dinamakan tidak setia, entahlah ... sepertinya memang itu yang namanya tidak setia , karena semua manusia jika di duakan cintanya akan berkata bahwa mereka "TIDAK SETIA", lalu bagaimana jika setia itu memang tidak ada dalam diri seorang manusia? ketidak puasan yang selalu menyertai itu memang faktor pendukung dalam sebuah ketidak setia, malah ada yang berbangga jika punya lebih dari dua. haruskah berbangga? bukankah seharusnya malu? jika memberi hati ke lebih dari satu? tidak ekslusif kesannya, obralan sepertinya. tapi entah bagaimana aku mencoba mendefinisikan arti setia itu sendiri, sulit untuk menjadi setia jika ujungnya terdua, sulit merealisasikan setia , jika tersakiti olehnya pula.
tapi memang setia itu punya arti yang sangat mendasar menjalin sebuah hubungan , bukankah sebuah hubungan harus ada fondasinya? seperti rumah akan berdiri jika terdasari,jadi ya itu dasarnya, setia.
masi adakah kata setia untuk era sekarang???
pernah dengar lagu dengan lirik " wanita dijajah pria sejak dulu, sejak dulu wanita di jajah pria"
ini era KARTINI yang suda tak berlaku kata kata seperti itu, malah yang ada wanita juga menjajah pria iya kan?sudalah , tak perlu menyalahkan laki laki jika mereka mendua, itu suda kodratnya, bukankah mereka juga punya jaatah lebih dari dua ketika menikah?kita itu wanita , yang harus bersaing dengan 4 wanita untuk mendapatkan mereka. tapi apa kita harus rela membagi cinta?? aku ragu jika sebangsaku mau menerima kenyataan seperti itu, lebih baik bunuh diri jika harus terdua hati katanya? hahaha bulsit jika itu diatas namakan cinta, tapi sebenarnya memang sulit manjadi seorang wanita, apalagi jika seorang wanita yang setia. Jadi lebih baik setia?? atau mendua???

KETIKA SEANDAINYA JIKA

seperti  tercermin dalam sebuah bayangan,
sepertinya nyata , tapi sebenarnya maya
kali ini kau tanya padaku ...
bagaimana jika itu terjadi...
tentang kita ...
tentang dimana dan bagimana hidup kita?
kita??
aku sedikit bingung mendengarnya.
bukankah kau masi terbelenggu masa lalu?
bukankah kau masi terkurung dalam rumah siputmu?
aku merasakannya,
aku masi merasakan hal yang sama ketika kita bersama
tak bisa melupakannya?
kurasa memang iya , tapi entahlah ...
bukankah kita hanya menjalani?
bukankah kita hanya berniat untuk mengisi? atau mengobati?
mungkin benar jika kau berkata harus berfikir lagi sepertinya
memang iya ...
mungkin memang seperti itu ,
memulai baru denganku ,
seperti menusukkan jarum ke dada sebelah kirimu

SEPENGGAL KEBENCIAN ITU DATANG KEMBALI


Ku ayunkan kembaili jari jariku ini, tak untuk mengoyakkan batinku , aku sedang goyah saat ini , bukan terbelenggu dengan masa lalu, aku sudah melupakannya, tapi untuk menyembuhkan hatiku ini sepertinya sulit, mengobati luka yang terlalu dalam ini benar benar sulit, bisa beritahu aku dimana tempat tambal hati itu berada? Ada yang bisa tolong aku , untuk mendonorkan hatinya untukku dan mengggantikan hatiku yang baru, aku butuh transplantasi hati baru saat ini , aku butuh hati baru untuk mampu berdiri, aku masi tergeletak di pinggir jalan yang berongga, kumuh, berlendir, dan kotor.
berharap dia kembali?? Tidak AKU SUDAH JIJIK UNTUK MELIHATNYA, AKU SUDA TAK SUDI MELIHATNYA.
Aku ingin membunuhnya jika aku mampu , aku ingin menghantamkan kepalanya ke tembok baja , hingga keluar semua organ yang ada di kepalanya, aku ingin menabraknya dengan truk pengangkut mobil dan melindasnya dengan montik penghalus jalan. AKU MEMBENCINYA!!!!! AKU BENAR BENAR MEMBENCINYA!! Aku menyesal bertemu dengannya, aku menyesal mencintainya, aku menyesal bersamanya , aku MENYESAL ….
Bagaimana bisa aku mencintai seorang bajingan sepertinya?Bagaimana bisa aku mampu mempertaruhkan semua kebahagiaanku untuknya? Bagaimana bisa aku buta selama ini.Jika Tuhan memang memberi sesuatu yang luar biasa di sini ,aku menginginkannya  sekarang, aku menginginkan secapatnya, aku ingin segera, aku ingin segera menikmati secerca yang aku punya, secerca cahaya yang aku bisa. Mengembangkan senyum yang aku punya, menikmati hidupku yang tersisa.
bagaimana aku menyia nyiakan hidupku selama ini untuk seorang yang bangsat dan tidak bermatabat seperti itu , bagaimana bisa aku mempertahankan seorang adam yang tak penah mengerti hati hawanya, bagaimana bisa aku mencintai seorang manusia yang tak mampu untuk menjaga hatinya. Aku terlalu memakai  rasa daripada logika. Sebenarnya aku tau , jika rasaku yang membutakanku, jika rasaku selalu membelokkan pikiranku, padahal logika , logikaku selalu benar , logika ku selalu tepat , tapi tak penah ku pedulikan, tak penah ku hiraukan. Bodohkan?? Memang …..aku memang selalu bodoh dan suka sekali di bodohi seperti ini. Luapan emosi yang tak penah di mengerti , luapan cerita yang tak penah di tampung.  Harus bagaimana dan sperti apa aku meringannkannya, jika ku pendam , akan menjadi bom yang akan meledak sewaktu- waktu , atau  memacahkan semua apa yang ada disekitarnya, hatiku tak sanggup memendamnya, benci yang menumpuk di hatiku
Ingin memendarkan sedikit benci itu , ingin sedikit saja melonggarkan dadaku dengan semua keburukan yang telah kau lakukan denganku. Tapi aku belum mampu…. , memori itu terpatri dan menjadi kenangan terpait dalam sejarah hidupku, menjadi moment tergetir yang tergores dan terpapang di dalam batin dan ragaku

SEPOTONG PEMIKIRANKU

Penyakit itu datang kembali, suda berapa lama aku tidak  meneteskan airmata di dalam kamar karena kesendirian, karena kebimbangan,karena ketakutan berlebihan , namun sekarang tidak. Rasa itu suda menguap entah kemana, terbang bersama embun dan membeku diawan, mengalir sampai ke laut, atau lebur menjadi abu yang terbakar arang. Tapi hari ini tiba tiba , menelusup dalam hatiku, ada perasaan sesuatu yang tak kusadari dari sebelumnya.bukankah wanita ingin selalu di mengerti?? bukankah kodrat wanita itu hanya ingin diperhatikan sbagaimana mestinya?aku melupakan itu , aku mngenyampingkan itu, aku tak butuh itu. tapi ternyata jaauh di sudutku, jauh didalam hatiku, aku menginginkannya, aku membutuhkannya, tapi dalam bentuk yang berbeda. 
Bukan perhatian yang berlebihan yang ku inginkan, tapi seperti menanyakan keadaanku secara batin, menannyakan apa pikiranku baik baik saja, apa hatiku baik baik saja.
Tidak ... aku terlalu menuntut jika seperti ini, telalu muluk jika aku menginginkan untuk dapat seperti itu. Tapi bisakah tak hanya memeluk tubuhku?hati, pikiran, juga membutuhkan itu.
aku tak sedang sakit, siapa bilang aku sedang sakit?aku tidak sakit, tapi jiwaku yang sedang goncang, jiwaku yang tak sejalan dengan ragaku, jiwaku yang tak sejalan dengan pikiranku.Jika ragaku baik baik saja, belum tentu jiwaku senada :)