RSS

DUA BERBEDA

Kau setitik nila diatas susu putih dalam bejana
Memudarkan bening air yang menguning
Membaurkan dalam tirta yang menyejukan mata
Seperti dadih kerbau yang memutih
Namun pendar dan tak beraturan
Kau setitik nila diatas susu putih dalam bejana
Mengalir dari amarta ke nirwana
Dengan deras arus yang kian bergulir
Seperti bidadara bersama dewangga
Namun terbang dan menghilang
Kau setitik nila diatas susu putih dalam bejana
Dengan irama yang tak bernada
Mengalun merdu di telinga
Seperti gandewa yang di lepaskan arjuna
Namun membuat luka ....
Tak semestinya dusta akan  tersimpan dalam karang yang legam ...
Membiarkan hitam menenggelamkan citra yang indah dimata..
Membalut  candra yang mencela
Membungkus bayu yang menderu
Dan biarkan wulan yang mencinta dengan sendirinya
Anak adam menangis dalam kebisuan
Menggenggam sepotong roti dalam lemari
Memakan madu dengan colekan ujung jemari
Dua sisi mata uang yang berbeda dalam satu lembar kertas yang sama
Menjadikan kaca brenggala yang menyajikan sifat yang berbeda
Seperti Rahwana dan Yudistira dalam satu tubuh Wibisana

TENTANG CINTA

Ini tentang cinta , yang hadir dalam kilatan menawan dari dalam mata, terpancar senja dan berwarna jingga
Ini tentang cinta, satu kata yang akan terurai dengan berjuta juta kata dan diskripsi dari lubuk sanubari.
Ini tentang belahan jiwa , yang hadir satu kali dalam kehidupan manusia
Ini tentang belahan jiwa, yang menemani seribu tahun dalam perjalanan yang menapaki jalanan
Ini tentang suratan takdir, yang hanya tercoretkan satu kertas di dalam sebuah sinema seseorang
Ini tentang suratan takdir, yang menyuratkan seluruh adegan yang akan terputar dan di jalani setiap insan
Ini tentang kerinduan, yang menghujam ketika kau tak ada dalam dekapan
Ini tentang kerinduan , yang menusuk ulu hati ketika dia tak berada disisi
Ini tentang pertemuan , yang akan menemukan pasang demi sepasang hingga akhirnya lengkap berdua 
Ini tentang pertemuan , yang membuat jatuh cinta lewat pandangan mata
Ini juga tentang perpisahan, yang tak akan pernah kita tau ujung dari penantian
Ini juga tentang perpisahan , yang akan merelakan dan melepaskan dari genggaman
tak ada ... tak ada satupun yang akan lepas dari rangkaian
seperti mata rantai yang saling berkaitan satu dan yang lainnya,
seperti kereta yang menarik satu gerbong dengan gerbong lainnya
sama cinta juga seperti rajutan yang saling mengait satu dengan yang lainnya ,
seperti puzzle yang saling melengkapi satu dengan yang lainnya
seperti roda yang berputar dalam perputarannya
seperti kereta yang tak akan berhenti sebelum mencapai tujuannya
yang menempuh perjalanan panjang
cinta .... yang tak akan menemukan logika di dalamnya
cinta .... yang tak akan pernah mendapat bahagia tanpa airmata
cinta .... yang harus dengan perjuangan mendapatkannya
cinta .... yang harus merelakan dan mengorbankannya
cinta ... yang harus pergi dan pindah ke lain hati
mencari sesuatu yang tak pasti
mencari jalan yang tak akan penah kembali
cinta .... bukan sebuah narasi , atau argumentasi
tapi cinta adalah diskripsi yang hanya mampu terlukiskan dengan hati , dari dalam lubuk sanubari 

MALAM

Bintang terpancar dalam cahaya yang menyilaukan
Berpendar pelahan dengan keanggunan
Menghias malam yang pekat kehitam hitaman
Angin malam berhembus dingin menusuk tulang
Airmata mengering dalam kebekuan
Isak tangis terbungkam dalam kesunyian
Sesak ...
Mencekat tenggorokan
Namun ada bulan
Bersinar besar dan melebar
Seperti lampion abadi yang tak akan pernah padam
Kelelawar malam yang enggan meninggalkan sarang
Mengepakan sayapnya dalam kebisuan
Terbang dari tiang ke satu tiang
Pergi dari satu dahan ke dahan yang lain
Mencari sesuatu?
Ku rasa memang mencari sesuatu
Buah apel yang berwarna hijau
Atau mencari duku?
Masi saja mengepakan sayapnya dalam kegelapan malam
Mencari fajar yang kian datang dalam kedinginan
Menunggu pagi yang selalu menanti 

TAK AKAN KEMBALI

Ku membuka mataku, yang masi sayu, setelah menangis semalam, ku pandangi wajah laki - laki yang ada di depan mataku saat ini, laki - laki yang begitu aku cintai, dengan posisi berbaringan berhadapan seperti ini memang sesuatu yang benar benar ku inginkan, jika bisa ku hentikan waktu , akan ku hentikan sekarang juga, wajahnya , matanya, hidungnya ,bibirnya, rasanya itu semua miliku, tak rela sedikitpun jika ada satu perempuan datang yang merebutnya dariku, aku mencintainya,ku belai pipinya, ku pandangi lekat lekat wajahnya, terbesit dalam hatiku, "bagaimana jika aku tak melihat wajahnya lagi? bagaimana matanya tak memandangku lagi? bibirnya tak tersenyum padaku lagi, dan hidungnya tak penyentuh pipiku lagi?" ah ... raasanya sulit di gambarkan , mataku kembali sembab jika membayangkan , rasa - rasanya aku tak sanggup bila itu terjadi. aku pasti akan merindukannya, hembusan nafasnya, aroma tubuhnya, kecupan ringannya, hangat pelukannya, semuanya sangat ku rindukan. ya Tuhan .... ijinkan aku untuk tetap memandang wajahnya, merasakan hangat peluknya, hembusan nafasnya, aroma tubuhnya, dan kecupan ringan yang selalu aku butuhkan, airmataku menangis tak terbendung dengan memandang wajahnya.
" aku tak akan pergi, tak perlu kau tangisi" katanya dengan tetap memejamkan matanya
" tapi kau akan pergi kan?"aku masi tetap memandang wajahnya yang masi memejamkan matanya, membelai rambutnya dan menempelkan telapak tanganku di pipinya,
"tidak ... aku tidak akan kemana - mana , percayalah ..." katanya sembari membuka mata dan menarik tubuhku dalam dekapannya.
"tapi aku yakin kau akan pergi .... "
" kau tak percaya padaku?"
"entahlah .... firasatku mengatakan bahwa kau tak selamannya untuku"
" aku mencintaimu, dan aku milikmu, tak cukupkah itu untukmu?" jawabnya dengan mengecup keningku.
airmataku berhamburan , berlomba keluar seperti air bah yang sudah tak tertampung dalam pelupuk mata.
" bisa hentikan tangismu? kau terlalu cengeng.... aku tak suka wanita cengeng" katanya sambil menatap mataku memerah dan berair.
" kau selalu membuatku menangis, kau selalu membuatku seperti ini"
" aku tidak membuatmu bahagia?"
" lebih dari bahagia , jika kau ada dan seperti ini,"kataku membelai wajahnya
" aku akan sering sering bersamamu"dengan mendekap erat tubuhku yang masi membeku dengan udara pagi yang menusuk tulang.
" kapan kau menjadi milikku seutuhnya?"
dia diam ,..tak ada jawaban , masi memejamkan matanya dan memelukku erat.
"apa yang membuatmu tertarik kepadaku?"
" kau cantik ...." jawabnya cepat
" lalu?"
"kau menarik...." jawabnnya lagi
" lalu?"
" em ....kau pintar ...." jawabnya masi memejamkan matanya,
" sudah? itu saja?" tanyaku masi belum puas dengan jawabannya dan melepaskan tubuhku dari dekapannya
dia membuka mata melihat tingkahku, lalu tersenyum " aku mencintaimu" dan mencoba memeluk tubuhku lagi
" lalu, seberapa besar kau mencintaiku?"
"melebihi jagad raya dan luasnya samudra" jawabnya sok romantis yang tak penah dia tunjukkan selama ini
"jika kau ku tanya, lebih mana kau mencintaiku atau mencintainya?" tanyaku dengan nada datar yang membuatnya tersentak
" aku tak bisa menjawabnya "
" kenapa? karena kau lebih mencintainya dari pada aku?"
dia masi diam , " tidak  tentu aku sangat mencintaimu?"
" lalu kenapa masi bersamannya? jadilah milikku seutuhnya, bisa?"
"tidak .... aku tidak bisa" jawabnya lemah,
"dan kau selamannya akan membagi cintamu untukku dan untuknya?"
dia masi diam ....dan menatapku dengan heran
" mengapa kau tiba tiba seperti ini? bukankah sampai saat ini hubungan kita baik baik saja"
" iya ... memang baik, tapi aku tak sebaik yang kau kira,entahlah ,... lama lama hatiku semakin tak menentu , aku sudah lelah, aku seperti daun yang tertiup angin dan tak tau mau di bawa kemana, aku hanya ingin kepastian darimu"
dia masi diam dan tak bergeming, masi menatapku dengan tatapan heran kepada diriku,
"pilih aku atau dia, aku tak bisa kau jadikan yang kedua, aku tak bisa kau beri harapan tanpa tujuan yang membuatku tersiksa, aku punya hati yang benar benar ingin kau cintai, dan memilikkmu, tak cukupkah hanya ayahku yang memaksaku untuk membagi cintanya dengan anak lain? dan aku tak ingin membagi cintamu dengan wanita lain, aku lelah ... cukup ...."
aku mulai menangis lagi, entah apa yang aku tangisi, betapa bodohnya aku yang masi bertahan pada posisiku, di beri harapan yang tak penah ada tujuan, di beri kata kata cinta yang hanya sebatas kata kata, bukan dari hati,dan terima eadaan ketika dia menduakan hatinya. kesabaranku sudah berada di ujung ambang batas yang sudah tak mampu ku ungkapkan, aku sudah lelah sakit dan tersakiti lagi, aku sudah lelah, jatuh dan terjatuh lagi. benar benar lelah. dia masi diam ... tak ada jawaban , dan itu suda cukup menjadi jawaban untuku bahwa dia tak bisa memilih, dan menjadi milikku,
" sudahlah ... aku tak bisa memaksamu untuk memilihku, dan aku juga tak akan menghancurkan hubunganmu dan merebutmu dari wanitamu, aku bukan wanita yang tega melukai wanita lainnya, karena aku tau bagaimana rasanya, dan aku meminta kepadamu, pergilah dari kehidupanku, aku tak bisa bersamamu"
" maafkan aku"
" tak perlu .... aku yang terlalu bodoh mengharap dan mencintaimu" ku pakai bajuku dan pergi dari ruangan yang membuatku pilu, menjadi saksi yang selalu terpatri di otak kiri, aku pergi ... dan aku tak akan kembali.

UNTUK AYAHKU

Tanggal 20 Juli 2013 , untukmu pah, .... 
Hai pah .... apa kabar? selalu itu yang ingin aku tau darimu, apa kau baik baik saja? capek kah hari ini? adek sedang capek pah, kerjaan adek banyak , banyak sekali, sampai pikiran adek rasanya mau meledak. tapi adek harus kuad kan pah? untuk masa depan adek, untuk menjadi PNS sepertimu, membanggakan mamah, dan merawat mamah sampe adek tua nanti , entah mengapa , aku rindu papah hari ini, sangat pah , sangat sekali. hidup adek serasa sendirian hari ini, iya aku tau .... banyak sekali orang di sekelilingku, tapi tak ada satupun yang mau menanyakan bagaimana keadaanku hari ini, apa yang ku lalui hari ini. dulu, dulu ada pah, adek punya teman ... yang selalu menanyakan itu kepadaku, menemani hari hariku, tapi sekarang telah pergi, mungkin lelah pah , mungkin lelah dengan  ceritaku yang tak penah ada habisnya, yang selalu tak ada bahagianya, aku kurang bersyukur ya pah? tidak ... bukan karenaku kurang bersyukur, aku butuh teman pah, yang selalu ada untukku, berbagi cerita denganku, menanyakan keadaanku, apa aku baik baik saja atau tidak. hanya itu pah ... hanya itu. cukup itu ...aku rindu belaianmu pah, aku rindu pelukanmu. beberapa waktu tadi aku melihat seorang anak gadis seusiaku, dia cantik pah, cantik sekali, bergelayut manja dengan ayahnya , ketika membeli sesuatu untuk dia kenakan , aku ingat dirimu pah, aku iri ... aku ingin .... aku ingin seperti dia, aku ingin bertukar nasib dengannya, bergelayut manja di dekapan ayahnya, memohon sesuatu tanpa ku tau bagaimana harus mendapatkan uang untuk mendapatkannya, aku hanya ingin makan bersama, mengobrol berdua, membicarakan masa depanku yang ingin kau tatakan untukku, bukan seperti ini, aku menatanya sendiri, aku rindu pah , dimana papahku yang dulu? yang menjemputku, mengajariku berhitung, tidur dengangku ketika aku sulit memejamkan mata, selalu meluangkan hari minggu untuk bersamaku, aku ingin pah ...... aku ingin ...... aku rindu ..... aku ingin bertemu, sekedar memelukmu, mencium pipimu, aku rindu pah ... aku benar benar rindu ,... 
entah kenapa aku belum bisa dewasa ketika mendapat masalah sperti ini, entah mengapa aku tak bisa menjadi dewasa ketika aku kesepian seperti ini, selalu menginginkanmu, selalu rindu denganmu, tidak pah ...tidak .... seperti apapun dirimu, kau tetap ayahku, belahan jiwaku, nadi dan darahku, separuh dari jiwaku. aku akan menginginkanmu, ... katakan kepadaku pah, apa yang harus aku lakukan untuk membuatmu kembali menjadi miliku? ketakan kepadaku pah, apa yang mampu aku lakukan agar kau tetap disampingku? menjadi ayah satu satunya milikku, hanya milikku pah, bukan berbagi anak yang lain, bukan berbagi kasih sayang dengan mereka, kau milikku, kau kepunyaanku pah, satu satunya ..... 
bisakah kau tengok aku sekali waktu , hanya beberapa jam , mengobrol denganku, mendengarkan ceritaku, mendengarkan ku pah ... aku ingin ... aku selalu suka di dengar, hanya di dengar,diperhatikan, hanya itu, bukan sebatas materi yang kau berikan setiap bulan , kau tak penah tau ketika aku sedang bertengkar dnegan mamah, dan menangis merindukanmu didalam kamar, dan berharap kau membelaku, aku  mengharapkan itu juga pah, aku berharap itu .... 
kau tau, aku juga berharap menanyakan ku , ketika malam minggu sperti ini, kenapa tidak ada teman laki - laki yang menemuiku? atau paling tidak .... kau akan menemui tamuku, ketika mereka mengapel di rumah, aku ingin kau yang menemui mereka, biarkan aku merasakannya pah, ijinkan aku merasakannya, aku mohon .... aku ingin ... benar benar ingin pah ... aku ingin papah disini .... bersamaku, semakin ku beranjak dewasa ... aku semakin membutuhkanmu,aku semakin ingin menjadi anakmu, berada disisimu.... dan selalu bersamamu.

UNTUK MALAIKATKU

mah, aku sempatkan jariku untuk menuliskan bait bait kata ini untuk mencurahkan hatiku kepadamu, meski aku tau kau tak akan penah membacanya, aku ingin bercerita mah, sedikit saja, aku ingin bercerita tantang rasa dan hatiku yang kini sedang hancur dan meremuk dan tidak berbentuk. aku tidak sedang patah hati mah, tapi aku sedang berada di titik dibawah nol , posisiku, aku sedang gundah dengan menahan amarah yang ada di dadaku, bukan karena cinta, tapi ini tentang hidupku yang aku semakin tak tau , harus bagaimana aku menata hidupku, berkali kali aku menata hidupku, tapi kali ini, sulit untuk bangkit lagi, tak ada motivasi mah, jenggah. kau adalah wanita satu satunya yang ku miliki, dan menjadi alasan aku masi menghirup udara pagi hari. kau satu satunya wanita yang menjadi alasan aku bertahan dengan pekerjaan yang mampu mengambil seluruh dagingku hingga tinggal tulang dan kulitku, aku tidak menyesal mah ... aku bangga ... aku bangga menjadi anak yang dilahirkan dari rahim seorang ibu sepertimu, meski kau tumbuhkan aku dengan penderitaan yang kau simpan dalam, dengan menunjukan kepadaku bagaimana kerasnya dunia, tapi aku bersyukur mah, aku bersyukur dengan apa yang kau lakukan hingga sekrang membuatku sperti ini. dulu aku salah pemikiran denganmu, aku salah menilai ibu sperti apa kau ini, memaki , memukuli, dan mencaci jika aku lalai sedikit saja dengan apa yang aku lakukan,aku menangis kau buatnya, aku selalu membandingkanmu dengan ibu ibu yang lain yang di miliki teman temanku, tanpa ku sadari seberapa besar pengorbananmu yang kau lakukan demi aku, mempertahanku uintuk tetap dalam pelukanmu, mempertahankan aku untuk tetap berada di sisimu, dekat denganmu, terlihat dari pandanganmu. kau tak penah mengungkapkan apa alasannya, dan sekarang aku menyadarinya, kau tak ingin kehilanganku? kau tak ingin aku kedinginan tanpamu,kau tak ingin aku tersakiti tanpa sepengetahuanmu, kau tak inginkan itu, aku mengerti ... amarahmu yang tak terkendali itu kadang membuatku salah paham, dan aku mengerti bahwa itu ungkapan kasih sayang, kasih sayang yang besar hingga tak bisa kau ungkapkan dengan lembut. tak apa mah , aku tak apa ... aku tetap bersyukur menjadi anak yang terlahir dari rahim yang istimewa dari wanita sepertimu. 
meski sekarang ketika aku beranjak dewasa, kau masi tak mengijinkanku keluar dari dalam sarangmu, masi dalam dekapanmu, masi dalam degup jantungmu,  masi dalam suapan bibirmu. aku mengerti mah, aku mengerti... terima kasih telah menjadikan aku anak perempuan yang kau cintai, menjadi peri kecilmu yang tak mau menurut denganmu, menjadi lilin kecil yang selalu kau pertahankan ketika tertiup angin. terimakasih, entah apa yang mampu ku balaskan dengan semua yang telah kau lakukan mah, aku belum mampu memberikan sesuatu kecuali rasa kecewa, kesal,dan tidak bangga kepadaku.maaf, aku menjadi anak yang selalu merepotkanmu, tak mampu memberi materi yang cukup untuk mencukupi kebutuhanku, dengan usiaku sperti ini, apa lagi maafkan aku jika selalu tak peduli dengan segala sesuatu yang ada di rumah ketika aku pulang kerja, tak penah membantumu fotocopy, tidak mah ... bukan karenaku tak peduli, aku sudah tak sanggup mah ... aku sudah lelah, di luar sangat kejam mah, aku serasa maju medan perang ketika aku bekerja, mempertaruhkan dedikasiku, membawa nama besarmu, membawa nama baikku, dan harus bertanggung jawab dengan apa yang aku kerjakan, iya kan mah? aku harus sperti itu kan? meski ini berat untuku , meski ini tak sepadan dengan otakku, dan ini tak setimpal dengan tenagaku, ku kuatkan demi kau mah, demi mamah yang telah mencucurkan airmata ,dan keringatmu untukku, menjadikanmu tersenyum bangga padaku. dan selalu membicarakanku secara bangga di pelanggan pelangganmu, bahwa " anakmu, anak yang paling membanggakan dalam hidupmu" bukan anak pemalas, pembangkang, tak bisa diatur spertiku, andai kau tau apa yang aku alami setiap hari mah, pikiranku sesak dengan pekerjaan, hariku dipenuhi dengan orang orang yang tidak peduli dengan keadaanku. tapi aku tak akan bercerita kepadamu, aku selalu tau , bahwa apa yang aku alami tak sebanding dengan dirimu. maafkan aku mah,.... maaaf ... maaf jika tadi ku naikan nada tinggi kepadamu, maaf jika tadi aku membanting pintu, maafkan jika tadi aku menangis menderu di dalam kamarku, aku hanya ingin menghilangkan rasa lelah yang ada di hatiku.... maafkan aku ...

SURAT TERAKHIR UNTUKMU

Aku tersenyum bahagia hari ini, sangat amat bahagia, karena aku menemukan jawabannya, sekian lama, aku mencari jawabannya, tapi memang sepertinya aku tak sebahagia hari ini, ku ucapkan selamat kepadamu atas bersandingnya kau dengan wanita barumu. hahaha, kau memang tak menyukaiku karena aku bukan tipe wanitamu, tapi kau hanya mencoba dan mencari kenyamanan denganku, begitukan? ternyata kau tidak mendapatkannya dariku. tidak apa, aku suda biasa menjadi halte bis, yang hanya di gunakan untuk sekedar melepas penat, tak apa .... aku tak apa ... sungguh ... aku yakin kau lebih bahagia, aku yakin dia yang mampu membuatmu bahagia. 
Sekarang kau sadar? dan kau mengerti? kau percaya? bahwa aku memiliki hati yang jauh lebih peka dari wanita lainnya? iya ... aku punya kelebihan di perasaan. dan perasaanku mengatakan memang itu wanitamu dari dulu, dia wanita yang kau inginkan dariku. karena memang dia memang lebih dariku, tidak .... dia punya pesona istimewa untuk memikat hatimu. 
aku menyerah ... aku mengalah .... ku cabut belati yang ku tancapkan sendiri, dengan menyebut namamu, beberapa bulan yang lalu. ku kira, kau tak sperti itu, tetapi memang spertinya aku terlalu gegabah untuk menyimpulkan sesuatu yang ada di hatiku. iya ... aku mengerti , dan aku akan selalu mengerti. aku benar benar memahami. aku tersenyum disini, memandangmu, dan melihat kau dengan wanitamu yang sangat kau cintai. iri? iya ... aku iri dengan wanita yang duduk di sisi sebelah kiri, dengan merekatkan lengannya di lenganmu, dan menyandarkan kepalanya di bahumu, aku menginginkan bahu itu, terbasahi oleh airmataku. aku ingin berada diposisi itu, benar benar seperti wanita itu. 
sudahlah ... aku terlalu bermimpi untuk menggapaimu, aku memang wanita yang belum saatnya bahagia, iya ... ku ulangi sekali lagi, aku wanita yang belum bahagia,tapi suatu saat nanti , kau akan mengerti bagaimana bisa aku sampai sperti ini, kau akan mengerti bagaimana luka yang aku rasakan saat ini, tapi belum sekarang. kau belum memahami, kau belum melihat dari kedua sisi.
aku bukan wanita cengeng yang selalu menangisi laki - laki, aku masi mampu berdiri, aku masi bisa ... tenanglah ... aku masi bisa, tak perlu kau menatapku dengan tatapan iba seperti ini, aku baik baik saja. aku benar benar baik  baik saja, aku masi bisa tersenyum bahagia. dan aku benar benar bahagia. 
aku masi berfikir dua kali untuk menyerahkan hatiku lagi. dengan semua yang telah ku lalui, aku masi enggan untuk bangkit lagi. iya ... aku berubah pikiran lagi. aku masi enggan untuk menegakkan kepalaku, menarik sudut simpul bibirku, mengangkat tanganku, dan mencari kayu untuk membangkitkan ragaku. ini surat terakhir untukmu, ini goresan terakhir yang ku buat untukmu, terkahir, kau dengar itu? terakhir.... dan tak akan aku buat lagi untukmu... tidak akan... karena aku sekarang tau iya ... aku tau .. aku sangat amat tau ,... bahwa kau bukan milikku.

IJIN UNTUK DIANDRA


Masih saja ku pandangi wajah laki –laki yang menjadi teman hidupku berberapa tahun akhir ini dalam sebuah bingkai foto handphoneku, Galih ... ya … namanya Galih , laki laki yang begitu aku cintai, dan sangat mencintaiku,aku jatuh cinta ketika ku sepulang dari kerja, dia memberi payung kepadaku ketika aku sedang menunggu dihalte bis. Aku bekerja di salah satu tempat biro jasa penerbangan swasta di Jakarta, aku beruntung dengan usiaku yang belum mencapai 23 tahun , aku mampu bekerja dan mencari uang untuk kebutuhanku , tidak … ayah dan ibu cukup mampu untuk membiayaiku, tapi aku bukan tipe anak manja yang mau merealisasikan keinginanku dengan mengatungkan tangan kepada kedua orang tua. Aku lahir di jawa , kalo orang Jakarta bilang jawa adalah sebutan dari daerah jawa ujung timur, Kediri, kota istimewa yang selalu ingin ku kunjungi. 18 tahun aku hidup dikota kecil itu dengan eyang kakung, ayah dan ibu bekerja , membanting tulangnya untuk mencukupi kebutuhanku disini, tapi mereka janji setelah lulus aku di boyong ke Jakarta.dan lihatlah , aku tumbuh menjadi gadis metropolitan yang dewasa. Dan aku beruntung mendapatkan belahan jiwa yang sangat mencintaiku disini. Aku lupa …. Namaku Diandra, aku sedang perjalanan pulang ke Kediri hari ini, sudah sebulan aku berpuasa ramadhan , dan sebagai kegiatan rutinku, ketika lebaran aku pulang ke kampung halaman, tapi ini berbeda, aku pulang sendirian. Jika bukan karena eyang kakung rindu denganku, mungkin aku tak akan senekat ini pulang sendirian, dan ini keputusanku yang membuat Galih mendiamkanku sampai sekarang. 
***
“Aku harus pulang, eyang kakung menungguku, beliau sudah menunggu” kataku sembari memutar sedotan jus alpukat di hadapanku
“ tapi gak harus sendirian, kamu tau, sekarang rawan sekali ,Di… dan aku gak mau kamu kenapa – kenapa” katanya dengan mendekap tangan kiriku, aku tau dia sangat mencintaiku, sangat khawatir denganku.
“aku bisa jaga diri kok, kamu tenang aja ya? Aku akan segera kembali” kataku tersenyum melihat kecemasan di balik wajahnya.

“ tapi gak bisa… lebih baik kamu tunda , tunggu sampai ayah dan ibumu bisa untuk menemanimu”
“ kamu tau kan, ayah ada kerjaan di luar kota yang gak bisa di tinggalkan, ibu, ibu harus ngurus nenek yang sakit ,nenek tidak bisa pisah dari ibu” aku mencoba menjelaskan keadaanku,
“ Hanya 1 minggu ,aku akan pulang, beliau kakekku,…  Beliau merawatku dari kecil, tak pahamkah kau dengan perasaanku”

“ dan kau juga tak paham keadaanku?” tanyanya dengan nada sedikit meninggi

“ aku sudah besar, aku sudah bisa menjaga diriku ….”

“menjaga diri dari siapa? Rampok?penjahat??kau bisa? Kau bisa apa? Kau wanita di …..”tanya dengan wajah merah padam, aku tak penah melihatnya secemas ini, aku tak penah melihatnya dengan sekhawatir ini.
“ kau berlebihan!! Aku hanya ingin bertemu dengan eyang kakung dan saudaraku, tidak kah kau mengerti perasaanku dan kerinduanku?” kataku dengan nada tinggi
“aku bukan burung beo yang kau pelihara dan harus kau kurung dalam sangkarmu,dan aku bukan seorang manusia yang lahir dari batu, dan tak punya saudara yang harus ketemui”
Dia masi menatapku dengan tatapan tajam yangbelum  penah aku lihat sebelumnya , sepertinya telinganya mulai memanas dan  menyembunyikan rasa yang mengganjal di dalam hati.
“egois!!!, kau tau? Kau benar - benar egois!!” kataku dengan membalas tatapan matanya.
Seketika hening, diam …. Tak ada kata – kata yang mampu kami ungkapkan, ini pertama kalinya kami membahas dengan nada tinggi dan sekolot ini. Biasanya dia selalu sabar dan mau mengerti apapun kepentinganku, tapi kali ini, entah apa yang ada di dalam fikirannya, dia melarangku setengah mati untuk aku pulang ke kediri .
“aku mencintaimu …. Aku tak ingin kehilangan kamu, Di …” katanya dengan raut wajah yang berbeda
“aku juga,….” Jawabku datar dan mencoba menenangkan derap nafasku yang menderu
“ kalau memang kau mencintaiku, bisakah kau tak pergi kesana?”
“ hahahah,kau seperti anak kecil, lih …. Ayolah … kita bukan anak ABG yang menjalin cinta monyet kan?aku milikmu sayang … aku mencintaimu, dan aku juga tak ingin kehilangan dirimu, percayalah … tak ada wanita di dunia ini yang menolak kehadiran laki – laki yang begitu mencintainya sepertimu, begitupun juga aku,.” Kataku dengan nada mesra kepadanya dan menahan amarah di dada
“ lalu kenapa kau ingin meninggalkanku” dia masi saja dengan ketakutan yang berlebihannya itu.
“aku tidak akan meninggalkanmu, kau tau? Betapa aku mencintaimu? Aku sangat mencintaimu lih … sangat …. Tak kah kau rasakan itu? Kau benar – benar tak percaya kepadaku ….”
Dia diam … sepertinya dia berfikir sejenak dengan kata- kata yang ku lontarkan kepadanya itu. Dia laki – laki sempurna , wajahnya , fisiknya, cara memperlakukanku,dia begitu sempurna untukku, tapi satu hal yang membuatku masi berfikir dua kali dan terkadang membuatku risi, dia terlalu mengaturku, aku tau itu terbaik untukku , tapi dia seperti tak memberikan ruang untukku, aku sesak dibuatnya, aku lelah dibuatnya. Terkadang aku ingin berkata, cintai aku sewajarnya, dan berikan aku sedikit udara untukku bernafas.hanya itu … hanya itu yang ku mau,…selebihnya , aku akan memberikan seluruh hidupku untuknya,seutuhnya.
“ jadi … ijinkan aku pulang ya?” kataku sembari menggenggam erat tangannya dan memohon.
“ aku benar benar tak bisa mengijinkanmu, maaf…”
“ aku akan pulang, dengan atau tanpa seijinmu,” jawabku tenang dan menyeruput jus alpukat untuk mendinginkan otakku , dan membasahi tenggorokanku yang sudah mengering. wajahnya datar, dia tetap diam, sepertinya lelah dengan apa yang kita perdebatkan.
“kau membuatku sesak ….”
“ jadi kau tak suka dengan caraku seperti ini? Aku mengkhawatirkanmu!! Kau tau? Betapa aku mencintaimu?
“aku tau … dan aku benar benar tau , tapi ini hanya pulang, dan aku tak akan lama disana. Kau tak bisa merantaiku seperti ini, kau tak bisa memaksaku tersenyum dalam pelukanmu yang menyesakaan di dadaku, aku ingin bersamamu, benar – benar ingin selalu bersamamu, tapi bisakah kau tak terlalu mengaturku dengan seperti itu,aku bukan anak kecil yang masi kau atur hidupnya, aku bukan Negara yang harus patuh terhadap undang – undang yang kau tentukan, tapi aku wakil presiden yang harus kau ajak kerja sama dalam membuat undang undang”
Dia masi diam , memainkan bibir cangkir , kopi yang sudah dingin.
“ aku ingin hidup bersamamu dengan kelegaan, beri aku sedikit kebebasan , sedikit saja , agar aku nyaman bersamamu, dan setidaknya, aku benar – benar punya pilihan dalam hidupku”
“ jadi kau tak nyaman hidup bersamaku?”
“ hahahah aku rasa percuma memberi penjelasan , sampai berbusa mulutku” kataku dan meninggalkan pergi, mataku memerah, entahlah , tapi dadaku terasa sesak ketika kakiku beranjak meninggalkannya, Aku mencintainya, demi apapun aku benar benar mencintainya, tapi aku benar benar ingin kebebasan dalam hidupku, tak banyak hanya beberapa yang ku inginkan, memakai baju seperti yang ku mau, berteman dengan lawan jenisku, aku juga manusia yang butuh bersosialisasi dengan sesama, tapi sepertinya dia tak percaya jika hanya dia satu satunya laki – laki yang ada di mata dan hatiku. Dia terlalu takut kehilangan diriku. Ingin rasanya aku akhiri, tapi rasanya aku tak sanggup hidup tanpanya, banyak kenangan sudah kurajut berdua, dan aku bukan anak SMA yang hanya berfikir sekali dalam mengakhiri, aku harus dan musti berfikir berkali kali untuk mengakhiri hubungan inI. Aku akan mencoba bertahan, mencoba bertahan dengan kesabaran, tapi entahlah … sampai kapan aku akan bertahan. aku hanya wanita yang ingin sperti wanita lainnya, di cintai sewajarnya , dan di beri kelonggaran. Layang – layang akan putus jika kita terlalu kencang menariknya, listrik akan padam jika dinaikan stavoltnya, dan balon akan meledak jika terlalu kencang ditekan. Itu sudah hukum alam yang tak bisa ditawar. Semoga Galih sadar dengan apa yang aku inginkan. 
***
Ku pandangi sawah yang menguning di luar jendela kereta, aku masi menikmati perjalananku yang masi lama, ku seka airmataku, dan mengela nafas panjang untuk meredakan sakit didada. “ggrrrrtt…” hapeku berbunyi , satu pesan bertamu dihandphoneku, tertulis “cinta”, ya … itu nama contact yang kuberikan kepada Galih , ku buka dan satu pesan bertuliskan
“Maafkan aku dengan segala keegoisanku, aku mencintaimu, dan aku bukan seorang pemilik burung beo cantik yang tega mengurung beonya didalam sangkarnya, akan ku buka sangkarnya, dan menunggu dia kembali kedalam sangkarnya “
Aku tersenyum , dan menyeka airmataku, akhirnya dia mengerti apa maksudku.
“beomu akan segera kembali , dengan membawa sebongkah senyuman , dan aku berjanji, beomu tak akan pergi, selagi kau masi sudi membukakan pintu sangkarnya, dan mengijinkannya mengitari cakrawala, yang di inginkannya”
ku tekan tombol sent, dan ku kirimkan kepadanya, aku bernafas lega, aku yakin , dia akan mengerti keadaanku, dia akan paham , mungkin dia hanya terbawa perasaan takut kehilangan, seperti apa yang pernah kurasakan, cinta … tidak akan rela jika ada yang mencoba merebut singgasananya. Aku tau, aku mengerti Lih,dan aku hanya ingin kau tau … bahwa aku benar – benar sangat mencintaimu….




UNTUKMU, SAHABAT TERCANTIKKU

Ini untuk wanita , para wanita yang tidak penah dianggap ada oleh pria yang dicintainya, tak perlu kau titikan airmata untuknya, tak perlu kau buang air matamu untuk masalalu yang suda meracunimu, cintailah dirimu dan bersyukurlah , bahwa Tuhan memilihkan jalan terbaik untukmu, untuk mengambilmu dari orang yang belum pantas untukmu, dan mempersiapkan seseorang yang jauh jauh lebih baik dari pilihanmu. ini untuk sahabat tercantikku, untuk kalian yang telah di hujam oleh sebilah belati dan di tinggal pergi. cukup ...jangan menangis, biarkan dia berlalu ,dan mencari kebahagiaannya sendiri, dan kau ... berdirilah dari keterpurukanmu,berjalanlah , atau berlarilah, berlari... sekencang apapun kau mampu melupakannya, kau mampu menyembunyikan rasa sakit yang ada di dalam dada.tapi jangan menangis biarkan airmatamu itu kau simpan untuk rasa haru dan bangga untuk masa depan. tersenyumlah dengan penuh kebahagiaan , karena itu yang membuat semua orang mau memandang, menatap , dan mendekat. tak ada gunanya jika kau meradang dan tetap bertahan , itu akan membuatmu menjadi seseorang yang tidak penah ada baiknya, tidak penah ada berkembangnya,kau hanya sebongkah berlian yang belum bertemu dengan penggrajinya, kau adalah intan yang belum bertemu dengan pentatahnya, belum .... mungkin , yang penah berlalu itu, hanya mampu menemukanmu, dan menggosokmu dari debu yang menempel di permukaanmu, tapi belum ... dia belum mampu menjadikanmu sesuatu yang berharga jadi miliknya. biarkan dia mencari intan berlian yang lainnya. dan kau ... kau harus berjalan dengan jalan yang telah kau pilih dan tentukan, dengan rute yang tak penah kau temukan sebelumnya. dan untukmu wanita yang sedang menunggu, tunggulah tulang rusukmu dengan kesabaran yang di anugrahkan Tuhan kepadamu,tunggulah dia yang datang dengan sendirinya, membawa secerca cinta, sepucuk harapan, dan segenggam keindahan kebahagian , yang membuatmu menjadikan seorang yang benar benar merasakan betapa indahnya hidup dengan senyuman. 
Lupakan dia yang telah pergi dengan wanita yang dia ingini.dan carilah adammu yang telah menunggumu.Untukmu sahabatku yang cantik hatinya, jangan biarkan senyumu memudar dengan psakitan yang tak ada berhenti dari kehidupan. jangan biarkan airmata membuat tambah berkerut wajah dan keningmu, biarkan tubuhmu menjadi muda dan dewasa dengan prosesnya. jangan sia - siakan ia , dan paksa ia untuk menuruti dan menyia - nyiakan hidupnya untuk menuruti hati yang berlinang airmata tiada habisnya. 
Jika memang dia milikmu, dia akan datang dengan segenap jiwa, dengan kedua sayapnya , dan memelukmu tubuhmu , hingga tak ada rasa yang menyakitkan di dadamu. masi saja berkutat dengan dukamu? masi saja setia dengan tangismu? tidaak .... jika kau sperti ini, aku yakin tak ada yang mau mendekati. beri aura yang menyenangkan, tunjukan bahwa kau wanita tegar , dan wanita yang mampu berdiri, tanpa harus dibantu untuk berdiri.aku tau lukamu itu tak mudah untuk diobati... aku tau bagaimana kau teramat tersakiti dengan janji yang tidak penah ia beri. ikhlaskan ... ikhlaskan dia sebagaimana mestinya ... karena jika kau tau, Tuhan telah mempersiapkan seseorang yang lebih indah dari yang kau ingini.

SEBAIT KATA UNTUKMU

Kembali ku goreskan kepadamu , sebanyaknya kata yang tak mampu ku ungkapkan kepadamu, maaf ... jika aku selalu membuatmu risih dengan apa yang aku tuliskan untukmu, tidak ... aku tidak ingin mengganggu hidupmu, aku tau kau masi mempunyai pujaaan hati dalam hidupmu, aku hanya ingin mengucapkan terimakasih kepadamu, terimakasih telah menyalakan lilin dalam hatiku, terimakasih telah membuka jendela dalam hatiku untuk beberapa waktu. aku mengerti ... aku memahami, priawi jika dirimu seperti ini, aku benar - benar ingin meminta maaf kepadamu, jika aku terlalu besar kepala menanggapi sikap baikmu kepadaku, menganggapmu sebagai seseorang yang menemaniku di dunia , nyata maupun maya. ternyata aku salah , kau memang hanya bayangan maya yang hadir ... bukan ... tapi yang mampir dalam kehidupanku, maafkan aku ... sekali lagi maafkan aku. aku terlalu terobsesi dengan hatiku. terlalu tidak sabar untuk menegakkan hatiku yang telah layu beberapa waktu lalu. maafkan aku .... aku tak penah memikirkan perasaanmu, bahwa kau , hanya menganggapku wanita maya yang sama sekali belum pantas mengerti dan mengetahui seluruh dari hidupmu, kau tau?iya kau tau ... dan aku yakin kau pasti membacanya. kau memang laki - laki berbeda. diammu itu penuh perhatian kepadaku, hahaha tidak ... aku tidak ingin besar kepala dengan kau membaca statusku, aku tak ingin salah paham, dan besar hati ketika kau menjadikan aku penulis dalam blog cantikmu itu. tidak ... aku benar benar tak ingin pupus dan kandas dengan harapan di luar dugaan. kau pasti berfikir bahwa aku wanita yang aneh, menakutkan , dan tidak sabaran ,benar? sebenarnya aku sabar, sebenarnya aku tidak aneh, dan aku tidak menakutkan, hanya saja aku butuh sandaran, jika aku mempunyai sandaran dan teman mengobrol seperti dulu, aku pasti tidak seperti orang gila yang setiap hari menangis di depan leppy seperti ini. menikmati setiap sayatan yang menghujam. kau penah bilang hidup itu harus bahagia? iya? memang iya , hidup itu memang selalu bahagia , tidak usah di pikirkan berlebihan. tapi aku berbeda... aku tidak sperti wanita lainnya, tidak seperti wanita seusiannya.aku punya pola fikir yang berbeda, aku ingin kau memandangku sperti itu. tak perlu setiap detik bersamaku, tapi kau menghubungiku sehari sekali dalam harimu itu suda membuatku bahagia. melihatmu bahagia, akupun ikut bahagia. aku ingin seperti mu.... aku ingin hidup dengan orang yang bahagia sepertimu , karena aku ingin hidup sepertimu, selalu bahagia, selalu tertawa, selalu sempurna. tapi sampai sekarang entah mengapa tak ada yang mau dan rela membagi kebahagiaannya denganku, salah kah aku? karena aku tak pantas untuk itu? iya .... mungkin benar ...jika mereka enggan, karena aku terlalu memikirkan sesuatu yang bukan bukan. setidaknya ... aku bisa ... aku bisa mencoba mencari seseorang yang mampu membuatku bahagia. sebenarnya aku menemukan itu darimu, dari dalam dirimu yang mau memandangku, yang mau menemani hari hariku. terima kasih , terima kasih atas semua kata - kata yang kau berikan kepadaku, terimakasih telah kau lukiskan dan mengajarkanku betapa bahagianya hidupmu, dan menceritakan, betapa semangatnya hidupmu, dan tingginya keinginanmu. aku ingin sekali berbicara banyak hal denganmu, bukan tentang masalalu, bukan kah kita suda membahasnya dulu, dan kau berkata, tak pantas kita bahas laki - laki yang suda meninggalkanku, iya ... aku suda melupakannya,tapi terkadang aku masi wanita ... yang rapuh ketika memori itu datang secara tiba - tiba. maafkan aku yang membuatmu bingung dengan apa yang aku rasakan, tapi jika kau tau ... betapa bahagianya kau menemukanmu, betapa bahagiannya aku mengenalmu.dan terimakasih atas segala yang penah kau ucapkan kepadaku, semua itu akan terekam indah dalam otakku, dan menjadi sebuah doa, semoga akan terwujud di dunia nyata.

KEMBALI UNTUK SIPUTKU

Untukmu siputku , 
Tanganku tiba tiba geli, suda lama aku tak menulis tentangmu , teman kecilku. bagaimana kabarmu, siputku? suda lama sekali tak ku lewatkan hariku tanpa dirimu, tidak ... aku tidak mengharapmu untuk menghubungiku, atau menemaniku jalan- jalan seperti yang kita lakukan beberapa bulan silam. hahaha, masi saja aku mengingatnya , sandal jepit swallow yang kau berikan, masi ada , dia baik baik saja , sempat beberapa hari hilang, tapi ku temukan. sepertinya memang dia tak ingin bersamaku sepertimu. tak rindukah kau denganku? tak kau ingatkah aku yang pernah menangis kepadamu? dan tak ingatkah kau penah menyembuhkan lukaku? aku rindu .... sangat rindu.... 
aku rindu kita bersama , aku rindu kita tertawa, aku ingin mengulanginya , aku ingin bersamamu, meski tak seperti dulu, tapi spertinya kau enggan menerimaku. kau tak mau denganku, aku yang selalu cengeng dan membutuhkannmu. kau tau? aku selalu menangis ketika memandang sandal jepit yang kau berikan itu. bagaimanapun juga, kau telah membuat hidupku bahagia,kau telah menjadi satu dari bagiann hidupku. kau pernah menjadi milikku, kau ingat itu? kau pernah menjadi milikkku, dan aku tak akan mengusirmu dari memori otakku, aku tak bisa melupakanmu di setiap jengkal langkahku, setiap hembusan nafasku, setiap cucuran air mataku, mesti kau tidak penah memandangku, melihatku, dan menengokku lagi.20 maret 2013 , ketika kau menculikku, untuk beberapa waktu, mengajakku untuk menimati hidupku, beberapa waktu merasakan bahagia yang luar biasa denganmu. aku masih ingat itu .... aku masi sangat ingat itu. kau tau betapa bahagiannya aku? luar biasa bahagia, sholat magrib bersama, menikmati hujan, dan bercengkrama denganmu yang tak penah ada habisnya. saat itu, aku rasa aku jatuh cinta,... aku suda jatuh cinta kepadamu untuk kesekian kalinya, kau tau? aku mudah sekali jatuh cinta . aku suda bilang jika hanya kau obat ku satu satunya. tidak .... aku tidak menangis.... aku hanya menyesali karena sampai saat ini ,aku tak penah berkata kepadamu , bahwa aku mencintaimu, aku membutuhkanmu. bukan sebagai sahabat, teman, atau hanya pelarian, tapi aku mencintaimu, karena kau yang mngertiku, memahami setiap senti luka yang dia beri. kau membalutnya kembali. kau tau? tak ada teman , sahabat yang paling setia sepertimu, sampai aku jatuh cinta kepadamu. tak ada yang mau dan rela memapahku, dan menyembuhkan lukaku seperti yang kau lakukan kepadaku. aku benar- benar merindukanmu. mesti tak lebih dari 4 bulan aku bersamamu, kau telah banyak menggoreskan senyum indah dalam hidupku. 
kau membuatku hidup .... ya ... kau membuatku hidup seperti gadis normal lainnya.kau orang terjujur yang pernah ku temui, kau orang yang paling aku inginni, ya ... sepertimulah orang yang aku inginkan. tapi spertinya kau tidak penah menyadari, kau tak penah mengerti. atau kau tak ingin mengerti dan memahami. 
aku menginginkanmu .....aku memang tak lebih dari keledai dunggu yang menangis dan meronta kehadiranmu kembali menyapaku. tak seharusnya aku sperti ini.tapi aku benar - benar meraskan kehilanganmu saat ini. 
hari ini aku memimpikanmu, pertama kalinya aku bermimpi tentangmu, kau tau? aku masi penasaraan dengan alasanmu meninggalkanku, dan dalam mimpi kali ini, kau duduk disampingku, aku bertanya kepadamu, dan kau menjawabnya seperti apa yang ada di fikiranmu, dan alasan sama yang ku dapati.... boleh aku bertanya kepadamu, apa salahnya jika ayah dan ibu berpisah? kesalahan fatalkah itu denganku? jawab aku!!!!!! aku tak ingin dilahirkan dengan takdir seperti ini.tak ingin... tapi bisakah kau tak menghakimiku sperti ini .... memandangku .... dan memutuskanku dengan semaumu. kau tak tau betapa rapuhnya aku tanpamu, kau tak tau betapa tersakitinya aku tanpamu. tidak ... aku bukan orang yang selalu ccok dengan orang yang mendekatiku.tidak .... aku tipe orang yang memilih , aku tipe orang yang menyukai orang yang punya kecerdasan verbal diatas rata - rata ... dan kau punya dua duanya, kau punya kecerdasan iQ dan verbal yang diatas rata - rata . lalu salahkah jika aku jatuh cinta????? beberapa bulan lalu sudah ku tutup, tapi ketika aku merasa sendiri sperti ini, tiba tiba aku mengingkanmu lagi, menghias hari hariku, mendengarkanku, menemaniku, dan sestidaknya aku tenang bersamamu. betapa bodohnya dia yang meninggalkanmu, jika aku mampu meminta kepada Tuhan, aku ingin mengubah hatimu untuk mencintaku.

KAU

Ada yang bilang surga itu indah adanya
Ada yang berkata dunia itu teramat syahdunya
Gadis kecil menari dalam dawai peri
Mengiringi nyanyian dalam hati
Memainkan biola berwarna merah tua
Dengan senar tanggal termakan usia
Biramanya untukmu , sayangku
Menjadikan kisah kita sebagai liriknya
Menjadikan kenangan kita sebagai pusaranya
Kemarilah sayangku
Memberiku lilin merah jambu
Menyala dalam redupnya hatiku
Dekaplah tubuhku
Goreskan warna warna pelangi
Tanamkan benih benih kebahagiaan
Rendakan senyuman
Melukiskan secerca harapan
Anak adam berlari kecil dalam senandungnya
Berjalan diatas jembatan yang tanpa penyangga
Gengamlah tangannya agar sampai tujuannya
Perhatikan dia agar tak jatuh dalam dasar sungai yang mengeruh


TANPO NDARU

"tumetesing waspaku , aku titip kembang mawar biru .... openono .... minangka tanda katresnanku ..." lagune waljinah iku nyumengkling neng radio lawas rego selawe ewunan jaman mbiyen suwargi mbah kakung. aku muk ngunjal ambekan mbi nyawang srengenge sing wis cemetar nduwur. tak sawang tanduran ijo sing semilak neng ngarepku, angin sepoi sepoi sawah iku ancen iso gae pikiran ayem, masiyo sejatine pikiranku iki nek iso digambarno koyo gabah di interi , mawut koyo sego goreng sing biasane tak tuku saben malem minggu. ora mergo lagune sing gembeng terus aku melu cengeng, tapi aku lagi mikir tawarane pakde Agung sing ape ngejak aku neng Bandung  seminggu kepungkur " lha we ki ngopo? di jak neng Bandung, kok koyo ditari rabi ngunu nek mu leh nangisi?" pitakone pakde, karo nyawang aku sing lagi ngelapi umbel mbi luhku sing dleweran gak iso kebendung neng pipiku
" koe njaluk tak sekolahke? S1 jare? jurusanmu iku neng Ngawi ora ono Nduk?ono e neng kutho gede ...."ngendikone pakde mbi nyruput wedang ronde gaweane mbah putri,
"wis to ... sak njalukmu, sekolah neng ndi, ITB? UI? opo UNPAD? tak ragati ... tapi melu o aku, di enggo ngancani dek Sedah" aku isih meneng ndingkluk ora kuwoso nyawang pakde , senadyan iku pakde soko ibu, aku ora nate ketemu, ketemu paling setaun pisan iku yo pas riyoyo, iku yo ora nate aku sampe ngobrol cerito paling mung salaman terus ora ngopo - ngopo, nanging ujug- ujug aku di tari melu neng bandung, pisah soko ibu, mbah putri , mbak nila, terus aku urip mbi wong liyo? ora tak pungkiri , sejatine iki sing tak enteni , aku pengen kuliah neng luar kota , koyo konco koncoku liyo, nek ku ndongo awan wengi , sejatine muk pengen aku kuliah neng luar kota, aku pengen mandiri. iku sing tak idam idamno. tapi ora ngerti ngopo aku mikir ping suwidak njaran merkoro tawaran pakde iki.
" kerjo dalem pripun pakde? dalem sampun tresno dadi guru, ambakno gajine mboten sepinten" jawabku mbi misek misek
" nduk ... koe ki jik sukwan, piro to gajimu? 100? 200?? koe gak usah kerjo , tak cadong mben wulan 1 juta, isih kurang? mengko ibumu yo tak jatah soko kono" aku tambah misek misek nek ku nangisi, duduk kui maksdku duduk merkoro duit nek ku kerjo, tapi muridku... aku wis kadung tresno mbi murid muridku sing mben ndino iso gawe uripku werno werno.
" mboten mekaten pakde, dalem mboten saget kesah kalian ibu..."
" hahahahah, umurmu iku wis 20 tahun lhoh nduk, diluk engkas wis rabi, mosok nek rabi ape ngejak ibumu? la yo lucu to? ancen koe kuwi lugu" aku ijik ndingkluk misek misek , aku ijik gak kuoso nahan luhku iki, sejatine , ogak ibu sing dadi alasan ... tapi  Ndaru, opo iso aku pisah mbi deweke? aku wis setahun pacaran mbi bocah lanang sing kuliah jurusan ekonomi manajemen neng UMS iki.aku ngerti nek Ndaru ora mungkin iso pisah karo aku,Ndaru iku duduk tipe bocah lanang setia , aku ngerti lan paham sejatine, tapi aku tresno , aku wis kadung tresno karo Ndaru, ambakno ibu ora setuju, tapi aku arep ngenteni Ndaru siap lan bisa di tompo karo ibu.
" wis, saiki ... pikirno disik , pakde ora mekso kowe, tapi nduk pakde muk pesen siji neng kowe, "dunia iki luaaas nduk ... kejem ... keras ... ojo mbog tangisi karo nongas - nangis , kudu tatag". pakde ngerti sejatine kowe iki pengen metu soko kene to? pengen " mabur koyo manuk manuk sing neng nduwur" kowe iso nduk, pikiranmu gak bakal kebuka nek koe tetep angkrem neng kene"ngendikane pakde nuturi aku sajak ngerti karepku, aku muk abot karo Ndaru.
" Gak usah mbog pekso yen kowe ora lilo, pakde emoh gowo kowe , yen kowe jik cengeng nongas - nangis ae" ngendikone pakde nyawang aku misek - misek.
" wis... ndang raup kono, koyok bar tak jotosi ae kowe wi , bu guru kok nangis ... ora ono guru gembeng iku" guyone pakde, ben ngeneng ngeneng aku,aku banjur pamit neng jeding, ngelapi luhku mbi neruske nangisku, rasane atiku gak karu karuan , isih gak lilo nanging atiku pengen, rasane cita - citaku neng ngarep moto, aku garek ngrayuk tapi aku jik nganyih nganyih , atiku gurung pengen nggayuh ...
"nek aku dadi kowe, aku bakal budal neng Bandung" ngomonge mbak neng njobo jeding , sajak ngerti nek aku isih neruske tangisku.
" Ndaru ora iso njamin masa depanmu,kowe gurung karuan rabi mbi Ndaru to? mandak Ndaru yo rung jelas masa depane" tungkese mbak , diselangi suoro rajangan brambang. aku muk meneng, mbales mbi suoro gebyuran banyu sing tak enggo ngraupi raiku. rasane kudu kudu o aku nyemplung bak mandi, trus klesotan bengok bengok sak senengku, pikiranku bunek, pikiranku sumpek.... neng pikiranku eneke muk Ndaru, bocah lanang sing gae aku sampe lali marang ndonyoku , Ndaru sing marai aku mupuske cita - citaku
" Prawan kok senengane nglamun, koyok mikir negoro ae, BBM mundak ... yo ben mundak ... gak osa mbok pikir" kondone Mas Jalu mbuyarke lamunanku. aku mesem mbi nyawang Mas Jalu lagi ngincengi pemandangan karo dleseran.
" hahaha ora ... aku muk nyawang polahmu sing  ra karu - karuan iku"
" Ngopo? tarah golek engle sing apik kok " kondone mlaku, nyedaki aku lan lungguh neng jejerku.
" sing uwis ki yo uwis ... gak usah mbok pikir mene, tarah yo wis ngene ndonyo ki, penting ki bahagia" kondone mbi nduduli tombol kamerane karo nyawang hasile.
"modelmu mas ...bahagia iku saiki nek nduwe duit, nek ora nduwe nduit iku tetep ae loro ati , koyo kowe to gawene loro ati "sumaurku mbi ungkang ungkang sikil neng nduwur lincak. angine semilir... lumayan iso ngilangke atiku sing lagi gak karu karuan.
" Urip iku lho, lapo di gawe angel ,... wong urip , syahdune wes koyo ngene lho dek " kondone mbi nyawang aku, koyok bakul obat nyakinke pasiene
" nek kowe dadi aku mas, aku kudu piye mas?" pitakonku ujug ujug mbi nyawang lurus neng sawah sing ombone pirang pirang hektar neng ngarepku iku.
" menurutku? jupuken tawarane pakdemu dek , tapi kuliah o neng jogja , ngancani aku ..." kondone sok serius, tapi blas ra nglegakno
" kowe iku mesti kok mas ...., nek aku iso ngunu, aku luih mending njupuk neng solo, ben iso cedak mbi Ndaru" jawabku mbi nyawang  bocah lanang ireng manis neng sampingku
" Ndaru mene, wong bocah koyo ngunu lho , dek dek, ... mbog tresnani sampe koyok ngunu" kondone mbi tetep nyawang hasil kamerane
" yo ben no to mas ... jenenge wae tresno ..." sumaurku mbi mecucu
"wong lanang iku neng ndi ndi podo wae dek, wis to percoyo o karo aku, nek Ndaru iku yo gak se apik sing mbok pikirno iku..."
" kowe barang mas?"
" weeeh... ojo salah , aku ki bedo mbi wong lanang liyane,... ora ono Jalu koyo aku sak ndonyo" kondone mene , persis koyok seles klambi lagi mayoke dagangane.
" kumaat ... mulai kumaat bakul obat e ..." kondoku mbi nyengir ngerti polahe.
"la Ndaru wis ngerti nek kowe ditawari kuwi?" pitakone mas jalu
" iyo jelas mas ... aku ora iso mendem dewe ... "
"lha terus deweke piye?"
" ndukung mas, koyone malah ndukung banget, tapi ... aku ragu ... koyone atiku nganjel "sumaurku mbi nyekeli dodoku sebelah kiwo
"Lhah .. lhah ..sauranmu dek ... koyok neng telenopela kae lo " kondone mbi ngakak ngerti bentukku sok dramatis, padahal sejatine tarah atiku lagi tragis.mas jalu tarah angel diajak ngomong tenanan, yo kadang kadang nek bodonge lagi kumat, mesti menak di ajak ngomong. mungkin pas dino iki, lagi wae kumat , dadi koyone percuma lehku cerito lan njaluk pertimbangan.
"grrrrrtt .... " hapeku muni  Ndaru sms, ora ngerti ngopo atiku san soyo kekoyak neng dodo, atiku panas, pikiranku san soyo ora karu karuan.keadaanku sing koyo ngene, ora ngedemke , malah nambahi pikiranku sing gak iso nentremke ati.
"Sopo? Ndaru?" pitakone Mas jalu
" Iyo mas ... " jawabku
" Oo.... " sumaure sajak pengen ruh, neng sungkan ape takon isi smse
" Aku kudu budal nok solo mas sesuk esuk"
" Lha arep nyapo???"
" Njelasno neng Ndaru opo sejatine sing dadi keputusanku"
Tak tatakne atiku, tak sholati tahajud, istiqoroh , sampe tak hajad i dienggo nemu keputusanku, tak toto atiku, tak yakinke awaku yen Ndaru iku pilihanku, aku ora bisa ninggalke Ndaru, aku tresno mbi Ndaru. tak tunggu sampe deweke siap nglamar aku. bengi iki tak siapno alasan kanggo ibu, masiyo kudu ngapusi ibu mene, tapi aku kudu iso menyang solo, nemoni ganthilane atiku sing tak tresnani. aku pamit karo mbak Nila, soko saurane , sajake ora seneng yen aku menyang solo dino iki, tapi ora tak pikirno , aku tetep nekat budal menyang solo, rasane mripatku wis wuta koyo atiku, pikiranku, isine muk Ndaru.
Tak gas motor matic merk Mio werno ijo , sing setia ngancani aku. tak titipke menyang penitipan langganan, tak delok jam isih jam 6 luwih seprepat , perkiraan jam 8 an aku tekan kono, aku sengojo ora sms , ora ngabari Ndaru yen aku menyang solo. aku pengen gawe kejutan. aku yo pengen ngerti piye ekspresine yen aku teko ujug - ujug tanpo di nyono, bakal seneng sing tak bayangno.
Perkiraanku ora mleset , jam wolu luwih limo aku tekan UMS, howone isih adem ... srengenge jik isin - isin arep metu , tapi koyone , mendung dino iki, arep udan. tak cepetno nek ku mlaku sampe daerah Gonilan. tak pikir kesuwen yen ku mlaku, tak putusno aku numpak becak wae. karoneh ... yo sekalian pengen ngamal, mesakno nyawang tukang becak sing saiki soyo angel golek pangan goro - goro saben sak uwong nduwe motor.
koyo biasane aku mesti gowo bekal dienggo Ndaru, Ndaru paling seneng masakane Ibu, pas iki ibu lagi masak lapis, aku ngerti yen Ndaru seneng banget karo lapis, makane mau, aku ngapusi ibu , ( mene - mene ngapusi ibu ) aku pengen maem karo kanca kampusku. padahal nek wes tekan solo, aku muk nyawang Ndaru maemi masakane ibu. senenge atiku ... koyo - koyo aku dewe sing masak kanggo deweke.
aku mudun , tak bayar becake .... lawang kontrakan sih tutupan, aku wis kenal mbi koncone Ndaru sak kontrakan, aku yo wis kenal kabeh pacar- pacare, nek ketemu , wis koyo ibu PKK arep kondangan, ra enek enteke nek rame. tapi muk aku pacar sing paling adoh, tur jarang neng kontrakan, paling sesasi pisan, iku o yo gak nate nginep, paling muk teko isuk sore muleh. ora koyo sing liyane sampe nginep 5 ndino.
"ceklek" tak bukak lawang kontrakan , trus aku mblunus menjero. ora ono beneke, paling isih mlungker neng kamar, tak bukak lawang kamar sing di bukak setengah, rasane malaikat izroil nyabut nyowoku sak naliko iku. motoku koyo diculek, sampe kroso panas ra umum , dodoku sesek koyo di antem watu kali sing gedhine ora ngumumi.
" buukk ...." suoro tasku ceblok, mbuyarne adegan syur kui mau , trus pelakune nyawang aku.rosone luwih mending aku salah kamar, opo duduk Ndaru pelakune.
"Mira...." kondone Ndaru sing isih neng posisi ndekep wedokan sing setengah ora klamben kui.
aku muk matung , ora bisa muni apa apa , luhku dumadakan netes koyo waduk gajah mungkur sing jebol 4 tahun kepungkur. aku ora iso muni opo opo... aku muk ora kuwoso , campur ora percoyo opo sing tak delok saiki.
" Mir... aku ... aku .... " kondone Ndaru , mangkat ko posisine sing syahdu kui banjur marani aku.
aku jik matung ngingeri rupane wedokan sing lagi mbenake klambine sing wis ora nutupi bagian nduwur awake.
" koyone aku salah kamar ... " kondoku jupuk tasku, mbi ngelapi luhku ...mlayu metu soko kamar,
" Mir, aku iso njelasno ... Mir,... "
"ora ono sing perlu di jelasno" kondoku mbi mbenake tali sepatuku
" Mir.. engko disik to mir,... mengko disik, kei kesempatan aku njelasno"
" Gak ono sing perlu mbok jelasno!!!!" kondoku mbengok sak banter banterku , ben rodok nglegake atiku.
" Ora koyo sing mbok delok kui mau Mir.... aku ... aku muk ... "
" Muk kelooon mbi wedokan kuwi mau?????" kondoku soyo banter, saking gak iso ngempet emosiku
"Mir... engko disik ... aku iso njelasno" kondone mbi nyekel lengenku
" Ojo ndemek aku!!!!" kondoku mbi ngipatke tangane deweke
"Aku wis JIJIK mbok demek" kondoku mbi ngingeti rupane sing wis mentolo napuk nganggo godo gone arcone duryudono.tak kuatne atiku, iku jawaban cukup sing kanggoku ora bisa tak laleke sopo pikiranku, udan sing biasane nyenengke aku, saiki ngancani aku ngrasake loroku.aku mlaku turut ndalan, aku nangis ndrenginging, ngrosoke atiku sing koyo dicacah dadi limo, koyo di giling mbi truk tronton, dibanting soko gedung lantai pitu likur. Renyuk sak kabehane, tak kuatno nek ku mlaku, tak tatakno nek ku mlaku.masiyo wis gak kuat, tapi aku kudu ninggalno ... kudu ninggalno kuto sing gawe aku loro, aku mlaku turut pinggir ndalan, ora peduli sopo sing nyawang aku soko kadohan. Ndaru muk bengak bengok soko kadohan, nanging aku wis ra gape opo sing di omongke. aku tetep mlaku... setengah mlayu karo ngempet lorone atiku. sampe aku ora ngroso opo opo, adem banget .... keselku ilang ... koyo - koyo rasane aku lagi neng awang awang ... duwur eram ...
" dek .... tangi .... " suwarane mas jalu sayup sayup neng kupingku, 
tak cubo mbukak mripatku sak kuatku, rasane koyo di ganduli watu timbangan sekilo. irungku sing dileboni selang rasane isis, tur ganjel ora kepenak, tanganku rasane ketat, koyo ono sing ndlawer neng sisik kiwo, ono roso anyep neng tanganku. lemes awakku, koyo bar poso pirang pirang ndino.
" aku jalu dek ....iseh inget to?" kondone mastike pikiranku
aku muk mesem sak bisoku. tak sawang mbak nila , ibu, mbi mbah putri , Pakde Agung, dek sedah, mbi budhe dewi nyawang aku.
"Pakde ora mekso kowe, saiki tergantung awakmu,pakde wis ngerti ceritane soko mas jalu" kondone pakde ngayemke atiku
aku muk mesem ...
" kulo bidal pakde,... kulo pengen nderek pakde ... kesah saking mriki" koncoku mbi luh ra mandek dleweran neng pipiku.
pakde muk mesem " lha tapi pakde moh lo ,.. nek isih nangis ?" guyone pakde
aku muk guyu karo ngempet loro, sing nunjem neng rahimku.
" yawis ndang istirahat, ojo akkeh gerak ... " kondone pakde, mbi metu soko kamar, disusul mbi ibu, budhe dewi, lan mbah putri.
" dek ... ono opo?" kondone mas jalu sing isih penasaran mbi ceritaku
" ibu mbi mbah ibu ngerti ta nek aku budal solo?"
" iyo jelas ngerti wong sing gowo rene iku Budhe ndari kok"  kondone mbak, mbi ngringkesi sak gelas banyu putih lan obat obatku
" kandanono iku adekmu dek ... aku wis kesel, ngunu yo jik ngeboti Ndaru sing koyo ngunu" kandane mbak nila nyang mas jalu , mbi neonyor metu ko kamarku
" saiki cerito o neng aku , ko iso sampe koyo ngene awakmu?" kondone mas jalu lungguh neng jejer dipanku
" Ora ono opo - opo mas .... aku gak popo ..."
" ojo sok ngapusi, aku iki wis ngerti modelmu iku"
" Ndaru tetep ora setuju???" kondone mbedek sajak koyo mamah loren
aku muk mesem .. " kowe bener mas ... ancen ora ono wong lanang koyo awakmu sak ndonyo"
mas jalu muk mesem , sajak ngerti opo sing tak maksudno, tak lilakne Ndaru soko uripku,tak toto atiku,lan tak gayuh masa depanku. Tanpo Ndaru...


JANJI AIRA

"suda ku bilang tak usa menungguku , aku tidak akan mencintaimu, sampai kapanpun" kata Aira dengan nada datar dan memainkan hape samsung galaxy miliknya di atas meja.
" jawaban yang sama ,hahaha, suda ku duga , dengan alasan yang sama?" kata laki - laki yang suda memujanya bertahun tahun.
" entahlah .... tapi aku tak bisa menjalani LDR , (longdistant relationship) , aku tak mau di bodohi untuk yang kedua kali" jawab Aira dengan menghela nafas panjang.
" masi kurang cukup aku menunggumu bertahun tahun sebagai bukti cintaku padamu" kata laki laki itu dengan menatap tajam mata Aira yang tak penah sudi menatapnya.
"hahaha, menunggu? menungguku dengan menjalani hubungan dengan wanita lain , itu kau sebut menunggu dan setia?"
laki- laki itu diam....
" kau tak tau? aku juga mengamatimu, dan kau tau? berapa wanita yang menginboxku? memaki - makiku karena kau memutuskan mereka karena alasanmu adalah aku?"
laki laki itu masi diam menatapnya dengan penuh perhatian, dan mencerna setiap kata yang di ucapkan dari bibir mungil Aira.
" kau pikir aku menyukainya?kau salah!" kini Aira meninggikan nadanya, sedikit terbawa emosi.
laki - laki itu menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursinya. tak ada ekspresi marah diraut wajahnya, wajahnya datar , tak bersalah.seperti menonton opera kesukaannya.Aira diam dan tetap memalingkan wajahnya, mengatur nafasnya yang menderu karena emosi yang memuncak di ubun - ubunnya.
"Suda?" kata laki laki itu dengan melipat kedua tangannya di atas meja
Aira diam...
"aku mencintaimu ra.... suda berapa kali aku bilang aku mencintaimu...."
"kau tau? kata - katamu itu tak lebih dengan menggenggam berlian curian, dan kau berkata " bukan aku pencurinya", munak!"
" hahaha, kau memang sangat membenciku"
" aku tidak membencimu, tapi bisa kau tak menghantuiku?aku tidak mencintaimu, aku tidak pernah mencintaimu, sedetikpun" kata Aira dnegan tatapan keyakinan pada laki - laki itu
"aku akan membuatmu mencintaiku" kata laki laki itu dengan balasan mata yang tak kalah tajamnya dengan penuh keyakinan
"hahaha jangan buang buang waktumu untuk menunggu kereta yang belum pasti" jawab Aira
" apa kau tak menyadari? kenapa kau sampai sekarang belum mempunyai pengganti, setelah laki - laki yang begitu kau cintai dan menghianatimu itu, sampai saat ini"
Aira diam menatapnya ....
" Karena kau...tidak penah peduli dengan orang yang menyayangimu, dan kau tidak berusaha ,menghargai perasaan yang lebih pantas kau cintai" jawabnya dengan sedikit mendekatkan wajahnya kepada Aira.
" tapi aku masi lebih baik daripada kau, aku tidak menunggu kereta yang belum pasti, yang jelas aku tidak sebodoh dirimu"
laki - laki itu tersenyum " aku juga tak mengerti kau membuatku gila sperti ini, bukan tepatnya aku tergila gila denganmu"
"aku tak penah mengerti harus dengan bahasa apa aku berbicara denganmu, agar kau mengerti" kata Aira dengan nada lelah dan pasrah.
" hahahaha, mencintaimu itu, harus punya muka dan hati yang tebal," katanya dengan menyeruput kopi yang ada di depannya.
Aira masi diam, raut wajahnya jengkel dan lelah dibuatnya,
" mampirlah kerumah ....suda lama kau tak kerumah"Aira masi diam
" aku memenuhi janjiku, kau mengingkan ku bangunkan rumah?aku suda membuatnya masi belum sepenuhnya, tapi setidaknya dengan hasil kringatku demi kau"
Aira tersentak dengan kata - katanya,seperti ada yang menghantam mukanya, seperti ada rasa bersalah yang luarbiasa, seperti ada sesuatu yang perih di ujung hatinya. Aira diam dan tak bergeming, menatap laki - laki dengan tatapan nanar.
"beri aku waktu 2 thn lagi aga siap untuk kau tempati"
Aira tetap diam " aku ingin meminangmu 2 tahun lagi"
tersambar petir aira mendengarnya, matanya terbelalak , dan tak menyangka bahwa laki - laki ini yang tak penah dia pandang, kini benar benar menjadi laki - laki yang tak penah dia duga. Aira masi terbungkam dalam diamnya.berfikir dan memalingkan pangannya keluar jendela " jangan paksa aku menyakitimu terlalu dalam" kata Aira tiba tiba. " bukankah itu suda hobbymu? menyakitiku? memasang status bahagia di akun facebookmu, tidak penah membalas smsku, tidak penah mau mengangkat telfonku, apa itu tidak menyakitiku? sama saja Ra.... " ulasnya dengan memainkan kotak rokok yang berwarna merah hati di depannya.
"jika memang kau tersakiti, kenapa tidak pergi?" tanya Aira dengan nada dingin dan wajah yang masi mengambang menatap jalan yang dipenuhi lalu lalang mobil.
" bukankah aku sudah pergi 2 tahun yang lalu?dan sekarang aku kembali untukmu" katanya lagi dengan nada yang datar .. tenang .. dan masi saja dengan kesabarannya yang luar biasa.
" dan aku masi sama dengan 2 tahun yang lalu, aku belum mencintaimu ... "
"kau wanita keji yang penah kutemui"katanya dengan menatap Aira.
"memang ... aku memang keji,... jadi lebih baik tinggalkan aku dan pergilah wanita lain yang tak keji "
" tidak .... aku t menginginkanmu, aku hanya ingin wanita keji sepertimu"
Aira menatapnya heran dan benar benar kesal. laki - laki itu membuatnya seperti sedang beradu argumen yang tidak penah usai dan menemukan titik tengahnya.
" aku ingin kau , menangis kepadaku, aku ingin kau memujaku seperti yang kau lakukan untuk laki - laki tak tau dirimu itu"
"kau ingin membalas sakit hatimu itu kepadaku? suda ku duga apa yang ada di fikiranmu"
" hahahaha, aku bukan laki - laki bodoh Aira , aku punya hati .... aku ingin melakukan apa yang kau lakukan kepadaku"tungkasnya kepada Aira.
Aira tetap menatapnya tak disangkanya, spertinya laki - laki ini, memang benar benar gila , sangat sangat gila.
" kau suda gila...."
" kau yang membuatku gila ra..."kata laki - laki itu lagi.
" katakan kepadaku, apa yang harus ku lakukan agar kau mau menikah denganku? rumah? aku suda mulai membangunnya, dengan umurku yang masi 21 tahun ini , aku mampu membuat foundasinya saja , itu suda hebat menurutku, aku bangga dengan jerih payahku, dan harusnya aku yang pantas kau puja, bukan laki - laki KERE yang masi merengek meminta uang kepada orang tuanya. hahaha aku sangat mengenalmu ra, kau gadis mahal , aku tau aku tak bisa menyandingmu jika aku tak berkantung tebal" Aira tetap diam menatapnya, mendengar kata - katanya itu seperti pisau yang di tancapkan di atas daging ayam dan mencacahnya, perih, dan panas di telinga.
"Apa kau tau? ku pertaruhkan nyawaku, dengan segenap jiwaku, hanya untukmu, menikahmu, dan menjadikan kau milikku. aku selalu menangis membayangkan tubuhmu itu di sentuh laki - laki bukan diriku, aku selalu menangis membayangkan kau di cumbu rayu oleh laki - laki yang bukan diriku itu,dia tak sebanding denganku, aku lebih mencintaimu, aku lebih bertanggung jawab kepadamu! dia itu KERE ra , KERE!!, Dia tak patut bersanding dengan wanita berkelas dan punya intelektual yang tinggi sepertimu"dia menghela nafas, ku lihat matanya tajam , emosinya suda mulai naik di ujung bibirnya, yang membuat kata - katanya terlontar bebas seperti anak panah yang meluncur menembus dada kiri Aira.
" dan tak habis fikirku jika Aira yang ku kenal sekarang itu ,lebih bodoh dan lebih dungu darri perkiraanku, kau tak penah memandangku, karena aku kuli? iya? karena aku kuli yang mengumpulakan serpihan berlian di pulau kalimantan?? hahaha aku lupa jika kau adalah wanita terhormat yang tak mungkin menerima pinangan laki - laki berkasta rendah sepertiku" Aira menatap nanar , wajahnya memerah , entah apa yang ada di perasaanya , seperti rasa malu , rasa kesal menjadi satu.
"sudah??" jawab Aira dengan menahan sesak didada
laki - laki itu diam.... menatap Aira, sembari mengatur nafasnya.
"kau tau? kau ternyata memang benar - benar suda gila!"tungkas Aira beranjak dari tempat duduknya, dan pergi dan meninggalkan laki - laki itu.matanya mulai berair. pipinya dan wajahnya memerah. menundukan kepala dan mengekap hidung dan bibirnya.
"AKU AKAN MENAGIH JANJIMU, KAU SUDAH BERJANJI KEPADAKU, KAU BERSEDIA MENIKAH DENGANKU JIKA KU BANGUNKAN RUMAH UNTUKMU!AKAN KU TAGIH ITU RA .....!!!!" Teriak laki - laki itu seperti orang gila , dan tak mempedulikan tatapan semua orang yang tertuju kepadanya.Aira tetap pergi dan tidak memperdulikan apa yang laki - laki itu katakan.
***
" lalu mah? Aira akhirnya menikah dengan laki - laki itu?" tanya Senja , anak perempuanku yang sekarang suda berumur 21 tahun ingin tau.
" iya , akhirnya Aira menikah dengan laki - laki itu"
" bukankah Aira tidak mencintainya mah?" jawabnya masi penasaran dengan ceritaku
" tidak sayang, pernikahan itu tidak butuh cinta, kau tau itu ....? cinta akan tumbuh dengan sendirinya, dan Aira mencoba belajar mencintai laki - laki itu"
senja hanya menganggukkan kepalanya , " tapi tetap saja aku tak mau seperti Aira mah, aku ingin menikah dengan cinta" jawab Senja dengan meletakan kepalanya pangkuangku
" hahaha iya ... mamah doakan kau dengan Jendra kan sampai ke pelaminan, mamah juga suda cocok dengan Jendra" kataku sembari mengelus kepala anak perempuanku ini, wajahnya mirip denganku seperti dulu.aku berjanji tak akan membiarkanmu menikahi orang yang tak kau cintai, tapi aku juga tak akan rela kau menikahi orang yang tidak mencintaimu, itu akan lebih menyakitimu, aku ingin yang terbaik untukmu.
"aaamiieeennn,  emm .... Apa Aira bahagia ya mah , sekarang ?"
aku menatapnya dan tersenyum dan membelai rambutnya ....dan berkata " Semoga ...."

TERAKHIR UNTUKMU

kau datang lagi ....
mengusik mimpi yang ku jalani dalam tidurku kali ini...
masi saja dengan janji ...
masi saja dengan rayuanmu yang membuatku nyeri...
jangan mengangguku dengan rayuanmu ...
aku suda tak mau mendengar itu darimu ....
hatiku suda berbatu ...
membeku ....
tapi kau datang lagi ...
mengusik mimpi yang ku jalani dalam tidurku kali ini ...
ucapan yang sama ketika kita bertemu terakhir kali ...
dan ini jawaban yang tak pasti ...
permainan hati yang kau jalani itu membiru
menguap ...
melebur ....
dan hilang ditelan malam ....
menjauhlah dariku ...
menjauhlah dari tubuhku ....
aku suda tidak membutuhkanmu ....
lihat aku ....
aku mampu berdiri tanpamu ...
aku mampu menyangga tubuhku tanpa kau disisiku
tidak ....
tak perlu kau meninggalkan wanitamu ....
aku suda tak sampai hati untuk membalaskan dendam dan lara hatiku ...
aku tak sekeji yang ada di fikiranmu,...
apa aku masi kurang berbaik hati denganmu?
membiarkanmu masi menghirup udara ,
dan bercumbu dengan kekasihmu itu ...
lebih dari cukup untuk membuatmu lebih bahagia ...
jangan datang kembali kepadaku ...
jangan kau tengok luka yang mengering ...
aku suda tidak bisa ... aku tak bisa denganmu ...
memandangmu ....
sudah muaak rasanya ...
suda hilang rasanya ...
hilang di telan pekatnya malam....

 

MINGGU PAGI INI

" kau masi secantik dulu" katanya dengan memandang wajahku lekat lekat.
aku menatapnya dingin dan tak bergeming." kau juga tidak berubah, mulutmu masi saja selihai dulu ketika kau merayuku" kataku tanpa menatapnya dan mempermainan air yang mengembun di dinding gelas minumanku.
" hahaha, kau tau? aku sangat menyukaimu ketika kau sedang menggerutu, wajahmu itu yang membuatku rindu" katanya dengan memamerkan jajaran gigi yang tidak rata di hadapanku.
aku masi menatapnya dingin dan tak bergeming.rasanya aku geli melihatnya berkata seperti itu di telingaku, tidak nyaman, muak, dan sangat tidak nyaman.
"entah kapan kau akan berhenti dengan kata - kata menjijikanmu itu." kataku dengan menyeruput ice tea yang ada dihadapanku.
" hahaha, kau tak penah mau melegakan hatiku ketika aku memujimu...." katanya dengan mempermainkan batang rokok yang masi ada di jemari jenjangnya itu
" bagaimana kabar wanitamu?" tanyaku mengalihkan pembicaraan.
" siapa?"
" salah ... seharusnya kau tak bertanya siapa? tapi seharusnya kau berkata yang mana?"
" hahaha, kau masi cemburu denganku?"
" aku lebih memilih memikirkan bagaimana neil amstrong bisa sampai kebulan, daripada aku mencemburuimu."
" baik , dia selalu baik ... dan dia bahagia bersamaku" katanya dengan menyeruput kopi dingin yang ada di hadapannya
" syukurlah ... aku berharap juga sperti itu" kataku sambil menghela nafas panjang
" kenapa? kau iri dengannya? karena kau tak bersamaku sekarang, dan kau tidak bahagia?"
aku menatap matanya tajam , ingin rasanya ku tumpahkan ice tea yang ku minum ini dan ku ludahkan kemukannya saat itu juga. tapi ku urungkan , aku masi menjadi wanita elegan yang mempunyai etika ketika berada di depan umum.
" aku? iri? tidak .... aku tidak pernah bahagia denganmu,..."
"Jingga... Jingga ... kau tidak penah berubah, kau selalu menyembunyikan rasamu itu, gengsimu terlalu tinggi"
"Gengsi itu harga mati untuk mempertahankan harga diri, dan sebenarnya aku tidak sedang bergengsi , lebih ke pengakuan ... bahwa Tuhan memilih sesuatu yang tepat untukku , untuk tidak bersamamu"
raut wajahnya berubah seketika, ada rasa jengkel yang terpendam didalam benaknya, ya ... aku membaca raut wajahnya.
" jadi kau tidak bahagia denganku?"
"tidak ....aku tak penah berkata seperti itu jika aku bersamamu, aku merasa terbebani ketika aku bersamamu, harus meluangkan waktuku ... menyisihkan uangku... hanya untuk bertemu beberapa detik denganmu... sepertinya aku memang seperti keledai dungu ..."
" tidak ... kau pasti berbohong .... " tanyanya dengan menggenggam tanganku sebelah kiri
" tidak ... aku tidak pernah berbohong kepadamu ..." kataku dengan melepaskan genggaman tangannya dari tanganku.
" kau masi mencintaiku?"
" untuk apa kau tanyaka itu sekarang?"
" aku ingin tau ... apa kau masi mencintaiku? atau kau lebih memilih mencintai laki - lakimu?"
" jelaslah aku mencintai laki - laki saat ini daripada kau.... aku tidak memungkiri jika aku mencintaimu dulu lebih dari yang kau tau, tapi sekrang, cinta itu suda lebur menjadi abu yang tak berdebu"
"aku tak bisa merelakanmu untuk laki - laki itu"
" menurutmu? aku rela kau dengan wanitamu itu?"
" aku bisa gila membayangkan tubuhmu di sentuh laki laki lain"
" dan menurutmu aku tidak gila membayangkanmu bersama wanitamu , ketika ia bermalam bersamamu"
kataku dengan menatap matanya yang sayu ...
" egois!!!" kataku dengan menatap matanya dalam dalam . dia masi tetap diam dengan menundukan kepalanya.
" maafkan aku..." lirihnya dengan menatap memohon kepadaku
" terlambat .... aku suda pergi ...."
" tak bisakah kita kembali?aku ingin bersamamu lagi"
aku menggelengkan kepala " aku bukan wanita yang mau menjadi budak hati laki - laki sepertimu, aku bukan mainan yang kau butuhkan jika kau ingin bermain denganku, dan akan kau buang jika kau merasa bosan"
" aku akan meninggalkannya demi kau .... aku mencintaimu...."
aku membelalakan mataku, dan tertawa dengan lepasnya " tak habis pikir aku dengan pikiranmu, hahaha semoga dia beruntung mendapatkan laki - laki sepertimu...." kataku dengan menyeruput ice tea sampai habis tak tersisa. " lupakan aku, dan buang harapanmu, aku tidak akan kembali kepadamu" kataku sembari berdiri dari tempat duduku.
" aku mencintaimu .... aku lebih mencintaimu daripada dia" katanya dengan mencoba menggenggam tanganku.
" jangan menyentuhku...." kataku menatapnya tajam, dan dia mulai melepaskan tangannya pelan pelan
" oiya... katakan kepada wanitamu,... aku bahagia melihat kau bersamanya"aku meninggalkannya dengan kepedihan yang mendalam di hati,  menahan rasa perih yang menghujam.menyeka air mata yang tak penah kering dibuatnya.aku suda tak ingin melihatnya.aku suda tak mau mendengar namanya, aku suda cukup.... aku lelah ... aku lelah  tersakiti untuk kesekian kali.